Alhamdulillah, Kini Bisa Pulang ke Kampung Halaman nun Jauh

 

Oleh Fadhil Zubair Probolinggo, Musyrif Takmili

 

Izinkan kami untuk sedikit menceritakan kisah yang membuat kami kagum dan tertarik untuk menceritakannya. Yaitu tentang dua santri dari lembaga Takmili salah satunya dari kelas satu, yang lain dari kelas dua. Kisah tentang perjalanan pulang mereka yang menyentuh sanubari, mengetuk hati untuk lebih semangat lagi berthalabul ilmi, menegur jiwa untuk selalu rendah hati.

Pada tahun ini, kedua santri tersebut Allah ‘Azza wa Jalla berikan kesempatan untuk bisa kembali ke kampung halamannya di salah satu kota Provinsi Sumatera. Di mana pada liburan yang lalu salah seorang dari keduanya belum bisa pulang kampung.

Awal dari Perjalanan Panjang

Bermula dari permintaan pengurus lembaga Takmili untuk mengantarkan kedua santri ini ke terminal (karena perjalanan pulang mereka akan ditempuh menggunakan bus), kami menyanggupi permintaan tersebut. Dengan sepeda motor, saya membonceng salah satunya, sedangkan yang lain dibonceng oleh salah satu mudaris Takmili asal Blitar (Ust Hasan).

Pukul 11:15 WIB sebelum zuhur, kami bertolak dari ma’had menuju terminal. Jaraknya bisa ditempuh kurang lebih 15 menit. Tepat ketika sampai di terminal waktu zuhur tiba. Kami melaksanakan salat di masjid paling dekat dengan terminal.

Selepas salat, kami menghubungi kru PO bus yang akan mereka tumpangi, yaitu bus ALS (Antar Lintas Sumatera). Ternyata, pihak PO menginformasikan bahwa bus ALS akan berangkat sekitar pukul 14:00, berarti mereka harus menunggu dua jam lagi sampai bus berangkat. Waktu menunggu yang lumayan lama.

Merasa kasihan terhadap kedua santri ini, kami memutuskan untuk menemani mereka hingga bus berangkat. Selama menunggu, kami terus memberikan nasihat-nasihat kepada kedua santri ini, agar selalu bertakwa di mana pun mereka berada, memperbanyak zikir dan doa selama perjalanan, memanfaatkan kesempatan liburan untuk hal-hal yang positif. Tak lupa kami mengingatkan agar tetap awas dengan barang bawaan mereka yang sangat banyak itu (layaknya orang hendak pulang kampung dari negeri perantauan). Kami juga membawakan sedikit bekal untuk berbuka puasa di jalan.


Baca Juga: https://www.minhajulatsar.com/liburan-pesantren-momen-tuk-birrul-walidain/


Hati-Hati di Jalan, Semoga Dimudahkan untuk Kembali ke Ma’had

Hingga pukul 14:20, baru terdengar klakson dari bus yang akan mereka tumpangi, bertanda semua penumpang harus bersiap-siap karena bus akan berangkat. Barang-barang segera mereka masukkan ke dalam bagasi bus, kami ikut membantunya. Setelah usai, kedua santri itu berpamitan kepada kami.

Saat itulah, mata ini tak hampir kuasa menahan tangis, betapa tersentuh hati ini melihat perjuangan mereka, rela meninggalkan kampung halaman untuk jarak yang tidak dekat, dana yang tidak murah, dan untuk waktu yang tidak singkat. Kagum karena kedua santri ini pasti mengorbankan banyak hal untuk bisa sampai ke ma’had demi menuntut ilmu, sebagaimana hari ini mereka berjuang sekuat tenaga untuk bisa pulang kampung bertemu dengan handai tolan, merajut kembali tali silaturrahmi, merekatkan kembali hubungan persaudaraan.

Kami menjabat tangan mereka berdua, seraya berpesan; “Hati-hati di jalan, semoga Allah mudahkan antum untuk kembali ke ma’had.” Kami meminta maaf atas kesalahan yang pernah kami perbuat. Kami pun berpisah, seraya mengatakan:

مع السلامة وإلى اللقاء

“Semoga selamat dan sampai jumpa,” mengingat perjalanan mereka yang panjang. Setidaknya memakan waktu selama 5 hari.

 

Motivasi Kisah

Setidaknya, ada dua hal yang membuat kami tertarik menceritakan kisah ini:

  1. Semangat mereka berdua dalam menuntut ilmu agama. Rela mengorbankan banyak hal demi menggapai cita-citanya menuntut ilmu. Demikian yang kami nilai secara lahir dari mereka.
  2. Hendaknya kita semakin bersyukur kepada Allah atas segala kemudahan yang Allah berikan untuk menuntut ilmu agama.

Kami tutup kisah ini dengan hadis yang hendaknya menjadi motivasi bagi kita untuk terus berjuang dalam menuntut ilmu agama.

مَنْ سَلَكَ طَريقاً يَلتَمِسُ فِيه عِلماً، سَهَّلَ الله لَهُ بِهِ طَريقاً إلى الجَنَّةِ.

“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Wallahu a’lam bis-shawab, semoga bermanfaat.


Artikel Kami: Benarkah Nuzulul Quran Jatuh Pada 17 Ramadan?


 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.