Carikan udzur untuk saudaramu

jalan

 

Tidak ada manusia yang sempurna. Justru manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Salah pada perbuatan maupun tutur kata. Jika saudaramu salah, ingatkan dengan baik dan jangan kamu cela. Carilah udzur untuk saudaramu. Berikut penjelasan para ulama tentangnya,

 

قال أبو حاتم البُستي رحمه الله تعالى

الواجب على العاقل إذا اعْتذر إليه أخوه بجرم مضى، أو لتقصير سبق، أن يقبل عذره، ويجعله كمن لم يذنب

 روضة العقلاء (صـ ١٩٢

 

 قال أبو قلابة رحمه الله تعالى

إذا بلَغكَ عَنْ أَخِيْكَ شيء ٌ تكرهه ُ فالتمسْ لهُ عُذرا ،
فإن لم تجدْ له عُذراً فقُل: لعل له عذرا لا أعلمه.

 روضة العقلاء (صـ ١٩٣

 

قال الإمام ابن القيم رحمه الله تعالى

من أساء إليك ثم جاء يعتذر، فالتواضع يوجب عليك أن تقبل معذرته؛ حقاً كان أو باطلاً، وتكل سريرته إلى الله

وإذا رأيت الخلل في عذره فلا تجادله، وقُل: يمكن أن يكون الأمر كما تقول

 مدارج السالكين (٣٣٧/٢

 

?️Imam Abu Hatim al-Busty rahimahullah berkata:

Suatu kewajiban bagi seorang yang berakal mana kala saudaranya memohon untuk diberi udzur atas kesalahan atau kelalaian dia yang telah lampau, hendaknya ia menerima alasannya dan menganggap saudaranya seperti orang yang tidak bersalah padanya.

? Sumber : Raudhatul Uqala (hlm. 192)

 

?️Al Imam Abu Qilabah rahimahullah berkata:

Jika sampai padamu suatu berita buruk terkait saudaramu maka berusahalah untuk mencarikan suatu alasan untuknya, jika engkau tidak juga mendapatkan alasan untuknya, maka katakan : “mungkin dia memiliki alasan yang tidak aku ketahui”.

? Sumber: Raudhatul Uqala’ ( hal. 193)

 

?️Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

Jika ada seorang yang berbuat buruk padamu kemudian dia datang memohon diberikan udzur atas kesalahannya, maka bersikap tawadhu’ (rendah hati) merupakan keharusan atasmu, dengan cara menerima alasan yang dia bawakan, baik benar adanya ataupun tidak, engkau serahkan perkara batinnya kepada Allah.
Jika kemudian engkau melihat ada celah pada alasan yang ia bawakan, jangan engkau mendebatnya, namun katakan padanya : “Mungkin saja perkaranya seperti yang kau katakan”.

? Sumber : Madarijus-Salikin (2/337)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.