Dunia, ibarat wanita tua cantik

Oleh Maulana Lampung Takhasus
Cermati, siapakah wanita ini? Entahlah, yang jelas manis dan penuh pesona. Selalu menggoda siapapun yang mendekati dan memiliki harta berlimpah. Tidak ada yang terlepas dari godaannya sekalipun para raja dan para ulama, sungguh ujian besar yang tak terpungkiri.
Mungkin sebagian pembaca sudah menduga siapa gerangan wanita ini. Namanya adalah dunia. Ada setelah diciptakannya pena dan selalu dekat penyebutannya dengan langit. Terdapat berbagai keindahan yang menjadikan manusia terlena dan terpedaya. Dia diciptakan hanya dalam jangka enam hari.
Mengapa diperumpamakan seperti wanita tua?
Lantas mengapa dunia diperumpakan seperti wanita tua? Jawabannya telah dijelaskan oleh sepupu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma, beliau menuturkan, “Pada hari kiamat nanti, dunia dibentangkan dalam wujud orang tua berambut kelabu, berkulit biru, dengan taring-taring yang mencuat dan fisik yang jelek.”
Wanita tersebut memandang para makhluk. Para makhluk ditanya, “Apakah kalian mengenal wanita ini?”
Mereka menjawab, “Kami berlindung kepada Allah dari wanita ini.”
Dikatakan kepada mereka, “Dia adalah dunia, yang karenanya kalian bermusuhan, memutus hubungan kekerabatan, saling hasad dan saling membenci, kalian juga tertipu olehnya. Kemudian wanita itu pun dilemparkan ke dalam jahanam.”
Dia pun bertanya, “Wahai Rabbku dimanakah para pengikut dan golonganku?” Allah Ta’ala berfirman, “Susulkan juga para pengikut dan golongannya.”
Makna dunia
Secara etimologi bahasa, دنيا ‘dunia’ adalah isim tafdhil untuk muannats, adapun sifat mudzakar-nya adalah أدنى. Maknanya adalah yang sangat rendah. Dunia disifati dengan kerendahan, karena jika dibandingkan dengan negeri akhirat, sangat tampak jelas bandingannya yang sangat jauh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَلَمَوْضِعُ سَوْطِ أَحَدِكُمْ فِي الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Tempat cambuk salah seorang di antara kalian di surga, lebih dari dunia dan seisinya.” (HR. Ahmad)
Semangat dalam meraih kehidupan akhirat
Setelah kita mengetahui hina dan rendahnya dunia beserta isinya, mari ktia bersemangat meraih kehidupan bahagia yang abadi. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan di dalam ayat-Nya,
سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
“Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Hadid: 21)
Jadikan dunia sebagai jembatan tuk meraih kebahagiaan abadi!
Jangan sekali-sekali engkau jadikan dunia sebagai ambisimu! Namun jadikanlah dia sebagai jembatan meraih kehidupan kekal abadi. Wahai kaum muslimin! Sadarlah bahwa dunia adalah tempat persinggahan dan pencarian amal. Ingat dan siagalah! Banyak rintangan dan godaan yang siap menerkam.
Ingatlah akan hakikat dunia! Jangan kau dekati! Jika engkau dekati dan engkau kejar berarti engkau suka dengan nenek tua, wallahu a’lam.