Pentingnya Keikhlasan dalam Menuntut Ilmu

Oleh Adam Jogja dan Muh. Naufal Jember, Takmili
Ikhlas merupakan syarat diterimanya ibadah, termasuk dalam menuntut ilmu. Yang mana, menuntut ilmu syar’i adalah jihad yang paling utama di zaman ini. Tapi, seberapa pentingnya ikhlas dalam menuntut ilmu?
Maka pada artikel ini insyaAllah kami akan membahas betapa pentingnya ikhlas dalam menuntut ilmu.
Ikhlas, Syarat Utama dari Semua Ibadah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Hanyalah setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang dia niatkan.”(Muttafaqun Alaihi)
Dari hadis di atas para ulama menyimpulkan bahwa keikhlasan adalah syarat dari setiap amalan agar menjadi sebuah ibadah yang Allah terima.
Ya, setiap orang yang ingin melaksanakan ibadah, wajib baginya untuk mengikhlaskan niat. Yaitu dengan mengharap wajah Allah balasan dari-Nya, serta Jannah-Nya yang kekal abadi. Inilah keikhlasan yang harus ada pada setiap ibadah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لَا يقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلَّا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا، وَابتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ
“Sesengguhnya Allah tidak akan menerima amalan kecuali yang ikhlas karena-Nya dan untuk mengharap wajah-Nya.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasai, Imam Al-Albani menghasankannya).
Pentingnya Ikhlas dalam Menuntut Ilmu
Sebagaimana ibadah-ibadah yang lain, keikhlasan dalam thalabul ilmi juga merupakan perkara penting. Setiap thalibul Iimi (penuntut ilmu) wajib baginya untuk ikhlas ketika ber-thalabul ilmi. Dengan itu harapannya dia akan mendapatkan keutamaan agung yang tak tertandingi. Sebagaimana pernyataan Imam Ahmad rahimahullah berikut:
العِلْمُ لَا يعْدِلُهُ شَيْءٌ لِمَنْ صَحَّتْ نِيَّتهُ
“Ilmu tidak ada yang menandingi keutamannya, bagi yang benar niatnya.” (Kitabul Ilmi karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah).
Dengan demikian, Thalabul ilmi Harus Ikhlas.
Baca Juga: Mana yang Lebih Utama, Menuntut Ilmu Syar’i Atau Salat Malam?
Ancaman Bagi Thalibul Ilmi yang Tidak Ikhlas
Seorang penuntut ilmu yang tidak ikhlas maka dia terancam dengan sabda Rasulullah ﷺ berikut:
منْ تَعلَّم عِلْمًا مِمَّا يُبتَغى بِهِ وَجْهُ اللهِ تَعالَى، لاَ يَتعَلَّمُهُ إِلَّا ليُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الجنةِ يومَ القيامةِ. يعني ريحَها
“Barang siapa mencari ilmu yang seharusnya dia cari untuk wajah Allah, namun dia mempelajarinya hanya untuk mencari sebagian kecil dari dunia maka dia tidak akan mencium aroma surga pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud)
Padahal dalam hadis lain disebutkan bahwa aroma Jannah itu bisa tercium dari jarak perjalanan 70 tahun. Lalu, jika berada begitu jauh dari al-Jannah, maka di mana lagi tempatnya selain an-Nar, kita berlindung kepada Allah darinya.
Hadits yang menyebutkan hal itu adalah sebagai berikut:
مَنْ طَلَبَ العِلْمَ لِيُجَارِيَ بِهِ العُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ
“Barang siapa yang menuntut ilmu dengan tujuan mendebat ulama, atau membodoh-bodohi orang-orang dungu, atau mencari perhatian manusia maka Allah akan memasukkannya kedalam An-naar.” (HR. at-Tirmidzi).
Thalabul ilmi harus ikhlas!
Manfaat Ikhlas dalam Menuntut Ilmu
Ketika membahas keikhlasan, mungkin perlu kiranya menyebutkan pula buahnya. Berikut termasuk dari buah keikhlasan:
- Akan terjaga dari Iblis. Hal ini sebagaimana pernyataan Iblis sendiri. Allah Taala berfirman:
إِلَّا عِبَادَكَ مِنهُمُ الْمُخْلَصِينَ قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِينهُمْ أَجْمَعِين
“(Iblis) berkata maka demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas.” (QS. Shad: 82-83)
Bahkan dengan ikhlas, dari fitnah terberat pun kita bisa terselamatkan -biidznillaah-. Allah berfirman ketika telah menyelamatkan nabi Yusuf dari godaan wanita:
إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
“Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih.” (QS. Yusuf:24)
- Keikhlasan dapat mempengaruhi kadar pahala yang didapat. Hal ini sebagaimana penjelasan di atas, bisa jadi seorang yang beramal tidak mendapat apa-apa karena keikhlasan dia yang sangat tipis.
Penutup
Dengan demikian, wajib bagi kita menjadi seorang thalibul ilmi yang ikhlas. Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang ikhlas mengharapkan wajah-Nya. Semoga Bermanfaat. Wallahu a’lam.
Artikel Kami: Jihad yang Terbesar Adalah dengan Menyebarkan Ilmu Syar’i