Media dakwah menjadi salah satu sebab hidayah
Oleh Iqbal Hamdani Aceh Takhasus 2B
Wahai saudaraku…
Menyebarkan kebenaran dan berdakwah tidak harus dalam lingkup mengajar dengan lisan dan berkhutbah di atas mimbar, dakwah bisa disebarkan dengan berbagai media. Apalagi di era globalisasi zaman sekarang, menyebarkan ilmu lebih dipermudah. Di antara media-media dakwah adalah:
- Buletin
Di dalam buletin tertulis berbagai ilmu terkait kewajiban seorang anak terhadap orang tua, hadits, ayat al-Quran serta kewajiban para orang tua kepada anak-anaknya. Bisa jadi ketika engkau memberikan 1 buletin kepada temanmu, ia menjadi orang yang berbakti kepada orang tua.
Sehingga hidupnya dipenuhi dengan iman dan takwa, tidak hanya itu, iapun bangkit bersemangat untuk menimba ilmu agama. Betapa besar pahala yang engkau dapat, pahala ini tidak hanya mengalir kepada engkau saja, tetapi bisa dirasakan oleh ketururanmu, karena Allah menjaga itu semua.
Janganlah kita sibuk memikirkan keturunan yang kehidupan dunianya serba kurang, tetapi pikirkanlah akidahnya. Jangan sampai keturunan kita ada yang menjadi liberalis, hidayah memang bukan ditangan kita, akan tetapi Allah meletakkan sebab-sebab yang mengantarkan kepada hidayah, Allah memberikan berbagai jalan yang dengannya Allah bisa menjaga keturunan kita.
Jika hati ini lebih diwarnai dengan iman dan takwa, dengannya dimungkinkan dapat menyebarkan buletin dalam sepekan 10 buletin, karena kebanyakan orang mampu membeli beberapa makanan di warung yang nilainya melebihi buletin 10 lembar.
- Buku dan majalah
Jika engkau datang ke toko buku, coba bandingkan buku mana yang paling banyak. Apakah buku ahlus sunnah yang membimbing kepada tauhid dan sunnah atau buku-buku kebatilan?
Jika engkau seorang yang mempunyai semangat terhadap tauhid dan sunnah, pasti saat engkau keluar dari toko tersebut akan marah. Al-Qur’an dan sunnah direndahkan di dalam berbagai buku tersebut, ayat-ayat diselewengkan maksudnya. Wajib untuk kita marah (positif) yang melahirkan tindakan dan amalan positif.
Kisah orang-orang yang mendapatkan hidayah
Demi Allah, kita merugi jika tidak ada upaya dan semangat untuk menyebarkan ilmu. Dahulu ada seorang mengirim pesan ke redaksi majalah asy-Syariah, beliau mengatakan: “Saya dahulu adalah pengikut sebuah kelompok dan aliran ini itu.” Alhamdulillah akhirnya dia terbimbing ke jalan yang benar, setelah membaca majalah.
Kisah lain ada seorang yang hidup dengan riba, sebagai pegawai salah satu perbankan. Setelah membaca salah satu tulisan tentang haramnya riba, Allah tumbuhkan iman dan takwa kepadanya. Kemudian bangkit semangat imannya untuk bertaubat kepada Allah dan mencari rezeki yang halal dengan segala resiko.
Allah memberikan hidayah kepada istrinya untuk menerima keputusannya, bahkan sang istri diberi hidayah untuk memberi semangat kepada suami. Dengan sebab media dakwah, mereka mendapatkan hidayah.
Kisah lain ada seorang pendeta yang meninggalkan kekufurannya, jika dia meninggal dalam keadaan seperti itu, dia akan hidup di neraka selama-lamanya. Tatkala ia mendapatkan hadiah berupa majalah di dalam edisi berjudul “Turunnya Isa al-Masih ke dunia.” Di tulisan tersebut dibahas berbagai syubhat kaum Nasrani kemudian dibantah. Akhirnya dia selamat dari kekekalan di neraka dengan sebab membaca majalah, tentunya setelah kehendak Allah.
Bahu-membahu dalam menyebarkan ilmu
Betapa besar manfaat dakwah ini, apakah kemudian kita tidak akan bangkit atau terus hidup seperti ini. Menuntut ilmu sebuah amalan yang sangat besar, tapi tidak cukup hanya seperti ini. Harus ada upaya untuk bahu-membahu, ahlus sunnah sangat sedikit daripada kelompok yang ada dimuka bumi ini, akan semakin sedikit ketika masing-masing ahlus sunnah tidak ada upaya berta’awun di medan dakwah.
Bagi kaum wanita, juga bisa melakukan dakwah sesuai dengan batas-batas syar’i yang harus diperhatikan dan dijalani seperti mendakwahkan saudara, bibi, paman. Dengan kata-kata yang lembut lagi hikmah dan sikap yang sesuai dengan sunnah Rasul ketika berdakwah. Begitu pula dengan menelpon, kirim sms, buletin via pos, buku terjemah yang sesuai tingkat keimananannya, dll. Hal itu bisa dilakukan.
Tingkatkan keimanan dengan kepeduliaan
Tidak boleh kita diam, ahlul bathil sangat luar biasa gencarnya mencabik-cabik umat ini. Engkau lihat bagaimana kesesatan kelompok Ahmadiyah, Qiyadah Islamiyah. Masih saja diterima sebagian orang, bahkan dosen dan mahasiswa menerimanya. Luar biasa kesesatan itu dikemas sedemikian rupa.
Saudara kita menjadi mangsa, demi Allah, kita tidaklah beriman dengan sebenar-benar keimanan kalau kita tidak mempunyai kepedulian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga dia mencintai sesuatu untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai sesuatu untuk dirinya sendiri dari kebaikan.” (HR. al-Bukhari no. 13, Muslim no. 45)
Kita tidak ingin dilempar ke neraka, maka kita juga tidak ingin saudara kita dilemparkan ke neraka. Kita juga tidak ingin amalannya tidak diterima, sebagaimana kita juga tidak hal itu menimpa kepada diri kita.
Harapan
Semoga Allah menumbuhkan semangat di hati kita untuk berdakwah dan berbuat. Tidak kemudian ilmu itu hanya dicatat, didengar kemudian berbagai urusan dunia membuat kita lupa. Kondisi pada pekan yang akan datang sama dengan kondisi kita pada pekan yang lalu.
Perjalanan dakwah pada hari esok dan pekan depan tidak ada perubahan berarti dibandingkan perjalanan dakwah yang lalu. Di masyarakat kita ini masih banyak orang baik yang punya kemampuan untuk berbuat baik. Hanya saja al-Haq belum sampai kepada sebagian mereka atau tersampaikan akan tetapi tersajikan tidak semestinya. Apakah kita rela, apabila mereka menjadi mangsa kebathilan dan ahlul bathil?!!
1 Respon
[…] Baca Juga: Media Dakwah Menjadi Salah Satu Sebab Hidayah […]