Serunya Perang Campuh di Medan Uhud
Oleh Zaid Banjarmasin, Takmili
Orang-orang kuffar Quraisy menginginkan penuntutan balas atas kekalahan mereka pada perang Badr dan pengembalian kedudukan mereka di kalangan bangsa Arab yang telah hilang dari mereka pada perang Badr.
Begitu pula hilangnya keamanan jalur kafilah-kafilah dagang mereka yang akan datang dari negeri Syam, maka mereka kaum Quraisy mempersiapkan pasukan perang yang mencapai jumlah 3.000 pasukan. Mereka keluar dengannya dari Mekkah menuju Madinah dan mereka berkemah dekat dengan gunung Uhud.
Keluarnya Kaum Muslimin dari Madinah
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui tentang keluarnya kaum Quraisy, maka beliau meminta pendapat kepada para sahabatnya untuk tetap di Madinah atau keluar untuk memerangi kaum musyrikin di sisi gunung Uhud. Maka kebanyakan dari para sahabat berpendapat untuk keluar (berperang), lebih khusus mereka yang tertinggal pada perang Badr.
Kemudian Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar berperang dan kaum muslimin mengikutinya. Jumlah para sahabat ketika itu berjumlah 1.000 pasukan. Pada pertengahan jalan, Abdullah bin Ubay bin Salul (seorang tokoh munafik) menghasut pasukan untuk kembali ke Madinah, maka dia kembali dengan membawa sepertiga dari pasukan.
Mulainya Pertempuran
Ketika kaum muslimin sampai di gunung Uhud, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam membagi pasukannya menjadi 2 bagian. Satu bagian beliau jadikan di atas gunung -yang terkenal dengan pasukan para pemanah- untuk menjaga kaum muslimin dari belakang mereka. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka agar tidak turun dari pos mereka dan bagian lain di depan kaum musyrikin.
Kemudian dimulailah pertempuran antara kaum muslimin dan kaum musyrikin dengan pertempuran yang dahsyat sampai kaum musyrikin lari dan meninggalkan banyak ghanimah (harta rampasan perang), maka turunlah pasukan pemanah untuk bergabung dengan saudara-saudara mereka dalam mengumpulkan ghanimah tersebut.
Mereka menyangka bahwa kaum musyrikin telah berpaling mundur dan menjauh dari medan pertempuran. Maka Khalid bin Walid (sebelum masuk Islam) ketika melihat seperti itu, maka dia memutar pasukannya dari belakang kaum muslimin dan berubahlah keadaan peperangan.
Akibat yang Terjadi
Terjadilah beberapa kejadian, di antaranya:
- Mati syahidnya 70 sahabat dari kalangan kaum muslimin, diantara mereka Hamzah bin Abdil Muthalib, pamannya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Mush’ab bin Umair.
- Terlukanya Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Terbunuh dari kalangan kaum musyrikin sejumlah 22 lelaki.
Al-Quran, Sumber Rujukan
Sumber yang paling benar dalam menceritakan perang Uhud ini adalah al-Quran, Allah Taala berfirman:
وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ingatlah ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Ali Imron: 121)
Dan firman Allah Taala:
إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
“Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir), dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang yang lalim.” (QS. Ali Imron: 140)
Hikmah Perang Uhud
Sungguh terkandung hikmah di dalam perang Uhud ini, di antaranya:
- Peringatan bagi kaum mukminin akan jeleknya akibat menyelisihi perintah-perintah Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Para Nabi ‘alaihimus shalatu wa salam, mereka diuji dan dilipat gandakan pahala bagi mereka. Sebagaimana di dalam hadits sahih:
أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً الأَنْبِيَاءُ
“Ujian yang paling berat dari manusia adalah para nabi.”
Penutup
Demikianlah sekilas kisah pertempuran Uhud. Mudah-mudahan Allah menggolongkan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya, sehingga mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Amin.