Keutamaan Rasulullah sang Utusan Allah

PEDULI TETANGGA, PEDULI SESAMA

 

Allah ‘azza wa jalla berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (45) وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا (46) وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ بِأَنَّ لَهُمْ مِنَ اللَّهِ فَضْلًا كَبِيرًا (47)

“Wahai nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi sekaligus pemberi kabar gembira dan peringatan. Dan sebagai penyeru manusia ke jalan Allah dengan izin-Nya sekaligus sebagai pelita yang menerangi. Sampaikan kepada kaum yang beriman bahwa mereka mendapatkan keutamaan yang besar dari Allah.” (QS. al-Ahzab: 45–47)

Dalam ayat lain, Allah ‘azza wa jalla menegaskan,

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا (40)

“Muhammad bukanlah bapak dari salah seorang di antara kalian. Akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Allah maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. al-Ahzab: 40)

Allah ta’ala juga berfirman,

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (107)

“Tidaklah Kami mengutusmu melainkan sebagai rahmat bagi alam semesta.” (QS. al-Anbiya’: 107)

Dalam sabdanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,

أَنَا أَكْثَرُ الْأَنْبِيَاءِ تَبَعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ.

Aku adalah nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari Kiamat dan aku adalah orang pertama yang akan mengetuk pintu surga.”[1]

Beliau juga bersabda,

أَنَا أَوَّلُ شَفِيْعٍ فِيْ الْجَنَّةِ لَمْ يُصَدَّقْ نَبِيٌّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ مَا صُدِّقْتُ وَإِنَّ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ نَبِيًّا مَا صَدَّقَهُ مِنْ أُمَّتِهِ إِلَّا رَجُلٌ وَاحِدٌ.

Aku adalah orang pertama yang akan memberi syafaat agar manusia masuk ke dalam surga. Tidak ada seorang nabipun yang dibenarkan oleh umatnya seperti aku dibenarkan oleh umatku. Sungguh, di antara para nabi itu ada seorang nabi yang hanya diikuti oleh seorang saja dari umatnya.”[2]

Dalam hadis lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

سَأَلْتُ رَبِّي ثَلَاثًا فَأَعْطَانِيْ ثِنْتَيْنِ وَمَنَعَنِيْ وَاحِدَةً سَأَلْتُ رَبِّي أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِيْ بِالسَّنَةِ فَأَعْطَانِيْهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُهْلِكَ أُمَّتِيْ بِالْغَرَقِ فَأَعْطَانِيْهَا وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يَجْعَلَ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ فَمَنَعَنِيْهَا.

“Aku meminta tiga hal kepada Allah. Dia mengabulkan dua hal dan menolak yang satu. Aku meminta agar Allah tidak membinasakan umat ini dengan musim paceklik yang panjang dan Allah mengabulkan permintaan tersebut. Lalu aku meminta kepadaNya agar Dia tidak membinasakan umat ini dengan bencana yang menenggelamkan mereka. Allah juga mengabulkan permintaan tersebut. Lalu aku meminta agar Allah tidak menimpakan pertikaian dan permusuhan antar umat ini, namun permintaan ini ditolak.”[3]

Dalam riwayat lain disebutkan,

وَسَأَلْتُهُ أَنْ لَا يُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَعْطَانِيهَا

“Aku meminta kepada Allah agar Dia tidak menguasakan kepada umatku musuh dari selain mereka maka Allah mengabulkannya.”[4]

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pernah menggambarkan sosok Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadis tentang peristiwa isra’,

وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَائِمَةٌ عَيْنَاهُ وَلَا يَنَامُ قَلْبُهُ.

“Beliau terpejam kedua matanya namun hatinya selalu terjaga.”[5]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah mengatakan,

أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ.

“Aku adalah pemimpin anak keturunan Adam pada Hari Kiamat dan orang pertama yang dibangkitkan. Saya adalah pemberi syafaat dan yang diberi izin untuk memberi syafaat.”[6]

Beliau juga pernah bersabda,

فُضِّلْتُ عَلَى الْأَنْبِيَاءِ بِسِتٍّ: أُعْطِيْتُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمُ وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُوْرًا وَأُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِ كَافَّةً وَخُتِمَ بِيَ النَّبِيُّونَ.

“Aku dilebihkan di antara para nabi yang lain dengan enam hal. Aku dianugerahi Jawami`ul Kalim. Aku diberi pertolongan dalam perang dengan dikirimnya rasa takut kepada musuh-musuhku. Ghanimah dihalalkan untukku. Bumi (tanah) pun dijadikan sebagai tempat sujud dan alat bersuci untukku. Aku diutus kepada manusia seluruhnya. Dan dengan diriku-lah risalah para nabi ditutup.”[7]

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

بُعِثْتُ مِنْ خَيْرِ قُرُونِ بَنِي آدَمَ قَرْنًا فَقَرْنًا حَتَّى كُنْتُ مِنَ الْقَرْنِ الَّذِيْ كُنْتُ مِنْهُ.

“Aku diutus dari keturunan anak Adam yang terbaik pada setiap generasinya, hingga sampai pada generasi dimana aku dilahirkan.”[8]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menegaskan,

مَثَلِيْ وَمَثَلُ الْأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِيْ كَمَثَلِ رَجُلٍ بَنَى بُنْيَانًا فَأَحْسَنَهُ وَكَمَّلَهُ إِلَّا مَوْضِعَ لَبِنَةٍ مِنْ زَاوِيَةٍ مِنْ زَوَايَاهُ فَجَعَلَ النَّاسُ يَطُوْفُوْنَ بِهِ ويَعْجَبُوْنَ وَيَقُوْلُوْنَ: هَلَّا وَضَعْتَ هَذِهِ اللَّبِنَةَ؟ قَالَ: فَأَنَا تِلْكَ اللَّبِنَةُ وَأَنَا خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ ـ

Perumpamaan diriku dengan para nabi sebelumku bagaikan seorang yang membuat sebuah bangunan. Ia memperbagus dan memperindahnya. Hanya saja ada sebuah celah seukuran satu batu bata yang kosong di salah satu sisi bangunan tersebut. Orang-orang mengelilingi bangunan tersebut lalu menjadi heran ketika melihatnya. Mereka bertanya kepada pemilik bangunan, “Mengapa tidak engkau tutup celah tersebut?” Ketahuilah, aku bagaikan batu bata tersebut dan aku merupakan penutup para nabi.”[9]

Beliau juga bersabda,

إِنِّيْ عِنْدَ اللَّهِ مَكْتُوبٌ: خَاتَمُ النَّبِيِّينَ وَإِنَّ آدَمَ لِمُنْجَدِلٌ فِي طِينَتِهِ وَسَأُخْبِرُكُمْ بِأَوَّلِ أَمْرِيْ دَعْوَةُ إِبْرَاهِيْمَ وَبِشَارَةُ عِيْسَى وَرُؤْيَا أُمِّيْ الَّتِي رَأَتْ حِيْنَ وَضَعَتْنِي وَقَدْ خَرَجَ لَهَا نُورٌ أَضَاءَ لَهَا مِنْهُ قُصُورُ الشَّامِ.

“Sesungguhnya aku tertulis di sisi Allah sebagai penutup para nabi ketika Adam masih dalam rupa tanah yang dicampur. Aku akan mengabarkan kepada kalian tentang permulaan diriku, doa nabi Ibrahim, kabar gembira yang disampaikan nabi Isa dan mimpi yang dilihat oleh ibuku ketika aku dalam kandungannya. Sungguh telah memancar darinya cahaya yang menerangi istana-istana di negeri Syam.”[10]

Simak kembali kisah yang terjadi ketika Jibril datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di gua Hira` lalu berkata kepadanya,“Bacalah dengan menyebut nama Rabbmu yang telah menciptakan.” Dengan ketakutan dan hati gelisah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pulang. Beliau lantas mendatangi Khadijah bintu Khuwailid seraya menceritakan apa yang telah terjadi.

“Sungguh, aku khawatir terhadap diriku, kata Muhammad.

Khadijah pun berkata, “Allah sama sekali tidak akan menelantarkanmu. Sebab, engkau adalah sosok penyambung silaturahmi. Engkau juga menanggung anak yatim. Engkaupun membantu orang yang tidak memiliki. Engkau juga suka menjamu tamu dan menolong orang yang membawa kebenaran.”

Khadijah lalu mengajak Muhammad untuk mendatangi Waraqah bin Naufal. “Wahai anak pamanku,” kata Khadijah, “dengarkan apa yang disampaikan oleh putra saudaramu ini.” Muhammad pun menceritakan apa yang dialami dan disaksikan.

Waraqah lalu berkata, “Itu adalah Namus (Jibril) yang Allah utus kepada Musa. Duhai kiranya aku diberi umur panjang. Jika saja aku masih hidup ketika nanti engkau diusir oleh kaummu.” Muhammad bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?” Waraqah menjawab, “Benar. Tidak ada seorangpun yang datang dengan membawa ajaran seperti yang kamu bawa melainkan ia akan dimusuhi. Andai kiranya aku masih bisa hidup pada hari tersebut pastilah aku akan memberikan pertolongan yang besar.”[11]

[1] HR. Muslim.

[2] HR. Muslim.

[3] HR. Muslim.

[4] HR. at-Tirmidzi dan an-Nasai. Sanad hadis ini disahihkan oleh al-Albani.

[5] HR. al-Bukhari.

[6] HR. Muslim.

[7] HR. Muslim.

[8] HR. al-Bukhari.

[9] HR. al-Bukhari.

[10] Disahihkan oleh al-Hakim, dan adz-Dzahabi menyetujuinya. Sebagaimana hadis ini disahihkan pula oleh al-Albani dalam alMisykah.

[11] HR. al-Bukhari dalam Kitab BadulWahyi.

 

Dinukil dari Kitab Quthuf Syamail Muhammadiyah Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu rahimahullah

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.