Di Masa Pandemi, Ku Masih Bisa Berthalabul Ilmi

 

Oleh Muhammad Depok, Pra Tahfizh

 

Aku adalah anak ketiga dari empat bersaudara, yang terlahir di tengah keluarga yang penuh kasih sayang.

Kisah ini ku mulai tatkala aku menginjak kelas lima, yaitu ketika aku masuk ke salah satu pondok pesantren ahlus sunnah di kotaku.

Pertama kali datang ke pesantren tersebut , aku terkejut melihat bangunan pondok yang sangat sederhana. Jiwa mudaku yang saat itu masih cinta dunia, jelas tidak terima ketika dimasukkan di pondok yang bangunannya masih seperti itu kondisinya. Temboknya belum berlapis cat, kabel masih berantakan, dan lingkungannya tidak seasri yang kubayangkan. Kontras sekali dengan lingkungan tempatku dibesarkan, yang serba nyaman dan tercukupi.

 

Satu bulan pertama aku tidak betah, rasa hati ini ingin kabur dari pesantren ini. Hingga pada suatu kejadian, karena kebodohanku ketika itu, aku benar-benar muak dengan salafi, astaghfirullah. Aku sampai berkata kepada temanku bahwa salafi (ahlus sunnah) adalah ajaran yang sesat, Allahul Musta’an.

Temanku akhirnya melaporkan kejadian tadi kepada ustadzku. Aku pun dipanggil oleh sang ustadz, beliau menasehatiku dan berkata, “Salafi (ahlus sunnah) adalah manhaj yang dianut oleh para sahabat dan para penerus mereka.”

 

Beliau juga menceritakan kisah perjuangan para ulama sunnah. Sedikit demi sedikit akhirnya aku sadar bahwa apa yang kupilih adalah jalan yang benar.

Tak terasa dua tahun berlalu, aku merasa bahagia di pesantren tersebut. Aku sudah merasakan manisnya hidayah. Betapa senangnya hatiku, semoga aku istikamah di atas jalan yang hak.

 

Musibah Covid-19

Allah Ta’ala berfirman,

الم. أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ. وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-‘Ankabut: 1-3)

 

Di saat aku berada di tengah manisnya hidayah, tiba-tiba ujian mendatangiku, bahkan mendatangi semua orang. Virus Covid-19 melanda tanah air tercinta, pesantrenku akhirnya memutuskan untuk libur.

Aku pun tinggal di rumah berbulan-bulan, tanpa arah, dan pergaulanku bebas. Setiap hari bahkan setiap jam aku menggunakan alat yang tidak sepantasnya ku pakai.

Melihat perubahan sikapku yang demikian, orang tuaku sedih. Akhirnya mereka memutuskan agar aku masuk di Ma’had Minhajul Atsar Jember.

 

Alhamdulillah, hatiku sangat senang setelah sekian lama gersang, akhirnya Allah menyelamatkanku. Pertama kali aku datang sedih rasanya, tetapi itu hanya sebentar, setelah itu aku bisa beradaptasi.

Aku sangat bersyukur karena setiap kali aku jenuh, selalu ada ustadz atau teman yang menghiburku, aku bahagia bisa menuntut ilmu di sini.

 

Nasihat Akhir Kata

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah, ada nasihat dariku kepada kalian yang masih terjerumus dalam kegelapan dan dosa, segera kembalilah. Karena penyesalan berada di akhir. Wallahu a’lam.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.