‘Umar bin al-Khaththab

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Aku masuk ke dalam Jannah, tiba-tiba aku melihat sebuah istana dari emas. Maka aku bertanya, “Milik siapakah istana ini?” Mereka menjawab, “Milik seorang pemuda.” Maka aku menyangka bahwa akulah yang dimaksud. Maka aku kembali bertanya, “Siapakah dia?” Mereka menjawab, “Umar bin al-Khaththab.” (HR. At Tirmidzi, shahih)

Nama, Kelahiran dan Sifat Beliau

Nama beliau adalah ‘Umar bin al-Khaththab bin Nufail bin Abdil ‘Uzza bin Riyah bin Abdillah bin Qurth bin Razah bin ‘Adi bin Ka’b bin Lu’ay al-Qurasyi al-’Adawi. Kunyah beliau adalah Abu Hafsh atau Abu Abdillah.

Beliau diberi gelar oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dengan al-Faruq (pembeda) karena setelah beliau masuk Islam, beliau mengumumkannya secara terang-terangan sementara yang lain menyembunyikan keislaman mereka. Maka sejak saat itu terbedakan antara kebenaran dan kebatilan.

Beliau dilahirkan 13 tahun setelah terjadinya penyerangan pasukan gajah ke Ka’bah yang dipimpin oleh Abrahah. Beliau adalah seorang yang berperawakan besar, tinggi, berkulit putih, hitam rambutnya, lebat jenggotnya, rajin bekerja dan sedikit tertawa.

Beliau adalah seorang yang mudah menangis. Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa suatu hari beliau membaca surat Yusuf dalam shalat shubuh. Maka ketika sampai pada ayat, “(Ya’qub) berkata, “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.” (Yusuf: 86) Beliau menangis. Dan tangisan beliau terdengar sampai shaf belakang. (HR. al -Bukhari)

Ya, demikianlah kelembutan hati sang Amirul Mu’minin. Begitu mudah dirinya meneteskan air mata.

Beliau adalah orang yang rajin dan bersungguh-sungguh dalam beribadah  baik yang wajib maupun yang sunnah, seperti melaksanakan shalat malam sampai akhir waktu, puasa, shadaqah, melaksanakan haji setiap tahun, melaksanakan jihad bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan sepeninggal Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam di berbagai medan tempur dan berhasil membuka banyak negeri dan kota. Beliau adalah orang yang tawadhu’. Beliau tidak segan-segan membawa tempat air di atas pundaknya.

Profil Beliau di dalam Taurat dan Injil

Suatu ketika ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu melewati para uskup (pendeta Nashara) kemudian beliau berkata, “Apakah kalian mendapati sesuatu tentang kami (sahabat) di dalam kitab-kitab kalian?” Maka mereka menjawab, “Kami mendapati sifat-sifat kalian dan amalan-amalan kalian namun kami tidak mendapati nama-nama kalian.” Umar berkata, “Bagaimana kalian mendapati tentang diriku?” Salah seorang mereka berkata, “Tanduk dari besi.” Umar berkata, “Tanduk dari besi, apa itu?” Dia mengatakan, “Seorang pemimpin yang kuat.” Umar berkata, “Allahu Akbar, Alhamdulillah.” (HR. Abu Dawud)

Doa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk Keislaman Umar

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah berdoa, “Ya Allah, muliakanlah Islam dengan orang yang lebih Engkau cintai dari 2 orang yaitu Abu Jahl atau Umar bin al-Khaththab.” Abdullah bin Umar berkata, “Dan orang yang lebih Allah cintai adalah Umar.” (HR. Tirmidzi, shahih]

Umar bin al-Khaththab masuk Islam pada bulan Dzulhijjah tahun ke 6 dari kenabian dalam  usia 26 tahun. Beliau masuk Islam setelah hijrahnya para sahabat ke negeri Habasyah. Masuknya Umar ke dalam Islam telah memberikan berkah (dengan izin Allah l)terhadap perkembangan Islam di kemudian hari. Para sahabat tidak lagi diliputi oleh rasa takut dan khawatir. Keislaman beliau menjadi tamparan yang menyakitkan bagi kaum musyrikin.

Al-Imam adz-Dzahabi menyebutkan bahwa ketika Umar radhiyallaahu ‘anhu masuk Islam, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memukul dada beliau sebanyak 3 kali kemudian mengatakan, “Ya Allah keluarkanlah rasa dendam dan dengki dari hatinya dan gantikanlah dengan keimanan.” (Lihat Tahdzibut Tahdzib)

Keutamaan Umar setelah Keislaman

Di antara keutamaan ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu setelah masuk Islam ialah:

• Beliau diberi keutamaan oleh Allah subhaanahu wa ta’aalaa bahwa telah turun beberapa ayat yang mencocoki pendapat beliau dalam sejumlah permasalahan yang terjadi ketika itu.

Disebutkan di dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari sahabat Anas bin Malik bahwa Umar berkata, “Aku telah diberi taufik oleh Rabb-ku dalam 3 hal:

1. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, kalau seandainya engkau menjadikan tempat shalat di Maqam Ibrahim (sebuah batu sebagai tempat pijakan kaki Nabi Ibrahim ketika membangun Ka’bah.” Maka turunlah firman Allah subhaanahu wa ta’aalaa, “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim sebagai tempat shalat.” (Al-Baqarah: 125)

2. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, telah masuk ke tempatmu orang yang baik dan jelek, alangkah baiknya kalau seandainya engkau memerintahkan kepada istri-istrimu untuk memasang hijab (tabir) dari mereka.” Maka turunlah ayat tentang masalah hijab.

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Al Ahzab : 53)

3. “Telah sampai kepadaku tentang keluhan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang sebagian istrinya. Maka aku masuk dan mengatakan kepada mereka, ‘Kalau kalian tidak berhenti dari perbuatan kalian, niscaya Allah akan menggantikan untuk Rasulullah (istri) yang lebih baik dari kalian.’ Kemudian aku mendatangi salah seorang istri Rasulullah dan dia berkata, ‘Wahai Umar, Rasulullah tidak pernah menegur istri-istrinya dalam hal ini sampai engkau yang datang menegur mereka.” Maka Allah subhaanahu wa ta’aalaa menurunkan firman-Nya:

“Jika Nabi menceraikan kamu, boleh Jadi Rabbnya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kalian” (At-Tahrim: 5)

• Bahwa syaithan lari dari Umar bin al-Khaththab radhiyallaahu ‘anhu. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

“Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, tidaklah syaithan bertemu denganmu di suatu jalan kecuali ia akan mencari jalan lain selain jalanmu.” (Muttafaq ‘alaihi)

• Persaksian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya Umar bin al-Khaththab radhiyallaahu ‘anhu termasuk dari ahli jannah. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Abu Bakar di jannah dan Umar di jannah.” (HR. at -Tirmidzi, shahih]

Perjuangannya dalam Islam

Beliau radhiyallaahu ‘anhu mengikuti beberapa peperangan dan peristiwa penting bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Di antara peperangan yang beliau ikuti adalah perang Badr, Uhud, Khandaq, Dzatu Riqa’ dan Fathu Makkah. Beliau juga menghadiri perjanjian Hudaibiyah dan Bai’atur Ridhwan. Demikian pula ketika menjabat sebagai khalifah, beliau memiliki jasa-jasa yang besar dalam tersebarnya agama Islam di dunia dengan membuka beberapa negeri dan kota besar.

Menjabat sebagai Khalifah

Umar radhiyallaahu ‘anhu menjabat sebagai khalifah setelah meninggalnya Abu Bakar ash-Shiddiq pada hari Senin tanggal 22 bulan Jumadil Akhir tahun 13 Hijriyah.

Beberapa prestasi gemilang yang diraih oleh beliau selama menjabat sebagai khalifah adalah sebagai berikut:

1. Beliau adalah orang yang pertama kali menetapkan penanggalan hijriyah sebagai dasar penanggalan Islam.

2. Beliau adalah orang yang pertama kali mengumpulkan manusia untuk shalat tarawih secara berjamaah kemudian memerintahkan hal tersebut ke seluruh negeri. Kemudian menjadikan 2 imam di kota Madinah, 1 imam untuk laki-laki dan 1 imam untuk wanita.

3. Beliau adalah orang yang pertama kali membukukan Al-Qur`an dalam 1 mushaf.

4. Beliau adalah orang yang pertama kali menerapkan hukuman cambuk sebanyak 80 kali kepada peminum khamr.

5. Beliau adalah orang yang pertama kali menerapkan sistem ronda untuk pengamanan di kota Madinah.

6. Beliau adalah orang yang pertama kali membukukan undang-undang negara.

7. Beliau adalah orang yang pertama kali mengangkat para hakim di berbagai negeri.

8. Beliau adalah orang yang pertama kali mendirikan Baitul Mal (kas negara)

9. Beliau adalah orang yang pertama kali menjadikan daerah-daerah yang berhasil direbut dari orang-orang kafir menjadi kota atau tempat pemukiman kaum muslimin seperti Basrah, Kufah, Jazirah, Syam, Mesir dan Mosul.

10. Beliau adalah orang yang pertama kali melakukan perekrutan untuk membentuk angkatan bersenjata Islam.

Di zaman beliau wilayah Islam terbentang mulai dari Mesir sampai Khurasan (Iran) kemudian dari Yaman sampai Antokia (Turki). Di sebelah tenggara mencapai wilayah Armenia dan Azerbaijan.

Umar bin al-Khaththab adalah figur pemimpin yang sangat memperhatikan keadaan rakyatnya. Beliau sering berjalan di malam hari untuk mengetahui keadaan rakyatnya. Apabila ada di antara kaum muslimin yang kekurangan makanan maka beliau memerintahkan untuk diberi dana dari Baitul Mal.

Wafat Beliau

Beliau ditikam oleh Abu Lu`lu`ah al-Majusi seorang budak dari bangsa Persia. Kejadian ini berlangsung saat beliau menjadi imam shalat shubuh. Dalam keadaan cedera, Umar dipapah keluar sementara imam shalat shubuh digantikan oleh Abdurrahman bin ‘Auf. Beliau menyerahkan urusan pemerintahan kepada 6 orang sahabat ahli syura yaitu Utsman, Ali, Thalhah, Az Zubair, Abdurrahman bin Auf dan Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallaahu ‘anhum.

Setelah beberapa hari mengalami sakit akibat penikaman itu, beliau radhiyallaahu ‘anhu wafat. Yakni pada hari Ahad di awal bulan Muharram tahun 23H dalam usia 63 tahun. Beliau menjabat sebagai khalifah selama kurang lebih 10 tahun 6 bulan 5 hari.

Wallahu a’lamu bish shawab.

Penulis: al-Ustadz Muhammad Rifqi hafizhahullaahu

Sumber http://buletin-alilmu.net

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.