Bimbingan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Dalam Berwudhu
Oleh: Abdurrahman Ibnu Sufyan dan Fikri Probolinggo, Takhassus
Wudhu merupakan syarat sahnya salat dan salah satu ibadah yang memiliki keutamaan besar dalam Islam. Sebagai bentuk penyucian lahir dan batin, tata cara wudhu yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak hanya menunjukkan aspek kebersihan, tetapi juga menjadi sarana untuk mendapatkan ampunan dari Allah Taala.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Humran, bekas budak Utsman bin Affan, kita dapati contoh langsung dari Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu dalam meneladani wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sekaligus menunjukkan keutamaannya bagi siapa saja yang melakukannya dengan sempurna dan penuh keikhlasan.
Teks Terjemah Hadis
Dari Humran, bekas budak Utsman bin Affan, bahwasanya ia melihat Utsman bin Affan meminta dibawakan air wudhu. Kemudian beliau menuangkan air dari bejana ke kedua telapak tangannya, lalu mencucinya sebanyak tiga kali. Setelah itu, beliau memasukkan tangan kanannya ke dalam air wudhu, lalu berkumur-kumur, menghirup air ke dalam hidung, dan mengeluarkannya. Setelah itu, beliau mencuci wajahnya sebanyak tiga kali, kemudian kedua tangannya hingga siku sebanyak tiga kali. Selanjutnya, beliau mengusap kepala dan mencuci kedua kakinya masing-masing sebanyak tiga kali.
Setelah itu, beliau berkata:
“Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu seperti wudhuku ini.”
Dan beliau bersabda:
“Barang siapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian salat dua rakaat dan tidak berbicara dengan dirinya sendiri dalam salat itu, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaih)
Perawi Hadis
Humran bin Aban bin Khalid
Seorang perawi hadis yang tsiqah (terpercaya). Ia termasuk tabi’in dan merupakan budak yang dibebaskan oleh sahabat Utsman. Beliau wafat pada tahun 75 H — semoga Allah merahmatinya.
Utsman bin Affan bin Abul ‘Ash bin Umayyah Al-Qurasyi Al-Umawi
Amirul Mukminin (pemimpin kaum Muslimin) yang ketiga dari Khulafaur Rasyidin. Beliau masuk Islam pada masa awal melalui perantara Abu Bakar Ash-Shiddiq. Dijuluki Dzu An-Nurain (pemilik dua cahaya) karena menikahi dua putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Ummu Kultsum dan Ruqayyah. Beliau wafat syahid setelah Asar pada hari Jumat tanggal 18 Dzulhijjah, dan dimakamkan pada malam Sabtu tahun 35 H di pemakaman Baqi’ — semoga Allah meridhainya.
Faedah Hadis
- Keutamaan Amirul Mukminin Utsman bin Affan dan semangat beliau dalam menyebarkan ilmu dan sunah.
- Hendaknya seorang pengajar menggunakan metode yang dapat mendekatkan pemahaman dan memperkokoh ilmu.
- Barang siapa mengerjakan ibadah semata-mata karena Allah Ta‘ala, dan berniat mengajarkan kepada manusia dalam waktu bersamaan, maka hal tersebut tidak mengurangi pahala keikhlasannya.
Poin-Poin Penting dari Hadis tentang Tata Cara Wudhu
Dari hadis di atas, dapat kita ambil urutan tata cara wudhu yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diteladani oleh Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu. Hadis ini tidak hanya menjelaskan langkah-langkah wudhu secara rinci, tetapi juga menunjukkan bagaimana kesempurnaan dalam berwudhu dapat menjadi sebab diampuninya dosa-dosa yang telah lalu.
Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memperhatikan urutan dan cara pelaksanaannya.
Berikut ini langkah-langkah wudhu sesuai sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana yang disebutkan dalam hadis tersebut:
- Mencuci kedua telapak tangan sebanyak tiga kali.
- Berkumur, menghirup air ke dalam hidung, lalu mengeluarkannya.
- Mencuci wajah sebanyak tiga kali.
- Mencuci kedua tangan hingga siku sebanyak tiga kali.
- Mengusap seluruh kepala.
- Mencuci kedua kaki hingga mata kaki sebanyak tiga kali.
Catatan:
Hendaknya dilakukan secara berurutan sebagaimana contoh dari Nabi ﷺ. Jangan mendahulukan bagian akhir sebelum yang awal.
Sumber: Tanbîhul Afhâm Syarh ‘Umdah Al-Ahkâm karya Syaikh Ibn Utsaimin.


