Jangan merasa aman!
Oleh Ikhwan Cirebon Takhasus
Seorang mukmin adalah mereka yang yakin akan kabar dan janji-janji Allah, sehingga mereka menjalani hidupnya dengan dipenuhi keesaan kepada-Nya. Lalu mungkinkah seorang yang kita lihat secara lahiriah dia beriman namun tidak menurut syariat? Seperti dalam firman Allah,
وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلا وَهُمْ مُشْرِكُونَ
“Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” (QS. Yusuf: 106)
Maka disana telah ada penjabaran dari syaikh Bin Baz dalam kitab “Majmu’ Al-Fatawa” jilid: 5 halaman: 355 mengenai hal tersebut. Beliau berkata,
“Para ulama semisal Abdullah bin Abbas dan lainya telah menjelaskan makna ayat ini, yaitu; bahwa kaum musyrikin ketika ditanya,”Siapa yang menciptakan langit dan bumi?” Mereka akan menjawab, ”Allah”. Namun tetap saja bersamaan dengan keyakinan ini mereka menyembah sesembahan lain -seperti; latta, uzza dan semisalnya-, meminta pertolongan, bernadzar serta menyembelih untuknya.
Mereka sebatas beriman kepada tauhid rububiyah yang terbatalkan dan rusak karna perbuatan syirik mereka kepada Allah, sehingga iman mereka itu tidak bermanfaat. Ambil contoh Abu Jahl dan yang semisalnya, mereka yakin bahwa Allah pencipta mereka, pemberi rizki mereka, serta pencipta langit dan bumi. namun yang demikian tidak bermanfaat bagi mereka karna mereka menyekutukan Allah dengan menyembah patung dan berhala. Inilah makna ayat di atas yang disampaikan para ulama.”
Penutup
Semoga yang sedikit ini bermanfaat dan semoga Allah menjauhkan kita dari syirik baik yang nampak maupun yang tak terbetik hingga kematian menjemput kita dalam keadaan kita baik. Amin Ya Allah, Ya Malik.