Seberkas Cahaya di Tengah Kegelapan

Cahaya Muhammad

 

Oleh Ghifari al-Farisi Jambi, Takhasus

 

Kegelapan terus menyelimuti bumi. Semakin hari, cahayanya semakin hilang dimakan kegelapan tersebut. Ya, kegelapan syirik yang terus merambat hingga menyentuh ujung-ujung bumi. Bersamaan dengan gelombang kebodohan yang menenggelamkan umat manusia. Tetapi manusia tak sadar akan hal itu, mereka terus menerus dalam keadaan yang demikian. Sungguh saat itu manusia dalam keadaan yang paling buruk.

Seperti itulah gambaran kondisi di masa Jahiliah sebelum datangnya ajaran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

Lalu, Allah dengan kasih sayang-Nya tidak ingin membiarkan hamba-Nya begitu saja, Allah ingin memberikan cahaya yang akan menghilangkan hitamnya gelap kesyirikan dan kebodohan. Cahaya tersebut akan menyinari bumi hingga ke ufuk-ufuknya, sehingga manusia akan tersinari olehnya.

Allah melihat seluruh hamba-Nya, memandang dan menyeleksi di antara mereka. Allah memilih lagi di antara mereka. Pilihan itu jatuh kepada seorang pria yang akan menjadi pemimpin umat manusia. Melaluinya Allah akan menyinari bumi dengan cahaya tauhid.

 

Nabi Muhammad Sang Utusan

Dia adalah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam . Seorang pria terbaik dari yang terbaik di antara seluruh manusia. Pria dari keturunan dan keluarga yang mulia. Dia tidak terpengaruh oleh rusaknya orang-orang di sekitar. Bahkan sangat heran dan tidak suka melihat apa yang dilakukan kaumnya.

Berbagai keburukan dan kejelekan mereka perbuat, yang paling buruk adalah menyembah bebatuan, pepohonan, dan benda-benda mati. Beserta kebobrokan moral dan kerendahan akhlak lainnya.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi menyendiri dari kaumnya. Menaiki bukit dan menyendiri di dalam sebuah gua merenungi apa yang dilakukan kaumnya. Di saat pengasingannya yang terakhir, di dalam kegelapan gua, ada suara yang memanggilnya. Ternyata itu adalah Jibril shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membawa wahyu dari Rabbnya kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

 

Allah telah memilihnya sebagai Nabi dan Rasul yang akan membawa umat manusia dari kegelapan menuju cahaya. Rasul yang akan membawa mereka menuju negeri kebahagiaan.

Allah Taala mengutusnya dengan petunjuk dan agama yang hak, agama Islam sebagai rahmat bagi alam semesta. Allah akan memenangkan dan meninggikan agama ini di atas seluruh agama dengan hujjah, penjelasan dan jihad. Sehingga Islam akan tinggi di atas semua musuhnya yang Arab maupun nonarab, yang beragama musyrik maupun ateis. Islam adalah cahaya tauhid.


Baca Juga: Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam Sang Utusan


Perjuangan Sang Utusan

Rasullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  mulai berjuang dan menyebarkan Islam bersama para sahabat yang beriman kepadanya. Berbagai ujian dan rintangan mereka terima. Diganggu oleh kaumnya sendiri dan terusir dari kampung halaman, tetapi itu semua tak membuat mereka menyerah, mereka terus menyebarkan cahaya Islam.

Hingga akhirnya Allah Taala memberikan kemenangan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Islam ketika Fathu Makkah. Orang-orang berbondong-bondong masuk ke dalam Islam. Rombongan suku-suku di Jazirah Arab datang silih berganti kepada beliau untuk menyatakan keislaman. Akhirnya cahaya Islam pun bersinar terang di jazirah Arab.

 

Beberapa tahun kemudian Rasullah wafat, para sahabatnya melanjutkan misi dakwah beliau. Mereka, di bawah panji khalifah membuka berbagai kota di luar Arab. Menyingkirkan Romawi dan Persia, dua negeri adidaya kala itu.

Begitu pula kaum muslimin setelah para sahabat, mereka terus menyebarkan cahaya Islam hingga tersebar di ujung barat dan ujung timur bumi. Islam benar-benar menang dan jaya di atas seluruh agama. Cahayanya sebagai rahmat untuk alam semesta menyinari bumi setelah sebelumnya di liputi kegelapan. Allah Taala berfirman:

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا

“Dialah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak, agar dimenangkan-Nya atas seluruh agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (QS. Al-Fath: 28)

 

Cahaya Islam Sepeninggal Rasul

Allah di atas arsy-Nya menyaksikan segala sesuatu, menyaksikan semua perbuatan hamba-Nya, perjuangan Rasullah, para sahabat, dan kaum muslimin dalam menyebarkan cahaya Islam. Allah menolong mereka melawan musuh-musuh-Nya dan akan membalas amalan saleh mereka.

Waktu terus berjalan. Umur alam semesta semakin tua, Hari Akhir semakin dekat. Sinar cahaya Islam mulai redup. Hanya sebagian kecil umat yang masih membawanya dan berusaha menyebarkannya. Mereka bagaikan sehelai rambut putih pada kudu yang berwarna hitam. Merekalah ahlus sunnah wal jamaah, kelompok kecil yang selamat di tengah-tengah umat manusia yang rusak. Mereka tetap mendakwahkan Islam yang hak kepada manusia. Rasullah saw bersabda:

((لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ. لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ ‌خَذَلَهُمْ. حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ)

“Akan terus ada satu kelompok dari umatku yang akan terus jaya di atas kebenaran. Orang-orang yang menyelisihi dan menelantarkan mereka tidak akan membahayakan mereka sampai tegaknya Kiamat dalam keadaan mereka terus seperti itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Cahaya Islam yang hak akan tetap terus bersinar walaupun yang membawa cahaya tersebut hanya segelintir orang. Sampai akhirnya padamlah cahaya itu dengan wafatnya para pembawanya ketika dekat Hari Kiamat.

Semoga Allah Taala menjadikan kita sebagai pembawa cahaya itu, lalu menyinari hati kita dan orang lain. Amin… Wallahu a’lam.


Artikel Kami: Inilah 8 Kekhususan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam


 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.