Kenali Jenis Riba, Karena Sering Terjadi di Sekitar Kita!
Pembaca website ma’had as Salafy.com yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala …….
Tidak lain dan tidak bukan kami ingin memaparkan sebuah hadis dari sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia, sebagai bentuk pencerahan kepada saudara kami kaum muslimin. Semoga bisa bermanfaat dan menjadi keberkahan dikehidupan kita.
Dari sahabat nabi yang mulia Abu Hurairah radhiyallahu’anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ، لاَ يُبَالِي المَرْءُ مَا أَخَذَ مِنْهُ، أَمِنَ الحَلاَلِ أَمْ مِنَ الحَرَامِ
“Akan datang suatu zaman dimana ummat manusia mereka sudah tidak memperdulikan darimana dia mendapatkan hartanya; dari jalur yang halal ataupun dari jalur yang haram.” (HR. Imam Bukhari dalam shahihnya 3/55)
Kandungan dan isi hadis di atas benar adanya dan terbukti pada jaman sekarang. Terlebih di masa modernisasi pada saat-saat ini. Betapa banyak di antara Kaum Muslimin ummat manusia mereka sudah tidak peduli lagi didalam memperhatikan hasil usahanya yang terpenting bagi mereka adalah untuk mengumpulkan uang, benda, harta, emas maupun perak.
Dan ini bukti dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Mereka tidak memikirkan apakah jalur yang dia makan tersebut diridai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala ataukah malah bahkan mendatangkan kemurkaan dari sisi-Nya Subhanahu Wa Ta’ala?
Dan di antara sebuah muamalah yang merebak pada zaman ini yaitu Praktik Muamalah Ribawiyyah yang kerap dikenal dengan istilah Riba yakni penambahan dari pokok modal sedikit atau banyak kelipatannya padahal hukum sudah jelas perkara telah gamblang.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan di dalam al-Quranul Karim,
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tinggalkan sisa-sisa dari Riba! Apabila kalian beriman.” (al-Baqarah:278)
Di sini Allah Subhanahu Wa Ta’ala masih memanggil kita dengan lafal ‘’Iman’’, sebab Kaum Mukminin saja yang memiliki iman saja lagi orang-orang bertakwa saja yang senantiasa menjalankan dan taat kepada perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan larangan-Nya Subhanahu Wa Ta’ala.
Oleh sebab itu, ummat manusia yang masih menggunakan Riba dan mengkonsumsi Riba berarti tanda hamba tersebut tidak bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Di dalam perkara Riba Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan berbagai macam-macam hal yang berbahaya didalamnya, antara lain:
- Riba itu akan menghancurkan para pemakan
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Imamul Bukhari dan Imam Muslim dalam kitab shahih keduanya dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ»، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: «الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ اليَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاَتِ
“Jauhilah dari kalian tujuh perkara yang membinasakan dan menghancurkan!;Berbuat syirik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Praktik sihir dan perdukunan, membunuh jiwa dengan cara yang tidak benar, memakan harta anak yatim, memakan Riba, berpaling atau kabur dari medan pertempuran dan menuduh kaum mukminah yang menjaga kehormatannya dengan tuduhan-tuduhan yang murka.” (HR. Imam Bukhari 4/10,8/175 dan Imam Muslim 1/92)
Maka, pada hadis ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan Pemakan Riba disandingkan dengan syirik kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sihir dan pembunuhan yang dikategorikan sebagai yang membinasa dan menghancurkan berbagai orang yang melakukan hal tersebut. Ini yang Pertama.
- Merupakan Dosa yang Besar di Sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Walaupun satu rupiah yakni secuil saja tidak pandang bulu sedikit maupun banyak dan ganda pastilah akan menuai dosa yang besar. Dalam sebuah hadits dalam kitab Mustadrak alash Shahihain karya Imam Hakim 2/43 wafat. 405 H, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الرِّبَا ثَلَاثَةٌ وَسَبْعُونَ بَابًا، أَيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ
“Riba ini ada tujuh puluh tiga pintu yang paling rendah dan yang paling ringan serta yang paling minimnya ialah seorang anak pria-pemuda yang menzinai Ibunya sendiri (bukan dengan wanita lain, bukan dengan tetangganya ini kebiadaban di atas kebiadaban namun kepada orang yang terdekat nasab jalur keturunannya).”
Lantas, bagaimana dengan dosa-dosa yang lain? Ini yang teringan dan ada 73 pintu. Ini yang Kedua.
- Mendapatkan laknat dan dijauhkan oleh rahmat Allah subhanahu wa ta’ala nan dikutuk.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَعَنَ اللهُ آكِلَ الرِّبَا، وَمُوكِلَهُ، وَشَاهِدَيْهِ، وَكَاتِبَهُ
“Allah Subhanahu Wa Ta’ala melaknat para Pemakan Riba (yang memberikan) serta yang dimakannya serta yang mempersaksikannya (Transaksi Muamalah Ribawi tersebut) lagi yang menulisnya (perjanjian atau kesepakatan itu mereka semuanya sama saja (dilaknat oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala melalui lisan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam).” (HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya 6/270, 271, 269, 358)
Mengapa sekretaris, bendahara serta yang menyaksikan hal itu lalu yang memberikan kemudahan dan yang mengambil.
Apakah dosa mereka?
Sebab, saling tolong-menolong di atas perbuatan dosa & permusuhan. Maka hal inilah yang menyebabkan dimusuhi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sehingga dari sini yang bantu-membantu dalam perkara Riba entah dia memberikan atau menerima menulis dan mempersaksikan, Maka mereka seluruhnya dilaknat (dijauhkan) oleh Rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Maka, dengan hal tersebut seorang hamba akan mendapatkan berbagai macam kesusahan walaupun mungkin dia adalah seorang yang kaya raya. Ini yang Ketiga.
- Tidak diijabahi doa para pemakan riba
Dalam suatu hadis ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan,
وَذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ، أَشْعَثَ، أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَهُ إِلَى السَّمَاءِ
seorang hamba yang sedang melakukan perjalanan jauh pakaiannya kusam badannya berdebu rambutnya morak-marik dia angkat tangan ke atas langit (padahal ini merupakan sebab-sebab diijabahinya doa musafir lalu dia angkat kedua tangan ini sebab di antara dimudahkannya, sehingga Allah pun Subhanahu Wa Ta’ala mengijabahi doa hamba tersebut) Namun dia mengatakan,
يَا رَبِّ، يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ؟
“Ya Allah Ya Allah, makanannya haram, minumnya dari cairan-cairan yang haram, pakaian-pakaiannya dari perkara-perkara yang haram, ia konsumsi dari gizi yang haram (dari hasil-hasil yang dimurkai Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan yang diharamkan jalannya dalam Agama Islam), Lantas bagaimana dia akan diijabahi?” (HR. Imam Muslim pada shahihnya 2/703)
Jasadnya, pakaiannya, luarnya, dalamnya, semuanya Haram. Dan termasuk Riba diharamkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya.
Maka barangsiapa yang terbiasa mengkonsumsi sesuatu yang berasal dari Riba maka tidaklah akan dikabulkan doa-doa mereka. Ini Merupakan Salah Satu Sebab.
- Dikumandangkan peperangan kepada para pemakan riba
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan,
فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ
“Jikalau kamu sekalian masih saja melakukan-melanjutkan-mengkonsumsi-mempergunakan maka izinkan untuk mengumandangkan perang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya.” (al-Baqarah:279)
Bayangkan wahai sekalian pembaca yang dirahmati Allah Ta’ala ………………………
Apabila ada Negeri Adidaya lagi Super Power lengkap mereka memiliki persenjataan, bala tentara, perlengkapan yang mutakhir nan modern lalu mengiklankan dan mengumumkan peperangan akan menyerbu sebuah Negeri yang kecil mereka tidak memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlatih tidak punya banyak alat peperangan begitu pula persenjataan.
LANTAS BAGAIMANAKAH KONDISI MEREKA?
NAN BAGAIMANAKAH KEKHAWATIRAN LAGI KETAKUTAN NEGERI DAN PENDUDUKNYA TERSEBUT?
Ini masih manusia dengan manusia, negara dengan negara lantas bagaimana apabila yang mengumandangkan peperangan Rabb Langit & Bumi (Yang menciptakan langit dan begitu pula bumi dengan 7 lapis) maka tentunya pastilah akan binasa, pasti akan kalah, niscaya akan musnah.
Sehingga jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah mengumumkan peperangan kepada Para Pemakan Riba, niscaya Dia akan mengutus para prajuritnya; baik yang kita lihat maupun yang tidak kita lihat dan bisa jadi Dia Subhanahu Wa Ta’ala akan menurunkan berbagai macam musibah melalui prajuritnya Allah berupa angin topan, banjir bandang, gempa bumi, tanah longsor nan bisa Dia Subhanahu Wa Ta’ala tarik air dari atas langit tidak diturunkan kepada mereka sehingga terjadi paceklik di mana-mana, kemarau panjang yang sanggup menimbulkan kering kerontang sehingga inilah yang mengakibatkan kebinasaan baik terhadap peternakan mereka, tanaman dan kehidupan sehari-hari mereka sebab itu semuanya memerlukan air.
Oleh karena itu, Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا ظَهَرَ الزِّنَا وَالرِّبَا فِي قَرْيَةٍ، فَقَدْ أَحَلُّوا بِأَنْفُسِهِمْ عَذَابَ اللَّهِ
“Kalau sudah nampak menyebar-merebak zina dan Riba pada sebuah daerah nan tempat serta wilayah dan negeri berarti mereka telah menghalalkan untuk jiwa-jiwanya azab dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.” (HR. Imam Ibnu Hibban dalam shahihnya 10/259)
Karenanya, dari bahaya-bahaya ini semua Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu Ta’ala beliau berkata,
لم يأت وعيد شديد في القرآن بعد الشرك بالله مثلَ الربا
“Tidak ada ancaman yang begitu dahsyat lagi mencekam setelah syirik di dalam al-Quran melainkan Riba.”
Pembaca rahimakumullah yang semoga dirahmati Allah Ta’ala ………………………
Dalam sebuah hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَبْقَى مِنْهُمْ أَحَدٌ، إِلَّا آكِلُ الرِّبَا، فَمَنْ لَمْ يَأْكُلْ، أَصَابَهُ مِنْ غُبَارِهِ
“Tidak akan datang suatu zaman mengenai ummat manusia melainkan mereka akan memakan Riba dan yang dia berusaha untuk tidak memakan Riba namun masih saja tetap terkena dengan debunya.” (HR. Ibnu Majah dalam sunannya 2/765)
Ini kita saksikan pada zaman ini; semua Muamalah penuh dengan Praktik Transaksi Ribawi;
Bayar Kuliah pakai Riba, bayar berbagai macam benda pun yang kita inginkan menggunakan Riba bahkan dipermudah; supaya ummat manusia ini masuk kepada perkara-perkara Riba itu tadi dengan memberikan berbagai macam diskon-diskon dan pemotongan-pemotongan harga.
GAMBARAN RIBA YANG MEREBAK DI ZAMAN INI:
- Peminjaman Uang
Baik itu untuk usaha toko, syawalan, mall, toserba serta pabrik kepada beberapa pihak lalu mereka menambahkan dari uang tersebut yang harus mereka bayar dan cicil pada tiap tahunnya. Inilah Riba yang sesungguhnya yang banyak dilakukan para perbankan zaman sekarang. Ini Contoh Yang Pertama.
- Peletakan Uang
Pada beberapa tempat dengan tujuan keamanan tidaklah masalah akan tetapi kemudian mereka menambahkan dari tabungan itu lebih daripada modal pokoknya, yang lebih dikenal dengan istilah Bunga. Maka ini Riba walaupun mereka ganti lafalnya. Yang dijadikan patokan adalah hakikatnya bukanlah namanya sebab nama bisa diganti dengan berbagai macam sebutan atau simbol. Yang hakikatnya Riba maka disebut dengan Riba. Ini Yang Kedua.
- Penukaran Uang Yang Lama Dengan Uang Yang Baru
Dan ini banyak dilakukan oleh Kaum Muslimin ketika menjelang hari raya datang ke bank atau ke suatu tempat dengan membawa satu juta uang yang lama yang sudah kusut kemudian diganti dengan uang baru dengan bilangan yang sama satu juta kemudian membayar kelebihan lima ribu. Maka kelebihan ini termasuk Riba. Ini Yang Ketiga.
- Monicing Valuta Asing
Ketika seseorang ingin menukar uang asing 100 dolar dengan uang 14 ribu rupiah maka di sana ada syaratnya yakni harus tunai tangan dengan tangan (kontan). Maka apabila seseorang menukar uang 100 dolar kemudian dikasih separuhnya lalu dikatakan kepada ia, “Nanti malam datang kembali.” Inilah Hakikat Riba. Sebab, penukaran uang harus ada di sana syarat tunai tangan dengan tangan tidak keluar dari tempat itu melainkan masing-masing sudah mendapatkan haknya. Ini Yang Keempat.
- Jual Beli Emas
Jika datang seseorang datang ke toko-toko yang di sana menjual emas dan perak mengambil beberapa gelang, anting ,kalung, cincin lalu dibayar separuh dan mengatakan kepada pemilik toko, “Sisanya masukkan nota atau bon!”. Ini Adalah Riba, karena jual beli emas dengan uang pun di sana disyaratkan tunai tidak keluar dari toko melainkan sang pemilik mendapatkan harganya dan sang pembeli mendapatkan emasnya.
- Barter Antara Emas Dengan Emas – Perak dengan Perak
Kita bisa ambil sebuah contoh, 50 gram emas lama lalu datang ke toko ingin minta ganti dengan emas yang baru namun nilainya 40 gram sehingga ditukar. Sehingga sisa 10 gramnya mana? Karena ini baru, maka harus rida lagi rela dengan emas yang sifatnya lama namun berkurang gramnya. Maka ini adalah Riba. 50 gram baik lama diganti dengan 50 gram lama atau pun baru.
فَمَنْ زَادَ أَوْ اسْتَزَادَ فَقَدْ أَرْبَى
“Yang Menambah Atau Minta Ditambah Maka Dia Telah Terjatuh Kepada Riba.” (HR. Imam Muslim dalam kitab shahihya 3/1211)
Tentunya ini tidak akan diridai oleh toko-toko emas.
Lantas bagaimana solusinya?
Yaitu selaras dengan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika datang seorang sahabat membawa dua gantang atau geribak kurma yang lama ingin ditukar dengan kurma yang baru satu gantang. Dua gantang dengan satu gantang. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan solusi kepada dia, “Engkau jual dahulu dua gantang kurma yang lama lantas engkau pegang harganya,uangnya! Baru setelah itu kau beli dengan kurma yang baru!”
Begitu pula dikatakan kepada para pemilik emas untuk menjual terlebih dahulu 50 gram dipegang uangnya setelah itu baru dia membeli emas dengan 40 gram emas yang baru, dengan ini dia akan selamat dari macam Praktik Muamalah Ribawi; Sebab perkaranya besar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dalam sebuah hadis yang ini merupakan tafsir perkataan Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ
“Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan menghanguskan Riba dan akan mengembangkan sedekah.” (al-Baqarah:276)
Artinya Orang yang memakan Riba akan semakin sedikit lagi bangkrut.
Bila ada pertanyaan, “Betapa banyak orang yang bermuamalah Ribawi akan tetapi mereka menjadi milioner lagi konglomerat malah menjadi semakin kaya raya?”,
Maka dikatakan, “Jika tidak melarat di dunia maka kelak melarat di akhirat.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu ketika bermimpi didatangi oleh dua malaikat lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dipertunjukkan dengan azab api Neraka, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seseorang sedang berenang di atas sungai lagi alirannya merah seperti darah dan di samping sungai terdapat seorang pemuda yang mengumpulkan batu besar banyak di sampingnya, tatkala yang berenang tersebut menepi dimasukkanlah batu ke dalam mulutnya terus seperti itu sampai dia berenang kembali di atas darah, setiap ingin menepi dimasukkan batu kembali ke dalam mulutnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَنْ سَمُرَةَ قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” رَأَيْتُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي رَجُلًا يَسْبَحُ فِي نَهَرٍ يُلْقَمُ الْحِجَارَةَ، فَسَأَلْتُ: مَنْ هَذَا؟ فَقِيلَ: هَذَا آكِلُ الرِّبَا “
“Maha Suci Allah, apa yang mereka lakukan nan perbuat lan kerjakan?”,
Malaikat pun menjawab,
“Dia adalah Pemakan Riba.” (HR. Imam al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman 7/358)
Kita meminta kepada-Nya asanya memberikan taufik terhadap segala kebajikan dan semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjauhkan kita dari berbagai macam perkara-perkara Praktik Muamalah Ribawi, Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka. Yaa Allah kabulkanlah dan Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.Wallahu Ta’ala A’lamu bish Shawab.
Ditulis oleh Kelas 4 Program Takhassus Ma’had Minhajul Atsar.