Beriman Terhadap Surga dan Neraka
Oleh Fauzan Makasar dan Hudzaifah Medan, Takhasus
Beriman kepada Hari Akhir merupakan perkara yang wajib bagi setiap muslim. Mengimaninya termasuk salah satu rukun dari rukun iman yang enam. Bahkan perkara ini adalah salah satu dari permasalahan yang diingkari dan ditentang oleh orang-orang musyrik Quraisy, sehingga mengingkarinya termasuk dosa yang mengeluarkan dari Islam. Termasuk beriman kepada hari Akhir adalah beriman terhadap surga dan neraka.
Beriman terhadap Surga dan Neraka
Termasuk keimanan kepada Hari Akhir adalah, beriman terhadap surga dan neraka. Bahwa keduanya sudah ada saat ini, dan akan kekal abadi.
Allah Taala berkata tentang surga dan kenikmatan di dalamnya,
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“(Surga) Disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali-Imran: 133)
Kemudian Allah Subhanahu wa Taala berfirman tentang neraka:
أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
“Disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 24)
Di dalam kedua ayat di atas Allah menyebutkan bahwa neraka dan surga sudah disiapkan untuk orang mukmin dan kafir. Maka dari kata ‘disiapkan’ bahwa keduanya telah ada sekarang ini.
Baca Juga: Anak Zina Bisa Masuk Surga?
Surga dan Neraka Adalah Makhluk yang Kekal
Surga dan neraka adalah makhluk Allah Azza wa Jalla yang kekal abadi. Dalilnya adalah firman Allah Taala tentang surga dan penduduknya;
وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ اللَّهُ لَهُ رِزْقًا
“Dan barang siapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya.” (QS. ath-Thalaq: 11)
Garis bawah dari ayat di atas ialah pada kata ‘abadan’, yang dalam bahasa kita artinya adalah ‘kekal abadi selama-lamanya’. Ini sangat jelas menunjukkan kekekalannya.
Tentang neraka Allah Subhanahu wa Taala berfirman dalam surat al-Ahzab:
خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلا نَصِيرًا
“Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindung pun dan tidak (pula) seorang penolong.” (QS. al-Ahzab: 65)
Pada ayat ini juga, Allah Subhanahu wa Taala menggunakan kata ‘abadan’ seperti ketika Allah Azza wa Jalla berbicara mengenai surga.
Adapun dalil dari hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang surga dan neraka maka sangatlah banyak.
Kekekalan neraka sama dengan kekekalan surga. Allah Taala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam menerangkan demikian. Maka wajib bagi kita meyakini kabar dari Allah dan Rasul-Nya. Kita tidak boleh terbawa oleh keyakinan yang berbeda dan menyelisihi Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya alaihis shalatu wa salam.
Hati-hati Salah dalam Berprinsip
Inilah keyakinan yang benar. Inilah prinsip ahlus sunnah wal jamaah. Siapa yang menyelisihinya maka dia telah salah.
Kesalahan, apabila terjadi dalam masalah akidah dan manhaj (metode dalam beragama) tertentu, tak kita ragukan lagi bahwa orangnya telah sesat dan menempuh jalan yang menyimpang. Berbeda dengan kesalahan yang sebabnya karena kebodohan atau ketidaktahuan, padahal niatnya baik dan tulus, bersamaan dengan ijtihad (usaha) yang sungguh-sungguh, maka orang yang seperti ini mendapat uzur.
Tapi kesalahan tetaplah kesalahan; tercela dan harus dibenahi.
Penutup
Semoga apa yang sedikit ini menjadi motivasi bagi kita untuk lebih bersemangat lagi dalam mengenali agama ini, agar semakin jauh dari kesalahan dan terselamatkan dari kebodohan. Amin.
Artikel Kami: Nama-Nama Surga di Dalam al-Quran Beserta Maknanya