Agungkan Salat, Niscaya Kamu Akan Selamat

A beautiful shot of a small lake with a wooden rowboat in focus and breathtaking clouds in the sky

 

Rubrik Sirah Mading at-Tibyan Edisi 04 / Rabiuts Tsani 1443 H

 

Oleh Tim Mading Santri

 

Siapa yang tidak mengenal khalifah satu ini? Beliau adalah keturunan Bani Umayyah yang menjadi pemimpin Dinasti Bani Umayyah kesepuluh di saat usia beliau masih sangat muda, yaitu 34 tahun. Khalifah ini mewarisi wilayah yang sangat luas. Beliau juga terbilang sukses dan berhasil dalam menjaga kestabilan pemerintahan. Siapa lagi kalau bukan Hisyam bin Abdul Malik .

Dalam Kitab al-Bidayah wan-Nihayah karya Ibnu Katsir, Hisyam rahimahullah digambarkan sebagai sosok pemimpin yang teliti, tekadnya membara, cerdas, visioner, menguasai detail pemerintahan, bijak dan pemaaf, serta tidak senang adanya pertumpahan darah.

 

Ada sebuah kisah menarik dari biografi Hisyam bin Abdul Malik rahimahullah. Yaitu, pendidikan salat yang beliau terapkan kepada putra-putranya. Khalifah Hiysam sangat memerhatikan salat putra-putranya bahkan terjun langsung untuk mengontrol salat mereka.

Pada suatu hari, di sebuah momen salat Jumat, Hiyam rahimahullah tidak melihat salah seorang putranya ikut menghadiri salat. Akhirnya beliau memerintah seorang utusan untuk mencari tahu. ‘

“Bighalku tak mau jalan,” Kata sang putra beralasan.

“Apa kamu tidak mampu berjalan kaki?!’’ Tegur Hisyam rahimahullah dengan keras.

Lalu beliau menghukum putranya sendiri dengan hukuman tidak mendapat fasilitas kendaraan selama satu tahun. Ditambah harus berjalan kaki setiap menghadiri salat. Masya Allah!

 

Santri Tak Boleh Ketinggalan

Akhi fillah…

Inilah secuil potret Salaf dalam mengagungkan ibadah salat.

Sebuah keniscayaan, ibadah salat harus menjadi ‘menu’ wajib bagi setiap individu yang menyatakan dirinya beragama Islam.

Salat adalah ibadah agung sekaligus rukun kedua setelah dua kalimat syahadat. Bahkan salat adalah amalan pokok hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari akhir kelak. Dan masih banyak kedudukan salat dalam Islam.

Oleh karena itu wajib bagi setiap hamba muslim mukmin untuk mengagungkan ibadah salat. Terlebih kita yang menyandang status santri. Sungguh tak pantas apabila santri bermalas-malasan dalam menegakkan ibadah ini.

 

Perlu kita ketahui, alangkah banyak keutamaan bagi mereka yang mengagungkan salat. Sampai-sampai banyak ulama membuat karya tulis tentang salat. Salah satunya Imam al-Mawardi rahimahullah. Beliau menyusun kitab Ta’zhim Qadri ash-Shalah .

Di antara keutamaannya, Allah Taala akan memberikan cahaya dan keselamatan untuknya. Sebagaimana dalam sebuah riwayat dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Amr radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوراً وَبُرْهَاناً وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ وَلاَ بُرْهَانٌ وَلاَ نَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَىِّ بْنِ خَلَفٍ

“Siapa yang menjaga salat lima waktu, itu akan menjadi cahaya, bukti (ketaatan) dan keselamatan baginya pada hari kiamat. Namun siapa yang tidak menjaganya, ia tidak akan memiliki cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Serta pada hari kiamat ia akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad, ad Darimi, dan al Baihaqi di dalam Syu’abul Iman. Hadis ini sahih).

Tidakkah kita menginginkan janji Allah ini? Jawabannya kembali pada diri masing-masing.

Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua untuk menjadi insan yang terdepan dalam mengagungkan salat, serta menjauhkan kita dari rasa malas dan was-was setan, amin.

 

Penulis: Farid Amirul Haq Wates

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.