Bimbingan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam Saat Futur
Oleh Hannan Majid Purwokerto, Takhasus
Semangat yang menjulang tinggi dalam mengerjakan sebuah ibadah serta konsisten di atasnya pasti ada waktunya. Juga dengan rasa jenuh, tidak semangat, atau yang sering diistilahkan dengan futur pun pasti akan dijumpa pada suatu saat.
Demikianlah manusia, tidak bisa menetapi satu keadaan secara terus-menerus. Ada kalanya ia semangat, ada waktunya juga kemalasan dan bosan itu datang.
Bimbingan Saat Futur
Namun seorang yang beriman, ia tidak akan membuang sia-sia saat-saat malas itu untuk hal yang tidak bermanfaat, apalagi sampai membahayakan dirinya. Yang demikian karena ia tahu bimbingan baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengatasi situasi tersebut.
Ia mengerti bimbingan sang Nabi yang penuh kasih sayang kepada umatnya dalam sebuah sabdanya,
لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةٌ، وَلِكُلِّ شِرَّةٍ فَتْرَةٌ، فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّتِي، فَقَدْ أَفْلَحَ، وَمَنْ كَانَتْ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ فَقَدْ هَلَكَ
“Pada setiap amalan terdapat masa semangat, dan setiap masa semangat ada masa futur. Maka barang siapa yang masa semangatnya tetap berada di atas sunahku, sungguh ia beruntung. Dan barang siapa yang masa futurnya untuk selain itu, sungguh ia telah binasa.” (HR. Ahmad no. 6958)
Itulah bimbingan sang Nabi saat futur. Sang Nabi yang tidak mau membiarkan umatnya berada di atas kebingungan dan tak tahu arah. Bimbingan yang akan mengantarkan kepada keselamatan di dunia dan di akhirat.
Baca Juga: Sebab-Sebab Futur dalam Thalabul Ilmi
Melihat Diri Sendiri
Wahai saudaraku…
Mungkin kita sedang jenuh menjalani ibadah salat malam. Mungkin kita sedang tidak semangat dalam mengerjakan puasa sunah di hari Senin dan Kamis. Atau mungkin kita sedang tidak memiliki gairah untuk banyak membaca al-Quran, sedang tidak memiliki antusias dalam mengerjakan ibadah lainnya.
Apa yang kita lakukan di masa-masa tersebut. Apakah kita akan meninggalkan ibadah secara totalitas?! Apakah kita akan beranjak pada hal yang tidak mendatangkan manfaat bagi kita?!
Tidak, justru kita dituntut untuk mencari amalan yang akan mengembalikan semangat kita dalam beribadah sebagaimana yang sering dicontohkan oleh para salaf.
Bisa dengan membaca biografi para ulama terdahulu, perjuangan mereka dalam thalabul ilmi, kesabaran mereka dalam melakukan rihlah demi ilmu, semangat mereka dalam melakukan kebaikan, kepribadian mereka yang mrnginspirasi, dan seterusnya. Wallahu a’lam.
Insya Allah wa bi idznillah, dengan membaca kisah mereka, semangat itu akan datang.
Penutup
Semoga Allah selalu membimbing kita semua dalam menempuh jalan-Nya hingga ajal menjemput. Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa alihi wa shahbihi wa sallam, wal hamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Artikel Kami: Kuatkan Iman dengan Amal Saleh