Hati-Hati, Jangan Lakukan Ini Jika Tak Ingin Dosa Kecil Menjadi Besar

 

Oleh Abu Ridwan Fakhri Hadi Jember, Takhasus

 

Hati-Hati, Jangan Lakukan Ini Jika Tak Ingin Dosa Kecil Menjadi Besar

Para pembaca yang semoga Allah rahmati. Ketahuilah, bahwa di antara prinsip yang paten dalam syariat Islam nan mulia ini adalah meyakini bahwa dosa terbagi menjadi dua, dosa kecil dan dosa besar. Juga meyakini bahwa keduanya terlarang oleh syariat untuk dikerjakan, baik dosa kecil maupun dosa besar.

Sebagaimana pernyataan Imam Ibnul Qayyim rahimahullah: “Al-Quran, as-Sunah, serta kesepakatan para sahabat, tabiin setelahnya, dan para ulama bahwa dosa itu terbagi menjadi dosa besar (kabair) dan dosa kecil (shaghair).” [Al-Jawabul Kafi, hal: 223]

Namun, sebagian kalangan berani melanggar prinsip ini dan menganggap remeh perkaranya. Seolah ia tidak mengetahui bahwa ternyata dosa kecil yang ia anggap sepele bisa menjadi besar perkaranya.

Lantas hal apa yang menjadi sebab besarnya dosa yang mulanya ringan…? Mari simak pembahasan berikut.

 

Sebab Dosa Kecil Menjadi Dosa Besar

Setidaknya ada lima sebab yang dapat menyebabkan dosa kecil menjadi dosa besar. Sebagaimana kata Syaikh Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani rahimahullah dalam kitabnya Nurul Huda wa Zhulumatud-Dhalal hal. 334-335, beliau mengatakan:

“Akan tetapi, bisa saja dosa kecil tergolong dosa besar karena beberapa hal.” Di antaranya beberapa hal berikut:

 

Sebab Pertama

Terus menerus di atas dosa tersebut, sebagaimana dalam perkataan sahabat Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma:

لاَ كَبِيرَةَ مَعَ الاِسْتِغْفَارِ وَلَا صَغِيرَةَ مَعَ الإِصْرَارِ

“Bukan termasuk dosa besar jika diiringi dengan istigfar, dan bukan dosa kecil jika dilakukan terus-menerus.” (Fathul Bari karya Imam Ibnu Hajar 12/183)

 

Sebab Kedua

Menganggapnya remeh serta menyepelekannya. Dari sahabat Aisyah radhiallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Aisyah:

يَا عَائِشَةُ! إِيَّاكِ وَمُحَقَّرَاتِ الذُّنُوبِ، فَإِنَّ لَهَا مِنَ اللهِ طَالِبًا

“Wahai Aisyah, waspadalah engkau dari sikap meremehkan dosa, karena hal itu memiliki pertanggung jawaban di sisi Allah.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad, Imam Albani mensahihkannya dalam Silsilah as-Shahihah No. 513, 2731)

Begitu pula dari sahabat Abdullah bin Masud radhiallahu ‘anhu, beliau berkata:

وَإِنَّ الفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ

“Sesungguhnya orang yang fajir (sebutan untuk pelaku dosa besar) memandang dosanya seperti lalat yang sekedar hinggap di hidungnya.” (HR. al-Bukhari no. 6308)

Atsar di atas menunjukkan bahwa seorang yang meremehkan dosanya mendapat sebutan sebagai orang ‘fajir’.


Baca Juga: Amalan Sia-Sia Gara-Gara Dosa


Sebab Ketiga

Senang dan berbangga dengannya. Seperti perkataan seseorang: Coba kau lihat bagaimana aku merobek-robek kehormatan fulan, menyebutkan kejelekannya, mempermalukan, menipu dan mencuranginya.

 

Sebab Keempat

Ketika dia merupakan seorang alim yang menjadi panutan. Maka jika ia melakukan dosa kecil yang tampak di tengah manusia, dosanya akan menjadi besar.

 

Sebab Kelima

Jika ia melakukan dosa, kemudian terang-terangan dengan dosa tersebut. Karena seorang yang terang-terangan melakukan dosa (memamerkannya), maka ia tidak terampuni.

Sebagaimana sabda Nabi:

كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ، وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَة أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ، فَيَقُولَ: يَا فُلَانُ، عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ، وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللهِ عَنْهُ.

Seluruh umatku akan dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan (melakukan dosa -pent). Termasuk darinya adalah orang yang melakukan sesuatu di malam hari, kemudian ia memasuki waktu pagi dalam keadaan Allah telah menutupi dosanya. Namun ia berkata: Wahai fulan, semalam aku melakukan demikian dan demikian. Padahal Rabbnya telah menutupinya di waktu malam, namun di pagi hari ia membongkarnya.” (Muttafaqun Alaihi)

Selesai penukilan dengan sedikit penyesuaian dan tambahan.

 

Akhir Kata

Jika kita semua telah mengetahui penjelasan di atas maka sepantasnya bagi seorang muslim untuk menjauhi segala jenis dosa, baik yang besar maupun kecil, karena perkaranya tidak remeh.

Semoga Allah memberi taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua… Amin.


Artikel Kami: Mewaspadai Dosa Besar yang Tersembunyi


 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.