10 hari terakhir Ramadhan

TIM

 

Oleh Hasan Tamam dan Abu Abdillah Anton Takhasus

 

Hari-hari Ramadhan berlalu dengan cepat, tak terasa kita akan memasuki 10 hari terakhir dari bulan yang penuh berkah ini. Ya, di hari-hari itulah Allah Ta’ala melipat gandakan pahala dan menyisipkan satu malam yang lebih baik dari 1.000 bulan (setara dengan 83 tahun). Allah Ta’ala berkata:

وَفِي ذَلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ

“Pada perkara kebaikan, hendaknya seorang berlomba-lomba.” (QS. Al-Muthafifun: 26)

 

Bimbingan Nabi

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu sangat bersungguh-sungguh  beramal di sepuluh hari terakhir dengan berbagai macam ibadah. Beliau menghidupkan malamnya dengan shalat, membaca al-Qur’an, berdzikir, dan berbagai macam ibadah.

Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila masuk 10 hari terakhir bulan Ramadhan, beliau menyingsingkan pakaiannya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

 

Diturunkannya al-Qur’an

Di antara keberkahan malam lailatul qadr, Allah Ta’ala menurunkan al-Qur’an di malam tersebut. Sebagaimana  firman-Nya:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an di malam yang diberkahi.” (QS. Ad-Dukhan: 3)

 

Bahkan Allah Ta’ala menurunkan surat al-Qadr secara lengkap di malam itu:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an di malam lailatul qadr. Tahukah kamu, apakah malam lailatul qadr? Malam lailatul qadr lebih baik dari seribu bulan. Para malaikat dan Jibril turun dari langit dengan izin Rabbnya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah malam itu sampai terbit fajar.” (QS. Al-Qadr: 1-5)

 

Perbanyak do’a

Termasuk do’a-do’a yang hendaknya seorang hamba memperbanyak mengulanginya di 10 malam terakhir adalah do’a yang dibimbingkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sungguh ;Aisyah radhiyallahu ‘anha telah bertanya  kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

يَا نَبِيَّ اللَّهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، مَا أَقُولُ؟

“Wahai Nabi Allah, apa bimbinganmu apabila aku menjumpai lailatul qadr, apa yang aku katakan?”

 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

تَقُولِينَ: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ، فَاعْفُ عَنِّي

“Katakanlah: ‘Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun yang mencintai ampunan, maka ampunilah aku.’” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan dishahihkan oleh al-Albani)

 

Hikmah dirahasiakannya malam lailatul qadr

Di antara hikmah dirahasiakannya malam itu adalah untuk menguji para hamba-Nya, siapakah di antara mereka yang bersungguh-sungguh dalam beribadah dan siapa yang bermalas-malasan. Karena barangsiapa yang mengimani terhadap sesuatu, niscaya ia akan bersungguh-sungguh untuk meraihnya dan akan rela meletihkan dirinya sendiri demi mendapatkan apa yang ia inginkan.

 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada umatnya agar mencari malam tersebut di sepuluh hari terakhir, beliau mengatakan:

التَمِسُوهَا فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ القَدْرِ، فِي تَاسِعَةٍ تَبْقَى، فِي سَابِعَةٍ تَبْقَى، فِي خَامِسَةٍ تَبْقَى

“Carilah (malam lailatul qadr) di sepuluh hari terakhir Ramadhan.” (HR. al-Bukhari no. 2021)

 

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Aku berharap pada semua malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir.” Akan tetapi kadang terjadi pada malam-malam genap, sebagaimana disandarkan kepada sahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu. Oleh karena itu, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah raimahullah berkata: “Jika perkaranya demikian, maka hendaknya seorang mukmin mencarinya di 10 hari terakhir seluruhnya.”

 

Akhir kalam

Demikianlah pembahasan ringkas tentang sepuluh hari terakhir dan malam lailatul qadr. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan ibadah puasa kita diterima di sisi-Nya dan memberi taufik-Nya kepada kita agar bisa mendapatkan malam lailatul qadr, sehingga kita termasuk orang-orang yang beruntung. Amin

 

Sumber: Khutbah jum’at Syaikh Kholid adz-Dzafiri hafidzahullah.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.