al-Hayyu al-Qayyum (Seri Asmaul-Husna)

 

Oleh Abu Abdillah Anton Purbalingga

 

Di antara asmaul husna adalah al-Hayyu (Maha Hidup) dan al-Qoyyum (Maha Mengurusi diri sendiri dan selain-Nya) yang menunjukkan bahwa Allah memiliki sifat al-Hayah (kehidupan yang sempurna) dan al-Qoyyumiyah (Mengurusi diri-Nya dan selain-Nya). Allah sifati diri-Nya pada ayat paling agung di dalam al-Qur’an, yaitu ayat kursi:

اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa seizin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-Baqarah: 255)

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah menerangkan ayat di atas,

{الحي القيوم} هذان الاسمان الكريمان يدلان على سائر الأسماء الحسنى

Al-Hayyu dan al-Qoyyum merupakan dua nama Allah yang mulia, menunjukkan atas seluruh nama-nama indah yang lainnya.” (Tafsir as-Sa’di surat al-Baqarah: 255)

 

Dalam hadits, sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَرَبَهُ أَمْرٌ قَالَ:

“Apabila tertimpa urusan yang sulit, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,

يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ

Wahai Yang Maha Hidup lagi Mengurusi makhluk-Nya, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan.(HR. at-Tirmidzi no. 3524, lihat ash-Shahihah no. 3182)

 

Makna al-Hayyu dan al-Qoyyum

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata,

فالحي من له الحياة الكاملة المستلزمة لجميع صفات الذات، كالسمع والبصر والعلم والقدرة، ونحو ذلك،

Al-Hayyu yang memiliki kehidupan sempurna, melazimkan atau mengharuskan adanya seluruh sifat-sifat dzat, seperti mendengar, melihat, ilmu, kekuatan, dan semisalnya.”

 والقيوم: هو الذي قام بنفسه وقام بغيره، وذلك مستلزم لجميع الأفعال التي اتصف بها رب العالمين من فعله ما يشاء من الاستواء والنزول والكلام والقول والخلق والرزق والإماتة والإحياء، وسائر أنواع التدبير، كل ذلك داخل في قيومية الباري،

Al-Qoyyum yang mengurusi diri-Nya dan selain-Nya. Oleh karena itu, sifat ini melazimkan atau mengharuskan penetapan seluruh sifat-sifat perbuatan bagi Allah jika menghendaki , seperti sifat istiwa, turun, berkata, berbicara, menciptakan, memberi rezeki, mematikan, dan menghidupkan. Begitu pula seluruh macam pengaturan, semua itu masuk pada sifat qoyyumiyyah Allah.”

 ولهذا قال بعض المحققين: إنهما الاسم الأعظم الذي إذا دعي الله به أجاب، وإذا سئل به أعطى،

“Oleh karena itu, sebagian ulama peneliti menerangkan bahwa keduanya adalah nama yang paling agung. Apabila Allah diseru dengan kedua nama tersebut, niscaya Dia akan mengabulkan. Apabila diminta dengan menyebut nama itu, niscaya Dia akan memberi.”

ومن تمام حياته وقيوميته أن {لا تأخذه سنة ولا نوم}

Termasuk kesempurnaan sifat hidup dan pengurusan-Nya bahwa Allah tidak mengantuk dan tidak tidur.” (Tafsir as-Sa’di surat al-Baqarah: 255)

Syaikh Muhammad Khalil Harras rahimahullah menjelaskan makna al-Qayyum memiliki dua makna:

  1. Allah yang berdiri sendiri dan tidak membutuhkan seluruh makhluk-Nya.
  2. Dialah yang selalu mengatur makhluk-Nya. (Syarh al-Aqidah al-Wasitiyah)

Mengapa sifat tidur kesempurnaan bagi makhluk dan kekurangan bagi Allah?

Jawabannya karena hidupnya makhluk tidak sempurna, dia butuh untuk tidur. Begitupula jika makhluk tidak tidur, maka akan terganggu kesehatannya. Adapun sifat tidur bagi Allah, Dia menafikannya karena sifat tidur adalah kekurangan bagi kesempurnaan hidup-Nya. (At-Ta’liqat al-Mukhtasharah ‘Ala al-Aqidah at-Thohawiyah karya Syaikh al-Fauzan hafidzahullah)

 

Buah Mengimani Nama Allah al-Hayyu dan al-Qayyum

Di antara buah mengimani nama Allah al-Hayyu dan al-Qayyum adalah:

  1. Mengetahui kebesaran Allah dan keagungan-Nya.
  2. Segala perbuatan Allah berada pada puncak kesempurnaan, dan segala sifat-sifatNya berada pada puncak keindahan dan ketinggian.
  3. Allah ‘azza wa jallaMaha Hidup dan senantiasa mengurusi urusan makhluk-Nya. Dia tidak mengantuk dan tidur, sehingga seorang hamba senantiasa berharap kepada-Nya pada setiap doanya.

 

Mudah-mudahan yang sedikit ini bermanfaat bagi kami dan pembaca sekalian. Semoga Allah menghitungnya sebagai amal shalih yang menjadi sebab keistiqamahan kami. Amin

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.