Apa Itu Salat Hajat dan Salat Istikharah?
Terjemah fatwa oleh Mirdas Madura, Takmili
Pertanyaan
Aku sering mendengar tentang salat hajat dan salat istikharah, tapi bagaimana tata cara dua salat ini? Apakah dengan membaca beberapa ayat atau surat di setiap rakaatnya? Dan apa doa yang disyariatkan padanya?
Jawaban
Salat istikharah dan tatacaranya telah disebutkan dalam sebuah hadis mulia yang diriwayatkan oleh al-Jamaah kecuali Imam Muslim, dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, “Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajari kami untuk beristikharah dalam segala hal sebagaimana beliau mengajari kami surat-surat al-Qur’an.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian hendak melakukan suatu perkara maka hendaklah dia melaksanakan salat dua rakaat selain salat wajib kemudian berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ العَظِيْمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِيْنِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَة أَمْرِي –أو قال عاجل أمري وآجله– فَاقْدِرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي، ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ، وَإِنْ كُنتَ تَعلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمرِي –أو قال عاجل أمري وآجله–فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنهُ وَاقْدِرْ لِي الخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي بِهِ قَالَ: “وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ”
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu-Mu dan aku memohon kesanggupan (untuk melaksanakannya) dengan kuasa-Mu. Aku memohon kepada-Mu karunia-Mu yang besar, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak kuasa. Engkau maha mengetahui sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau mengehatahui yang gaib.
Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini baik bagi agama, kehidupan, dan akhiratku -atau beliau berkata, ‘Di dunia dan di akhirat’- maka takdirkanlah hal itu bagiku, mudahkanlah aku mendapatkannya, dan limpahkanlah keberkahan padanya untukku.
Sebaliknya, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagi agama, kehidupan dan akhiratku -atau beliau bersabda: ‘di dunia dan di akhirat’- maka jauhkanlah ia dariku, dan jauhkan aku darinya. Lalu takdirkan untukku yang lebih baik, apapun itu, kemudian buatlah aku rida dengannya.”
Beliau bersabda: “Di situ dia menyebutkan hajatnya.” (HR. Bukhari 2/51)
Adapun bacaan salatnya, yaitu surat al-Fatihah dan setelah itu membaca surat yang mudah baginya. Baik satu surat penuh atau sebagiannya.
Adapun salat hajat, maka datangnya dari hadis-hadis daif dan mungkar -sebatas pengetahuan kami-, yang tidak bisa dijadikan hujjah dan landasan dalam beramal.
Wabillahit taufiq, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa alihi wa shahbihi wa sallam.
Sumber: Fatawa al-Lajnah ad-Daimah lil Buhutsil ‘Ilmiyyati wal Ifta’, Fatwa no. 4193