Tips Hidup Bahagia (Seri-6)
Oleh Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah
Di dalam sebuah hadis, Nabi bersabda,
«لا يفرك مؤمن مؤمنة إن كره منها خلقا رضي منها خلقا آخر» [رواه مسلم]
“Janganlah seorang suami membenci istrinya. Apabila ia membencinya pada suatu akhlak, maka dia akan rida pada akhlak yang lainnya.” (HR. Muslim)
Di dalam hadis ini terdapat dua faedah yang sangat besar, yaitu:
- Bimbingan dalam bergaul dengan istri, kerabat, teman dekat, pelayan, dan terhadap semua pihak yang memiliki hubungan dengan seseorang, yaitu hendaknya dia sadar bahwa mereka semua memiliki aib, cacat, dan segala sesuatu yang tidak disukainya. Kemudian jika engkau mendapati hal ini, maka ingatlah baik-baik akan kewajiabanmu dalam menjaga hubungan dan cinta dengan orang tersebut. Engkau ingat berbagai kebaikan dan keinginan baik orang tersebut, baik yang bersifat khusus ataupun umum.
Jika engkau dapat melupakan kejelekan dan mengingat-ingat kebaikan orang tersebut, niscaya akan langgenglah persahabatan dan hubunganmu terhadap orang tersebut. Kemudian setelah itu kebaikan hidup akan engkau dapatkan.
- Hilangnya kesedihan dan kegundahan. Akan semakin langgeng ketulusan dan akan dapat terealisasi kewajiban dalam menunaikan bebagai hak yang wajib dan sunnah. Dan akan terwujud ketenteraman pada kedua belah pihak.
Barangsiapa yang tidak mengambil petunjuk Nabi yang telah tersebut di atas, bahkan melakukan hal yang sebaliknya, terus mencari kesalahan-keslahannya dan enggan untuk melihat berbagai kebaikan yang dilakukan oleh saudaranya, maka kegelisahanlah yang akan didapatnya, serta kerisauan yang akan dihasilkan pada dirinya dan saudaranya, lebih dari itu, akan terputus berbagai hak yang wajib dtunaikan oleh keduanya.
Dan banyak orang yang memiliki keinginan yang tinggi mempersiapkan jiwa mereka untuk menghadapi berbagai malapetaka dan bencana dengan sikap sabar dan tenang. Akan tetapi tatkala datang musibah yang ringan dan enteng mereka gelisah dan terganggu ketenteramannya. Faktor dari ini semua adalah ia hanya mempersiapkan diri dalam menghadapi perkara-perkara besar tanpa memperhatikan urusan yang remeh, maka hal ini akan memadharatkan dirinya serta mengganggu ketenteramannya.
Maka orang yang gagah ialah orang yang menyiapkan dirinya dalam menghadapi perkara kecil dan besar. Dia meminta tolong kepada Allah atas urusannya itu dan tidak menyerahkan hal tersebut pada dirinya. Di saat itulah akan ringan urusan yang kecil sebagaimana halnya urusan yang besar ringan atas dirinya. Ketenangan jiwa dan ketenteraman hati pun akan ia dapatkan setelah itu.