Orang tua, ujian untuk berbakti atau durhaka

 

Oleh Abdurrahman Ba’abduh Takmili

 

Alhamdulillah, Allah telah mengaruniakan kami kedua orang tua yang telah mengenal sunnah, semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga nikmat sunnah dari kita dan kedua orang tua kita hingga akhir hayat nanti. Amin ya Rabbal ‘alamin. Berikut ini adalah faedah seputar “Berbakti kepada orang tua”, meskipun faedah ini telah banyak didengar, namun perealisasiannya sangat sedikit.

 

Bersyukur diberi orang tua

Sudah sepantasnya bagi kita semua untuk mensyukuri nikmat yang Allah Ta’ala berikan, apalagi mensyukuri nikmat itu merupakan bagian dari ketakwaan kepada Allah. Di antara kenikmatan yang sangat besar adalah keberadaan kedua orang tua, dengan sebab merekalah Allah Ta’ala menjadikan kita terlahir di dunia.

Dengan cinta yang tulus mereka merawat dan kasih sayangnya terus dicurahkan tanpa letih. Mengasuh, menjaga, serta memberikan segenap perhatiannya kepada kita. Sungguh besar jasa kedua orang tua.

 

Besarnya hak kedua orang tua

Islam  mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada kedua orang tua, bahkan Allah Ta’ala menegaskan pada banyak ayat di dalam alQuran. Di antaranya Allah Ta’ala berkata,

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

“Sembahlah Allah dan jangan engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua kalian.” (QS. An-Nisa: 36)

Ayat di atas semakin menekankan besarnya kewajiban kita untuk berbakti kepada kedua orang tua. Karena Allah Ta’ala mengiringkan perintah berbakti kepada orang tua dengan mentauhidkannya. Padahal tauhid adalah kewajiban manusia yang paling besar terhadap Allah Ta’ala, yaitu beribadah kepada-Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.

 

Berbakti lebih utama dibandingkan jihad kifayah

Bakti kepada kedua orang tua termasuk amalan yang paling mulia dan paling dicintai oleh Allah Ta’ala. Sahabat yang mulia Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَيُّ العَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ: «الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا»، قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «ثُمَّ بِرُّ الوَالِدَيْنِ» قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: «الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ»

“Amalan apakah yang paling di cintai oleh Allah Ta’ala? Beliau menjawab, ”Shalat tepat pada waktunya.” “Kemudian apa lagi?” “Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.” “Kemudian apa lagi?” “Berperang di jalan Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 527)

 

Hadits di atas juga menunjukkan besarnya berbakti kepada kedua orang tua, bahkan mengalahkan jihad. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan berbakti terlebih dahulu dibandingkan berjihad. Sehingga cukuplah hadits ini menjadi motivasi bagi kita untuk berbakti kepada orang tua.

 

Bakti kepada orang tua berbuah surga

Allah Ta’ala akan memberi balasan surga bagi orang yang berbakti kepada orang tuanya. Surga dengan segala kenikmatan yang ada di dalamnya. Dalam sebuah hadits, Ibunda kaum mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ’anha mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نمت فرأيتني في الجنة فسمعت صوت قارئ, فقلت:من هذا؟ قالو: هذا حارثة ابن النعمان, فقال لها رسول الله صلى الله عليه وسلم: كذاك البر, كذاك البر, وكان أبر الناس بأمه

“Ketika aku tertidur, aku melihat surga. Tiba-tiba aku mendengar suara bacaan. Akupun bertanya, ‘Suara siapakah ini?’ Maka dijawab, ‘Haritsah bin an-Nu’man.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada ‘Aisyah, ‘Demikianlah bakti kepada orang tua (beliau mengulangnya dua kali). Haritsah bin an-Nu’man adalah seorang sahabat yang paling berbakti kepada ibunya.” (HR. Ahmad dalam musnadnya dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam shohih at-Targhib)

 

Perhatikan pula hadits berikut ini,

الوالد أوسط أبواب الجنة, فإن شئت فأوضع ذلك الباب أو احفظه

“Kedua orang tua itu adalah bagian tengah pintu surga. Kalau engkau mau, sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!” (HR. At-Tirmidzi dalam sunannya, dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam shahih at-Targhib)

 

Penutup

Demikianlah seharusnya sikap seorang anak untuk berbakti kepada orang tuanya, karena besarnya hak mereka. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan taufik kepada kita untuk berbakti kepada ayah dan ibu, sehingga kitapun mendapatkan keutamaan dari Allah. Wallahu ‘alam

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.