Khasiat Siwak Bagi Kesehatan Gigi dan Mulut

Khasiat siwak

 

Oleh Muhammad As’ad Umbulsari, Takhasus

 

Bisa jadi pembahasan tentang khasiat siwak telah begitu lekat di benak para pembaca. Begitu banyak tulisan, bahkan jurnal kesehatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang menjadikan siwak sebagai topik kesehatan unggulan (khususnya kesehatan gigi dan mulut). Sekaligus sebagai salah satu dari hikmah dan keajaiban sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

Apa Itu Siwak?

Siwak atau miswak adalah sikat gigi alami yang diambil dari ranting atau akar pohon arak (salvadora persica) yang lazim tumbuh di wilayah Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Tanaman pegunungan dari keluarga salvadora ceae ini memiliki ranting beraroma wangi. Kulit batangnya berwarna cokelat muda, bila dikelupas terlihat permukaan dalamnya berwarna putih, sedangkan akarnya berwarna lebih tua. Siwak terasa hangat dan agak pedas di mulut serta menyegarkan.

Serat kayu siwak sangat kuat, lembut, tahan lama, dan tidak keras. Serat ini mengandung banyak substansi kimia alami yang luar biasa bila dibandingkan dengan pasta gigi biasa. Juga, serat ini dapat berfungsi sebagai massage (pijatan) bagi gusi.

 

Siwak adalah sikat gigi alami yang ideal, mengandung banyak antiseptik. Siwak berfungsi sebagai sikat gigi, pasta gigi dan sekaligus sebagai dental floss (benang nilon multifilament) untuk membersihkan daerah yang sulit terjangkau sikat gigi. Artinya siwak dapat membersihkan gigi secara tuntas dengan menghilangkan sisa-sisa makanan di permukaan pangkal gigi.

Siwak mengandung banyak substansi bermanfaat, seperti serat selulosa alami yang banyak, kuat dan elastis meskipun menerima tekanan yang berat. Serat ini lembut dan bentuknya dapat menyesuaikan dengan sela-sela gigi untuk membersihkan sisa-sisa makanan tanpa merusak gigi.

 

Kandungan Zat Kimia dalam Siwak

Tanaman yang termasuk famili salvadoraceae ini mengandung senyawa klorida yang dapat menghilangkan noda gigi. Selain itu silica yang terkandung pada siwak bersifat membersihkan dan menghilangkan kotoran atau memutihkan gigi. Siwak juga mengandung tannic acid yang dengan izin Allah berfungsi sebagai antiseptik astringent yang mencegah dan menghentikan pendarahan gusi.

Kandungan lainnya adalah sodium bikarbonat, yaitu substansi alkaloid yang mengurangi karies (gigi berlubang). Sementara itu siwak juga mengandung sulfur yang mencapai 4,73% sehingga dapat mencegah pembiakan bakteri. Adapun kandungan zat pati dan resin pada siwak dapat membantu mengurangi viskositas saliva (kekentalan air liur).

Siwak juga memiliki zat bermanfaat berupa vitamin C dan sitostelor yang mampu mempercepat penyembuhan gangguan pada gusi dan memelihara pembuluh darah halus di daerah mulut dan gusi. Demikian pula kandungan lucotropaedin dan substansi-substansi atomatik menjadikan siwak memiliki aroma dan tata yang tajam, sehingga memberikan kesegaran dan bau yang harum di mulut.


Baca Juga: Sehat dengan Setengah Ayat


Tinjauan Siwak dalam Kitab Zaadul Ma’ad

Imam Muhammad bin Abi Bakr, Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan dalam kitabnya Zaadul Ma’ad, bahwa siwak biasa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam gunakan dalam berbagai keadaan. Bahkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menganjurkannya bagi umat. Hal ini sebagaimana dalam hadis:

لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاَةٍ.

“Seandainya aku tidak khawatir memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali sebelum salat.” (HR. Bukhari)

السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ

“Siwak itu menyucikan mulut dan diridai oleh Rabb kita.” (HR. Bukhari)

 

Dalam kitab yang sama pula, beliau menyebutkan bahwa siwak sarat akan manfaat. Di antaranya adalah:

  1. Menyucikan mulut.
  2. Membersihkan gigi dan memperkuat akarnya.
  3. Menguatkan gusi.
  4. Mengharumkan nafas.

 

Tips dalam Bersiwak

  1. Sebelum memakai siwak, buanglah sebagian kulit siwak pada ujungnya dan lembutkan dengan sedikit mengunyahnya untuk memisahkan serat-seratnya.
  2. Sebaiknya lembabkan siwak dengan air ludah agar tidak melukai jaringan mulut.
  3. Bila siwak mengering, Anda dapat melembutkannya lagi dengan merendamnya di dalam air bersih.
  4. Perlu Anda ingat, pakailah siwak dengan arah yang benar dan hati-hati, agar tidak mendorong terjadinya pengikiran gusi. Sebagian ahli berpendapat bahwa arah pemakaian sebaiknya lebih banyak dari sisi ke sisi, bukan arah atas bawah, karena dengan demikian gusi lebih terlindungi. Namun bila siwak yang kita pakai masih segar, selalu terjaga kelembapannya, dan kita kunyah dengan baik sebelum penggunaan, maka insyaAllah serat akan lunak dan tidak melukai gusi.
  5. Ujung siwak sebaiknya kita potong setiap kali hendak menggunakannya. Sebagaimana dalam riwayat Aisyah radhiyallahu ‘anha, sebuah kisah menjelang wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Aisyah berkata: “Abdurrahman bin Abi Bakr masuk menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika itu aku menyandarkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di dadaku. Abdurrahman membawa siwak yang masih basah, ia sedang membersihkan gigi dengannya. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus memandangnya. Aku pun mengambil siwak itu dan memotongnya dengan gigi serta mengunyahnya, kemudian aku menghaluskan dan melembutkannya, lalu aku berikan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membersihkan gigi dengannya.” (Muttafaqun ‘Alaih)

 

  1. Jangan lupa untuk membersihkan lidah dengannya, sebagaimana dalam hadis Abu Musa al-Asy‘ariy, “Aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika itu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang menggosok gigi dengan siwak basah. Ujung siwak itu ada di atas lidah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, terdengar dari beliau suara, “U’, U’” sedangkan siwak itu masih di mulut beliau. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti mau muntah.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Fungsi membersihkan lidah sangatlah penting, karena lidah adalah gudang mikroba (bakteri) terutama di bagian tengah dan belakang. Mikroba ini adalah sumber bau di mulut kita. Untuk mengurangi rasa mau muntah ketika menyikat lidah pegang ujung lidah dengan tangan yang bebas agar lidah anda stabil. Di samping itu usahakan ujung siwak tidak mengenai uvula (pangkal rongga mulut atas) dan dinding tenggorokan karena khawatirnya pusat rangsang atau refleks muntah di daerah tersebut terangsang.

Semoga bermanfaat.

 

Dari berbagai sumber.


Artikel Kami: Bersiwak Ketika Berwudu


 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.