Apakah Para Sahabat Nabi Tidak Bergembira Dengan Kelahiran Nabi Mereka?
Al-Imam asy-Syaukani rahimahullah mengatakan,
“Tentang Maulid, aku tidak mendapati sampai sekarang ada satu dalil pun yang menunjukkan kepastiannya, baik dari al-Qur’an, Sunnah Nabi, Ijma’, maupun Qiyas, tidak pula pendalilan.
Bahkan kaum muslimin sepakat bahwa maulid TIDAK ADA pada masa generasi terbaik (generasi shahabat), tidak pula pada masa generasi setelahnya, tidak pula pada generasi setelahnya lagi.”
(Al-Fath ar-Rabbani 2/1088)
Salah seorang tokoh sufi di zaman ini -yang mengusung dan menghasung adanya peringatan maulid nabi- mengatakan,
“Tidak layak seorang yang berakal bertanya “Mengapa kalian memperingati maulid?” Seakan-akan ia bertanya “Mengapa kalian bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad?”
Dari ucapan tokoh sufi ini, muncul pertanyaan,
Apakah kaum muslimin dari kalangan generasi terbaik umat ini tidak bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam karena tidak memperingati maulid?
Apakah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan para sahabat yang lain radhiyallahu anhum tidak bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam karena tidak memperingati maulid?
Apakah Hasan al-Bashri, Said bin al-Musayyib, Ali Zainal Abidin, dan ulama tabiin yang lain rahimahumullah tidak bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam karena tidak memperingati maulid?
Apakah Abu Hanifah, Malik bin Anas, asy-Syafi’i, dan Ahmad bin Hanbal rahimahumullah tidak bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam karena tidak memperingati maulid?
Kalau peringatan maulid nabi itu amalan yang baik, niscaya generasi terbaik ini pasti akan melakukannya.