Meraih Jannah dengan Nikmat Hidayah

Meraih Janah dengan Hidayah

 

Oleh Muh. Eko Jember, Takhasus

 

Dalam sebuah ayat, Allah subhanahu wa Ta’ala mengatakan:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللّه لَا تُحْصُوهَا

“Jika kalian mau mencoba untuk menghitung nikmat Allah Taala, kalian tidak akan mampu” (QS. Ibrahim: 34)

Tidak dipungkiri lagi bahwa ayat di atas mengingatkan kita semua tentang banyaknya nikmat yang Allah Taala karuniakan kepada para hamba-Nya. Sampai-sampai jika seorang hamba berusaha mengalkulasikannya, ia tidak akan sanggup.

 

Bagaimana tidak, segala nikmat yang kita rasakan, semua nikmat yang dapat kita saksikan, kedua mata yang dengannya kita melihat, telinga yang dengannya kita mendengar, lisan yang dengannya kita dapat berbicara, bahkan setiap hembusan nafas yang kita rasakan, itu merupakan bagian dari nikmat Allah Taala.

Dalam al-Quran, Allah Taala berfirman,

وَمَا بِكُمْ مِن نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ

“Dan segala nikmat yang ada pada kalian, itu datangnya dari Allah.” (QS. An-Nahl: 53)

 

Nikmat yang Paling Besar

Pembaca yang budiman, di antara nikmat Allah Taala yang besar lagi mulia ialah, nikmat hidayah untuk berpegang teguh di atas sunah Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dengan nikmat ini, seorang hamba akan meraih kemuliaan hidup di dunia dan di akhirat. Serta akan mengantarkannya menuju kebahagiaan yang hakiki, di kehidupan yang tidak ada kematian lagi setelahnya. Tidak tersisa lagi selain kebahagiaan yang kekal abadi. Itulah Jannah (surga) Allah Taala.


Baca Juga: Media Dakwah Menjadi Salah Satu Sebab Hidayah


Meraih Jannah dengan Hidayah

Nikmat hidayah juga merupakan salah satu sebab terselamatkannya hamba dari neraka Allah Taala. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alihi wasallam,

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

“Seluruh umatku akan masuk ke dalam Jannah kecuali orang-orang yang enggan. Para sahabat pun bertanya: ‘Siapa mereka yang enggan wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Barang siapa yang menaatiku ia akan masuk ke dalam Jannah. Dan barang siapa yang bermaksiat kepadaku dialah yang enggan untuk masuk ke dalam Jannah”. (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Beliau juga bersabda:

وَإِنَّ أُمَّتِي ‌سَتَفْتَرِقُ عَلَى ‌ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً» قِيلَ: مَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ قَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ: «مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي

“Umatku ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, seluruhnya akan masuk ke dalam neraka kecuali satu. Para sahabat bertanya, ‘Siapa satu golongan tersebut wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Mereka yang berjalan di atas apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya saat ini.” (Asy-Syariah lil Ajurri)

Yaitu orang-orang yang meniti jejak nabi Muhammad dan para sahabatnya.

 

Dunia Singkirkan Saja

Para pembaca sekalian, ini semua menunjukkan bahwa nikmat hidayah merupakan nikmat yang sangat besar dan mulia. Maka mari kita meraih jannah dengan nikmat hidayah.

Jangan sampai seorang hamba, terlebih yang mengaku sebagai salafi (pengikut salafus-Saleh) menukarkan nikmat hidayah ini dengan nilai-nilai duniawi.

Sungguh betapa hina dan rendahnya dia, tatkala menukarkan nikmat yang mulia dan besar ini dengan secuil nilai duniawi.

Semoga Allah memberikan keistiqamahan kepada kita semua di dalam meniti jejak Nabi dan para sahabatnya. Amin.


Artikel Kami: Kriteria Penduduk Surga


 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.