Kapan Diperbolehkan Berifthar (Berbuka)?
Al-Ifthar boleh dilakukan bila telah datang malam sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala :
)ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إلَى اللَّيْلِ( (البقرة :187 )
artinya :
” kemudian sempurnakanlah Shaum sampai malam hari.” Q.S. Al-Baqarah : 187
Ayat tersebut telah ditafsirkan oleh Rasullah shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa hal itu terjadi apabila telah muncul kegelapan malam, telah hilang cahaya siang, dan tenggelamnya matahari, sebagaimana dalam hadits shahabat ‘Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anha bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berabda :
إَذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ مِنْ ههُنَا وَ أدْبَرَ النـَّهَارُ مِنْ هـهُنـَا وَغَابَتِ الشَّمْسُ فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ (متفق عليه)
Artinya :
“Jika telah muncul kegelapan malam dari arah sini (yakni timur), dan telah pergi cahaya siang dari arah sini (yakni barat), dan telah terbenam matahari maka telah diperbolehkan al-ifthar bagi orang yang shaum.” [Muttafaqun ‘alahi] ([1])
Hadits ‘Abdullah bin Abu Aufa berkata :
كنَّا مََعَ رَسُولِ اللهِ r فِي سَفَرٍ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فَلمَّا غَابَتِ الشَّمْسُ قال : يَا فُلانُ اِنْزِلْ فَاجْدَحْ لَنَا! قال : يَا رَسُولَ اللهِ إنَّ عَلَيْكَ نـَهَارًا. قال : اِنْزِلْ فَاجْدَحْ لَنَا! فَنَزَلَ فَجَدَحَ، فَأتَاهُُ بِهِ فَشَرِبَ النَّبِي r، ثُمَّ قال بِيَدِهِ : إِذَا غَابَتِ الشَّمْسُ مِنْ هَهُناَ وَجَاءَ اللـَّيْلُ مِنْ هَهُنـَا فَقَدْ أفْطرَ الصَائِمُ (متفق عليه)
Artinya :
“Kami bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah perjalan pada bulan Ramadhan, ketika matahari telah terbenam berkata Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam (kepada salah satu sahabatnya) : “Wahai fulan turunlah (dari kendaraanmu) dan siapkan makanan bagi kami.” Shahabat tersebut berkata : Wahai Rasulullah sesungguhnya engkau masih berada di siang hari. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kembali berkata : “Turunlah dan siapkan makan untuk kami.” Kemudian shahabat tersebut turun dan mempersiapkan makanan kemudian menghidangkannya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Lalu Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam minum sambil berkata dan menunjuk dengan tangannya : “Jika telah tenggelam matahari dari arah sini (barat) dan telah muncul kegelapan malam dari arah sini (timur) maka telah boleh berbuka bagi orang yang be shaum.” [Muttafaqun ‘alaihi] ([2])
[1] Al-Bukhari Kitabush Shaum bab 43 hadits no. 1954, Muslim Kitabush Shiyaam bab 10 hadits no.51-[1100]
[2] Al-Bukhari Kitabush Shaum bab 43 hadits no. 1955, Muslim Kitabush Shiyaam bab 10 hadits no.52-[1101]