Kisah Malam Terakhir Dari Kehidupan Para Masyaikh
Oleh: Muhammad Hafidz Riyadi, Takhassus
Malam Terakhir dalam Kehidupan Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah
Keluarganya menyebutkan, bahwa beliau berulang kali terbangun dalam kondisi tertawa, lalu tidur kembali. Kemudian beliau tidur lagi, lalu kembali terbangun dengan tertawa, kemudian beliau tidur dengan kondisi tidak seperti biasanya. Dan beliau wafat di malam itu.
Malam Terakhir Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah
Salah seorang sahabat Syaikh bertutur, bahwa pada malam terakhir dari kehidupannya, mereka menemani beliau di ruangan kamarnya sambil membaca al-Qur’an.
Ketika kami tengah membaca, tiba-tiba seorang pria masuk dan memberi salam, dan mulai menangis. Syaikh Muqbil turut menangis dan ikut menangis pula seluruh yang hadir. Ternyata itu adalah Syaikh Rabi’ bin Hadi hafizhahullah.
Peristiwa ini terjadi pada malam terakhir Syaikh.
Malam Terakhir Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah
Salah satu putra beliau berkisah, bahwa pada malam terakhir ayah, beliau sering sekali terbangun, kemudian membaca al-Qur’an dan kembali tak sadarkan diri. Kami tak yakin apakah itu tidur ataukah pingsan. Beliau kembali bangun dan melanjutkan bacaan al-Qur’annya.
Ini terus berlanjut di sepanjang malam, dan beliau wafat beberapa jam setelah itu.
Malam Terakhir dalam Kehidupan Syaikh Muhammad Aman al-Jami rahimahullah
Seorang murid Syaikh menjelaskan, bahwa Syaikh Muhammad Aman al-Jami merupakan pribadi yang tekun dan rajin membaca al-Qur’an. Di saat sudah tidak lagi kuat untuk membaca, beliau meminta Ali atau Abdul Malik sang putra, untuk membacakan.
Putra beliau melanjutkan,
Di malam terakhir, beliau meminta saya membaca al-Qur’an, dan saya sengaja memperpanjang durasi bacaan. Ternyata Syaikh setuju dan meminta, “Teruskanlah membaca.” Beliau berpesan hal ini setiap kali aku menarik nafas -untuk melanjutkan bacaan pada ayat berikutnya- atau hendak minum air. Hal ini terus beliau lakukan hingga detik-detik akhir wafatnya.
Tak cukup disitu, beliau berpesan ketika siuman, “Ali, sampaikan kepada para masyaikh, ‘Ingatlah Allah, ingatlah Allah dalam masalah akidah, ingatlah Allah, ingatlah Allah dalam masalah tauhid.’” Lalu beliau wafat.
Malam Terakhir Syaikh al-Muhaddits Nashiruddin al-Albani rahimahullah
Sakinah bintu as-Syaikh menyebutkan, bahwa ayah menderita berbagai penyakit, termasuk anemia dan masalah liver, dan salah satu ginjalnya terkena dampak. Beliau melalui hari-hari tersebut dengan kondisi sabar, hampir tidak pernah berucap keluhan.
Pada malam terakhirnya saat tidur, saya mendengarnya berkata, “Berikan aku kitab al-Jarh wat-Ta’dil dan kitab ‘Ilal [suatu bidang Ilmu yang membahas cacat tersembunyi pada suatu hadis], pada bagian ini dan itu, halaman ini dan itu.”
Faedah Penting Kisah Akhir Kehidupan Mereka
Faedah yang bisa kita petik dari kisah-kisah menjelang wafatnya para masyaikh di atas adalah, bahwa seseorang akan Allah wafatkan di atas kebiasaanya. Jika kebiasaannya adalah amal kebaikan niscaya Allah wafatkan di kala mengamalkan kebaikan, namun jika kebiasaannya adalah amal keburukan niscaya Allah akan wafatkan di kala mengerjakan keburukan.
Sebagaimana yang disebutkan Imam ibnu Katsir rahimahullah dalam kitab tafsirnya, tatkala beliau mentafsirkan ayat:
وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Ali ‘Imran: 102)
Beliau mengatakan:
حَافَظُوا عَلَى الْإِسْلَامِ فِي حَالِ صِحَّتِكُمْ وَسَلَامَتِكُمْ لِتَمُوتُوا عَلَيْهِ، فَإِنَّ الْكَرِيمَ قَدْ أَجْرَى عَادَتَهُ بِكَرَمِهِ أَنَّهُ مَنْ عَاشَ عَلَى شَيْءٍ مَاتَ عَلَيْهِ، وَمَنْ مَاتَ عَلَى شَيْءٍ بُعث عَلَيْهِ
“Senantiasa jagalah (diri kalian) di atas agama Islam di saat sehat dan selamat, sehingga kalian akan mati di atas (agama Islam). Sungguh orang yang baik akan dibalas dengan kebaikan. Sungguh siapa saja yang hidup di atas suatu kebiasaan tertentu, ia pun akan diwafatkan di atas kebiasaan tersebut. dan barangsiapa yang meninggal di atas keadaan tertentu niscaya Allah akan bangkitkan di atas keadaan tersebut.” (Tafsir Ibnu Katsir 2/87)
Akhir Kata dan Doa
Semoga Allah mewafatkan kita semua dengan khusnul khatimah (penutup yang baik). Amin ya mujibassailin.
Semoga Allah merahmati para ulama dan masyaikh kita, meninggikan derajat mereka di surga Firdaus dan mengumpulkan kita bersama mereka, tanpa pendahuluan hisab atau azab sebelumnya. Amin ya Rabbi zumrati an-Nabiyyin wa as-Salihin.
Sumber: Chanel resmi Syaikh Abdullah bin Shalfiq Az Zhafiri hafizahullah dengan sedikit penyusuaian.
https://t.me/abdulahaldafiri/3160