KETIKA ISIS BANYAK DIPERBINCANGKAN
Mengenal hakikat ISIS dan gerakan semisalnya beserta solusi syar’i dalam mengatasinya
Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Ulil Amri, pemerintah bekerja sama dengan alim ulama, merupakan dua unsur utama dalam upaya menciptakan kestabilan komunitas negara. Keamaan dan ketertiban masyarakat ditentukan oleh kedua unsur ini. Hal ini selaras dengan firman Allah ta’ala (artinya),
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Kalau saja mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, tentulah kalian mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kalian).” (Q.S. an-Nisa’: 83)
Oleh karena itu, di antara kewajiban pemerintah dan alim ulama adalah memberikan bimbingan, arahan dan nasihat kepada umat maupun masyarakat. Pemerintah dan alim ulama hendaknya bahu-membahu dalam menanggulangi segala hal yang mengancam ketertiban masyarakat, stabilitas keamanan bangsa dan negara. Termasuk isu teroris dan gerakan radikal ekstrim yang meresahkan warga, terutama orang tua, adalah bagian tanggung jawab yang harus dibendung oleh pemerintah dan alim ulama.
Islam merupakan agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Kehadiran Islam pertama kali di tengah-tengah masyarakat Quraisy jahiliyah mampu mengubah kehidupan yang keras dan tidak mengenal belas kasihan menjadi masyarakat yang lembut dan madani. Demikianlah Islam sebenarnya yang dibawa oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Hanya saja, di masa-masa yang jauh dari masa nabi Muhammad citra Islam tercoreng. Keindahan Islam mulai dikotori oleh paham dan pemikiran menyimpang. Di antara yang merusak Islam itu adalah paham radikalisme dan paham deradikalisme (liberalisme). Dua paham menyimpang ini benar-benar merusak Islam sehingga perlu untuk diwaspadai.
Beberapa bulan terakhir ini, masyarakat dunia digemparkan dengan munculnya tindakan ekstrim dan radikal yang berkedok jihad fi sabilillah. Aksi terorisme dan kekerasan yang dipertontonkan dalam berbagai media dikesankan sebagai bagian dari Islam. Warga sipil, wartawan, bahkan umat Islam sendiri menjadi sasaran pembunuhan. ISIS, Islamic State of Irak and Suriah (Negara Islam Irak Syria), yang baru-baru ini mendeklarasikan apa yang mereka sebut sebagai negara Islam adalah pihak yang mempelopori aksi brutal, teror dan tindakan radikal serta ekstrim tersebut.
Kini, ISIS, yang terakhir telah berubah nama menjadi IS (Islamic State), mengajak para pemuda muslim dunia, termasuk Indonesia, untuk bergabung dengan mereka. Kata-kata indah mengatasnamakan jihad dan Islam berhasil menipu banyak pemuda, bahkan kaum wanita, sehingga mereka tergabung dalam ISIS. Tidak sedikit pemuda Indonesia yang tergabung dalam organisasi maupun perorangan berangkat ke “medan jihad” Irak dan Suriah. Di samping itu, proses baiat (sumpah setia) sejumlah jemaah kepada ISIS juga diadakan di beberapa kota di Indonesia. Proses recruitment “mujahidin” juga semakin marak di beberapa daerah. Lebih daripada itu beberapa LSM, kelompok dan pergerakan dakwah di tanah air juga memberikan dukungan terhadap ISIS.
Benarkah ISIS sejalan dengan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin? Apakah jihad yang diserukan ISIS betul-betul jihad yang sesuai dengan al-Qur’an dan Hadits? Siapakah sejatinya ISIS? Bagaimana ideologi dasar mereka? Cara apakah yang bisa membentengi pemuda dari paham ekstrim radikal ISIS atau gerakan lain yang semisal dengannya? Oleh karena itu kami merasa terpanggil untuk membantu pemerintah menjelaskan kepada umat dan masyarakat terkait dengan gerakan ekstrim radikal ISIS dan gerakan-gerakan lainnya. Sekali lagi, ini semua adalah tugas dan tanggung jawab pemerintah dengan dibantu oleh tokoh agama.
Untuk menjawab berbagai pertanyaan di atas, maka Majelis Kajian Islam al-Ilmu Jember bekerja sama dengan Ma’had As Salafy Jember bermaksud mengadakan Kajian Islam Ilmiah yang bertemakan KETIKA ISIS BANYAK DIPERBINCANGKAN “Mengenal hakikat ISIS dan gerakan semisalnya beserta solusi syar’i dalam mengatasinya”. Adapun tujuan diselenggarakannya acara tersebut adalah di antaranya:
1. Menjelaskan kepada masyarakat, pelajar, maupun instansi pemerintah tentang seluk-beluk gerakan ekstrim radikal ISIS dan gerakan lainnya.
2. Menjelaskan ancaman bahaya gerakan ekstrim radikal tersebut.
3. Membantu pemerintah dalam menjaga ketertiban masyarakat dan stabilitas keamanan nasional dari bahaya gerakan ekstrim radikal.
4. Membentengi masyarakat, terkhusus generasi muda, dari pemikiran dan paham menyimpang dalam Islam semacam ISIS dan gerakan ekstrim radikal lainnya.
5. Memahamkan dasar-dasar pembinaan pribadi muslim, yaitu keyakinan yang lurus berdasar al-Qur’an dan Hadits dengan pemahaman para sahabat Nabi, sebagai asas pembentukan pokok jati diri muslim.
6. Menyadarkan masyarakat bahwa nama baik Islam akan terancam dengan adanya paham radikalisme dan deradikalisme (liberalisme).
Insya Allah pokok bahasan yang akan disampaikan dalam acara ini adalah di antaranya adalah:
1. Ideologi ISIS.
2. ISIS bukan gerakan yang baru saja muncul, akan tetapi telah ada sejak 1400-an tahun silam (masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).
3. ISIS hanya sekadar kemasan yang bisa berubah sesuai dengan waktu dan kondisi, sebagaimana gerakan ekstrim radikal lainnya semisal Ikhwanul Muslimin (IM), al-Qaeda, Jabhat al-Nusra (Front Pembelaan), Jaisy al-Hurr (Tentara Kemerdekaan), DI/TII, NII, Jamaah Ansharut Tauhid (JAT).
4. Ciri-ciri ISIS atau gerakan ekstrim radikal lainnya.
5. Bahaya gerakan ekstrim radikal terhadap ketertiban masyarakat dan stabilitas keamanan nasional.
6. Tokoh-tokoh nasional dan internasional yang memiliki paham ekstrim radikal.
7. Metode kaderisasi ISIS dan gerakan ekstrim radikal lainnya.
8. Cara penyebaran dakwah dan paham ekstrim radikal di masyarakat.
9. Jihad yang benar dalam pandangan Islam.
10. Tafsir Q.S. al-Maidah ayat 44 (artinya), “Barangsiapa yang tidak berhukum dengan hukum yang diturunkan Allah maka mereka adalah orang-orang yang telah kafir.”
11. Solusi penanggulangan bahaya paham ekstrim radikal.
12. Bahaya paham deradikalisme (liberalisme).
Kegiatan Kajian Islam Ilmiah ini insya Allah akan diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Ahad, 19 Oktober 2014/24 Dzulhijjah 1435 H
Pukul : 09.00 – selesai.
Tempat : Masjid Ma’had As-Salafy Jember.
Alamat : Jl. W. Monginsidi V/99 Sumbersalak, Kranjingan, Sumbersari, Jember. (Barat pom bensin Kranjingan)
Pemateri : Al-Ustadz Luqman bin Muhammad Ba’abduh hafizhahullah.
Demikian semoga acara ini bisa menjadi sumbangsih dalam upaya membantu pemerintah menciptakan ketertiban masyarakat, kestabilan bangsa dan negara. Semoga kegiatan ini juga bisa memahamkan masyarakat terkait dengan gerakan ekstrim radikal yang mengatasnamakan agama.
Washallallahu wa sallam wa barak ‘ala nabiyyina Muhammad, walhamdulillahirabbil ‘alamin.
NB:
Menurut rencana semula, kajian ini akan diadakan di Masjid Al-Mizan Pengadilan Negeri Jember, namun karena beberapa pertimbangan, akhirnya tempat kajian akan dipindahkan ke masjid Ma’had As-Salafy Jember. Mohon dimaklumi jika pamflet yang telah tersebar masih mencantumkan tempat kajian di masjid Al-Mizan. Jazakumullahukhairan wa barakallahufikum.