Lomba Miniataur Rumah, Lomba yang Sangat Meriah

Oleh Tim Reportase

 

Flashback, seminggu yang lalu para santri berkumpul di depan sebuah papan pengumuman, ramai sekali mereka berkumpul. Mata-mata tertuju pada sebuah poster berwarna hijau yang bertuliskan “Lomba NI’MAH” (miNIatur oMAH).

Ya, poster itu baru saja ditempel oleh panitia TASYFIYAH (TASYrik berFaedah dan merIaH), panitia juga tak luput untuk menempel poster itu di papan pengumuman Lembaga Tahfizh agar acara lomba miniatur ini semakin meriah.

 

Antusias Santri Membuat Miniatur

Empat hari berlalu sejak ditempelnya poster tersebut, panitia ingin melihat dan mendokumentasikan hasil karya-karya santri berupa miniatur yang telah mereka rancang. Panitia menyusuri kamar-kamar Lembaga Tahfizh untuk mewawancarai pesrta sekaligus melihat proses pembuatan miniatur.

Sebagian besar masih belum merampungkannya, bahkan ada pula yang masih belum memulai karena masih merancang konsep rumah. Para santri Tahfizh terlihat sangat antusias untuk bisa memenangkan perlombaan ini, hal itu dibuktikan dari kekompakan dan kerja sama yang mereka curahkan.

Dua hari berikutnya, tim dokumentasi TASYFIYAH kembali menyusuri kamar-kamar santri. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini tim TASYFIYAH menyusuri kamar-kamar santri Takhasus dan Takmili. Tak disangka, beberapa miniatur telah berdiri kokoh kurang lebih delapan puluh persen bak sebuah rumah, hanya butuh beberapa waktu untuk menyelesaikannya.

Kekompakan dan kerjasamalah yang membuat hal itu bisa terwujud -biidznillah-. Santri dari lembaga Takhasus dan Takmili juga tak kalah antusias dan semangat untuk memenangkan perlombaan ini. Sebagian mereka ada yang sedang memotong kardus, sebagian lain mewarnai, ada pula yang merekatkan potongan-potongan kardus tersebut agar terbentuk sebuah rumah.

 

Pentingnya Kerja Sama dan Saling Membantu

Dengan bahu-membahu dan kerjasama pekerjaan akan semakin cepat selesai. Sebaliknya, berpecah belah dan enggan bersatu akan mengurangi kekuatan. Mungkin para santri Tahfizh, Takhasus, maupun Takmili  faham dengan ayat berikut,

وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)

Salah satu miniatur rumah karya santri

Malam Yang Dinanti pun Tiba

Tanggal 12 Zulhijah 1445 H, malam yang dinanti pun tiba, semua panitia terlihat begitu sibuk, ada yang menggelar terpal untuk duduk para penonton, adapula yang menyiapkan proyektor agar para penonton bisa melihat “Live Show” pameran dan persentase miniatur rumah. Tak luput juga ada dari mereka yang berdiskusi serta mem-brifieng para juri yang telah hadir terkait metode penilaian.

Para peserta dan penonton tampak tak sabar ingin segera melihat penilaian juri, siapakah yang akan mendapatkan nilai terbaik? Semua miniatur sudah dipajang di depan, hanya tinggal menunggu panggilan untuk persentase saja, namun para penonton tak dapat mengurungkan rasa penasarannya sehingga mereka berkumpul memenuhi meja pameran. Beberapa kali panitia mencoba menenangkan dan mengarahkan mereka untuk segera duduk dengan tenang agar acara segera dimulai.

Sembari menunggu juri yang sedang berdiskusi perihal metode penilaian, panitia menayangkan beberapa video edukasi untuk menghibur penonton agar tak bosan, begitu pula melemparkan kuis-kuis singkat berhadiah.

Tepat setelah video selesai diputar, seorang MC (Master of Ceremonial) menanyakan sebuah kuis kepada para thullab Tahfizh, “Siapa pengisi suara video dokumenter IKN?”

Suasana hening, mereka mencoba menerka siapakah pengisi suara video tersebut. Seorang thullab Tahfizh memberanikan diri untuk angkat tangan. MC memintanya maju untuk menjawabnya menggunakan mic, tanpa ragu ia menjawab “Ami Ahmad Muhandis!”

Kali ini ia belum beruntung, karena jawabannya salah. Dengan segera, thullab lain mengangangkat tangan, tampak dari raut wajahnya ia yakin jawabannya kali ini benar, MC mempersilahkannya untuk menjawab menggunakan mic, “Ami Alvin!” Sahutnya.

“Tepat sekali! Jawabannya benar!” Seorang panitia segera mengambil hadiah dan memberikan kepadanya.

Bagian dalam miniatur rumah, karya thullab Ma’had Dua

Acara pun Dimulai Dengan Meriah

Juri sudah duduk di tempat yang disediakan, pertanda acara segera dimulai. Acara dimulai dengan pembukaan acara oleh ketua panitia TASYFIYAH dan dilanjut dengan pemanggilan peserta sesuai urutan kelas terendah di Ma’had Minhajul Atsar.

“Kita panggilkan perwakilan kamar Bukhari, pra-Tahfizh untuk menunjuk perwakilannya maju ke depan mempresentasekan miniaturnya!” Seru panitia.

Dengan segera, dua orang perwakilan kamar Bukhori maju, tampak agak gugup, namun wajar saja karena mereka masih terlalu belia atau bisa jadi belum pernah tampil di muka umum.

Para juri tak kalah antusias dengan para peserta dan penonton, bahkan para juri juga ikut memotret karya-karya santri yang tertuang dalam wujud miniatur tersebut. Satu persatu perwakilan kamar mempresentasikan hasil karya mereka. Ada yang mendapat tanggapan baik dari juri adapula yang mendapatkan saran dan kritik yang membangun.

Beberapa miniatur memiliki keserupaan pada merek AC yang mereka pajang dalam miniatur tersebut. Sebuah kesamaan yang tak direncanakan. Yaitu merek LG, ketika ditanyakan, mengapa bisa demikian?

Mereka memberikan tanggapan bahwa itu adalah sebuah singkatan, ada yang berkomentar, “Itu singkatan dari ‘Lagi Gembira’.” Adapula kelompok yang mengklaim itu singkatan dari ‘Lagi Ganteng’. Gelagak tawa pun pecah, suasana semakin meriah.

Terkadang suasana ramai oleh gelak tawa penonton karena komentar-komentar guyon yang dilontarkan oleh MC, terkadang pula MC memberi kuis-kuis berhadiah terutama kepada thullab Tahfizh.

Di antara kuisnya adalah, “Sebutkan lima merek AC!” Spontan, seorang thullab mengangkat tangannya ingin menjawab, “AC merk LG,Samsung, Aqua, Sharp, dan Panasonic.” Benar sekali jawabannya, tepat ia berhak mendapat hadiah yang disediakan oleh panitia.

 

Jelang Akhir Acara

Tak dirasa malam semakin larut, terasa begitu cepat, jam telah menunjukkan pukul sepuluh lewat, namun ada beberapa miniatur yang belum mendapatkan penilaian. Jam istirahat tahfizh telah berlalu sedari tadi, namun karena ada perlombaan dan esok juga masih libur, mereka mendapatkan dispensasi hingga pukul 10:00 WIB.

Musyrifun dibantu oleh panitia meminta untuk thullab Tahfizh dapat meninggalkan tempat dan segera istirahat. Namun, mereka enggan untuk meninggalkan acara karena sedang asyik-asyiknya. Setelah semua miniatur dipresentasekan dan mendapat penilaian juri, acarapun akhirnya selesai dengan lancar tanpa kendala. Alhamdulillah.

 

Malam yang Berkesan

Malam itu menjadi sebuah malam yang sangat memberikan kesan mendalam pada diri para santri, terlebih mereka yang mengikuti lomba, pasalnya sudah lama tak pernah ada lomba semacam ini. Jika panitia ingat-ingat kembali mungkin lomba miniatur terakhir sekitar 3 tahun silam, sangat wajar jika para santri yang masih baru, benar-benar menikmati momen dan acara ini.

Salah seorang panitia lomba pada satu kesempatan bertanya kepada beberapa thullab Tahfizh terkait kesan pada lomba TASYFIYAH kali ini, dengan jawaban yang sama tanpa dipandu, mereka berseru, “Seru sekali Mi! Karena ada lomba miniaturnya.” Panitia hanya tersenyum, sudah menduga mereka tertarik dengan lomba miniatur.

Sejak malam itu, mereka terus menanti dan menuggu kelompok manakah yang akan memenangkan perlombaan, tetapi panitia masih mengundur pengumuman hingga waktu yang ditentukan.

 

Pengumuman Juara

Jum’at malam Sabtu 15 Zulhijah 1445, sebuah malam yang akan menjadi malam yang terus terngiang dan teringat di benak-benak mereka. Ya karena pada malam ini adalah jadwal pengumuman pemenang dan pembagian hadiah juara dari setiap lomba yang diadakan oleh panitia TASYFIYAH selama liburan tasyrik berlangsung.

Untuk lomba miniatur, ada dua kategori pemenang:

Untuk katagori pertama adalah kategori Tahfizh,

  1. Juara 1 thullab sakan An-Nasa’i
  2. Juara 2 adalah thullab sakan Ibnul Qoyyim
  3. Juara 3 adalah thullab sakan Ibnu Taimiyyah

Adapun kategori kedua adalah kategori Takhasus dan Takmili,

  1. Juara 1 dipegang oleh thullab sakan 1
  2. Juara 2 diraih oleh thullab Ma’had Dua
  3. Juara 3 didapat oleh thullab sakan 4

 

Penutup

Sebagai penutup dari uraian acara di atas, terselip harapan dan doa, semoga dengan diadakan acara-acara seperti ini dapat mengasah kemampuan motorik santri dan mengembangkan kreativitas mereka.

Semoga acara-acara seperti ini dapat terus diadakan agar para santri memiliki gambaran bahwa di pondok itu tidak hanya belajar dan belajara saja, tapi juga ada keseruan lain yang menjadikan rasa rindu yang dalam dengan cerita-cerita dan keseruan acara yang pernah diadakan.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk dari para hamba-Nya yang bisa mensyukuri nikmat-nikmat yang telah Allah berikan. Betapa beruntungnya mereka yang termasuk dari golongan sedikit yang disebutkan dalam kitab-Nya,

وَقَلِيل مِّنۡ عِبَادِيَ ٱلشَّكُورُ 

“Dan amat sedikit dari hamba-Ku yang mau bersyukur.” (QS. Saba’:13)

 

Oleh Ahmad Muhandis Aceh, 3 Takhassus

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.