Tim ifthar santri
Oleh Abdul Wahid Balikpapan Takhasus
Merupakan ketetapan Allah yang tercatat di lauhul mahfudz, bahwa di masa ini akan ada bencana dan wabah yang melanda dunia. Musibah yang menimpa berupa virus corona, menunjukkan akan lemahnya manusia di dunia ini dan butuhnya terhadap pertolongan Allah Ta’ala. Ini merupakan ujian yang Allah berikan, apakah kita mau bersabar sejenak atas ujian ini atau tidak.
Terlebih di masa-masa sekarang ini, kita sebagai santri sepantasnya untuk mengamalkan ilmu yang kita pelajari dari al-Qur’an dan as-Sunnah yang kita dapatkan. Baik di ma’had ini atau ma’had-ma’had ahlus sunnah lainnya. Di antara bentuk pengamalan terhadap ilmu yang kita dapatkan terkhusus di masa-masa ini ialah ketaatan terhadap waliyyul ‘amr, tentu dalam perkara yang ma’ruf.
Ketaatan dengan menjalankan berbagai imbuan pemerintah, berupa protokol-protokol pencegahan covid-19 yang mereka tetapkan. Sehingga dengannya akan terlihat mana yang benar-benar jujur pengakuannya dalam mengikuti prinsip salaf dan mana yang dusta.
Nikmat besar
Hari demi hari, kami lalui aktivitas di ma’had ini seperti biasanya, yaitu belajar dan belajar. Dan tanpa di sadari ternyata bulan Ramadhan sudah berada di tengah-tengah kami. Kedatangan bulan suci yang sangat kami nanti-nanti.
Kami ingin menceritakan arti sebuah kebersamaan, kekompakan , kesolidan, dan kepedulian yang kami rasakan di bulan penuh berkah dan ampunan pada tahun lalu. Saat kami menjadi tim ifthor di pondok, di sana banyak sekali pelajaran yang bisa kami ambil. Di antaranya ialah bagaimana dalam mendiskusikan sebuah rencana, agar rencana tersebut dapat berjalan dengan lancar.
Di tahun sebelum pandemi, para santri dan ikhwah ikut berbuka bersama di pondok masjid. Namun ditahun ini, hanya thullab tahfidz, takmili, takhossus, dan beberapa musyrifin.
Tim ifthor mulai berbenah
Di hari pertama kami menjalankan puasa Ramadhan, saat itu bertepatan pada tanggal 24 April 2020 hari jum’at. Kami bermusyawarah bersama para mas’ul (penanggung jawab) dari setiap tim untuk menyampaikan teknis berjalannya tim ifthor selama Ramadhan. Tentu, di sana butuh yang namanya kerjasama dari setiap tim agar semuanya berjalan dengan baik.
Namun di sela-sela musyawarah, mas’ul umum menanyakan terkait dana ifthor. Kemudian bendahara hanya bisa menjawab, “Dana hingga sekarang belum ada pemasukan.” Dikarenakan dana saat itu belum ada pemasukan, sehingga menu berbuka hari pertama yang bisa disajikan tim ifthor ialah kurma, sayaroti, dan jus jambu yang diberikan oleh Ma’had –alhamdulillah-.
Jumlah thullab kurang lebih saat itu sekitar 430 santri (santri putra yang mukim). Setelah mengakhiri musyawarah, masing-masing tim mulai mempersiapkan segala kebutuhan dan berbagai peralatan yang akan digunakan selama ifthor berlangsung.
Menjelang ifthor
Menjelang sore hari, masing-masing tim mulai bersiap-siap untuk menjalankan tugasnya sampai mendekati waktu berbuka. Sebelum adzan maghrib di kumandangkan, terkadang salah seorang dari panitia membacakan peraturan berupa protokol yang harus dijalani. Di antaranya ialah CTPS, menjaga jarak dan peraturan lainnya.
Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar, walaupun masih banyak yang namanya kekurangan-kekuangan yang harus dibenahi. Maklum hari pertama bertugas, harapannya itu semua tidak terulang kembali dan bisa menjadi bahan evaluasi kami untuk menjadi lebih baik. Dihari pertama kami bertugas, kami merasa bahwa itu semua cukup menguras tenaga.
Semua akan mudah, biidznillah
Namun jika itu semua dijalani bersama-sama, saling bahu membahu, saling tafahum, tanazul, insyaAllah itu semua akan menjadi ringan dan mudah untuk dijalani bersama. Tentu dibarengi dengan niat yang ikhlas. Dan perlu diketahui, bahwa di sana tidaklah lepas dari yang namanya kendala-kendala atau masalah-masalah yang muncul ditengah kami. Sehingga kami butuh yang namanya evaluasi bersama para mas’ul, untuk mencari jalan keluar dari setiap masalah yang ada. Sehingga dengan adanya evaluasi, harapannya kendala-kendala itu akan tertutupi.
Di masa pandemi, kami sempat mengira bahwa pemasukan dana ifthor tahun itu tidak akan sama sebagaimana dana ifthor di tahun-tahun sebelumnya. Kenapa? Karena melihat pemasukan dana ifthor mereka yang cukup tinggi. Dengan melihat dana kami yang masih belum melampaui Rp. 50.000, sehingga kami hanya bisa mengeluarkannya untuk keperluan yang sangat dibutuhkan.
Namun tak disangka, di hari pertama bulan Ramadhan, ada seorang muhsinin yang berta’awun dengan memberikan dana sebanyak Rp. 3.000.000 untuk ifthor. Selang beberapa hari setelah itu, kami dikabarkan kembali bahwa ada muhsinin lain yang memberikan dana sebanyak Rp. 6.000.000. Semoga Allah membalas kebaikan mereka, amin.
Setelah itu, akhirnya kami kalkulasikan beserta dana yang lainnya untuk memperkirakan pengeluaran yang harus dikeluarkan setiap harinya. Dengan tujuan, agar tidak terlalu banyak mengeluarkannya yang berakibat habis dipertengahan bulan, atau terlalu sedikit sehingga mengakibatkan sisa. Setelah kami kalkulasikan, akhirnya tim masak mulai mencari menu makanan untuk beberapa hari kedepan yang dapat dijadikan sebagai hidangan berbuka puasa. Dan disamping itu, kami juga memesan makanan dari ikhwah yang tinggal di kavlingan ma’had.
Alhamdulilah hari demi haridi bulan Ramadhan Allah berikan rezeki kepada kami dari arah yang tidak kami sangka-sangka. Ternyata di masa wabah, masih banyak orang-orang baik yang mau menyisihkan hartanya untuk berbuka para santri. Ya Allah, kami hanya bisa mendo’akan mereka, semoga apa yang mereka berikan dapat diganti oleh Allah dengan yang lebih dari apa yang mereka berikan di dunia ini.
Syukur nikmat, dengan menyebutnya
Kami menceritakan ini semua, bukan karena kami ingin membanggakan diri sehingga melahirkan sifat sombong dan ujub atau yang semisalnya. Tetapi itu semua, dalam rangka mengamalkan firman Allah Ta’ala:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Adapun nikmat Rabbmu, maka sebut-sebutlah.” (QS. Adh-Dhuha: 11)
Semoga Allah golongkan kami semua sebagai orang-orang yang ikhlas dalam menjalankan ta’awun ini. Mungkin di antara kita, tidak bisa meraih target Ramadhan tahun itu untuk mengkhatamkan al-Qur’an, semoga Allah ganti itu semua dari ta’awun yang kita kerjakan dengan ‘ajr yang sesuai atau yang lebih dari itu.
Tak lupa pula, kami mewakili tim ifthor kelas satu tahun ajaran 2019-2020, mengucapkan jazakumullohu khoiron kepada pihak Ma’had, yang telah memberikan amanah dan ta’awun ini kepada kami. Dengan ta’awun ini, kami bisa belajar untuk menjadi seorang yang berabar, amanah, serta bisa belajar untuk menjadi seorang yang bertanggung jawab. Semoga Allah Ta’ala kokohkan hati kami untuk terus berada di atas al-Haq. Memberikan keistiqomahan kepada kita semua untuk berjalan dalam bngkai tholabul ‘ilmi. Amin