Peristiwa Baiat Aqabah
Oleh Umar Gresik, Takmili
Baiat Aqabah pertama terjadi pada tahun ke-12 setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi Rasul. Beliau menjumpai 12 orang lelaki dari Yatsrib (Madinah), mereka membaiat beliau setelah pengakuan keislaman mereka, atas 3 perkara:
- Tidak menyekutukan Allah Taala dengan sesuatupun.
- Senantiasa memerintahkan manusia kepada apa-apa yang Allah perintahkan.
- Senantiasa melarang manusia dari apa yang telah Allah larang.
Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Mush’ab bin Umair dan ‘Amr bin Ummi Maktum radhiyallahu ‘anhuma untuk ikut kembali ke Madinah bersama mereka. Hal itu dalam rangka mengajari umat manusia urusan-urusan agama, seperti salat, membaca al-Quran, dan lain-lain.
Baiat Aqabah Kedua
Pada tahun ke-13 setelah beliau diutus menjadi Rasul, datanglah Mush’ab bin Umair dan orang-orang yang telah berislam dari Yatsrib (Madinah). Mereka berjumlah 73 lelaki dan 2 orang wanita (Nusaibah bin Kaab dan Asma’ bintu Amr bin Adi).
Mereka bermaksud menjumpai Rasulullah dalam rangka pembaiatan Aqabah pada malam hari. Di sisi lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang bersama Abbas bin Abdil Muthalib, paman beliau yang ketika itu masih dalam keadaan musyrik.
Kedatangan al-Abbas Adalah Untuk Melindungi Keponakannya
Abbas mulai memecah keheningan, dia angkat bicara lebih dahulu. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyusulnya, lalu membacakan untuk mereka al-Quran dan menyeru mereka untuk menauhidkan Allah. Tak lupa pula, beliau menanamkan benih kecintaan kepada Islam.
Lalu mereka membaiat beliau atas 5 perkara:
- Patuh serta taat, di kala bahagia maupun sedih.
- Berinfak, di kala krisis maupun tidak.
- Memerintahkan yang baik dan melarang dari yang jelek.
- Tidak memulai mencela dalam urusan agama.
- Melarang untuk memerangi wanita dan anak-anak.
Pasca Pembaiatan Aqobah
Setelah usai dari pembaiatan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beranjak menuju Makkah dan kembali menyeru manusia kepada agama Allah. Gangguan-gangguan dari pihak Quraisy tak kunjung mereda.
Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan para sahabat untuk berhijrah ke negeri Yatsrib (Madinah). Kaum muslimin pun beranjak menuju Madinah, baik sendiri-sendiri maupun berkelompok dengan sembunyi-sembunyi, supaya tidak diketahui oleh kaum musyrikin.
Yang pertama berangkat adalah Abu Salamah bin Abdil Asad dan Mush’ab bin Umair, serta Amr bin Ummi Maktum. Lalu berikutnya Bilal bin Abi Rabah, Saad bin Abi Waqqash, Ammar bin Yasir, dan Umar bin al-Khathab radhiyallahu ‘anhum.
Total jumlah mereka 10 orang yang berangkat dari para sahabat. Tersisalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakr ash-Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, dan segelintir sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Penutup
Demikianlah kisah baiat Aqabah pertama dan kedua, yang berujung kaum muslimin mendapat tempat untuk berhijrah dan mengamalkan agamanya lebih leluasa di negeri Yatsrib (Madinah). Semoga Allah senantiasa memberikan kemuliaan kepada Islam dan menolong kaum muslimin. Begitu pula menghinakan kesyirikan dan kaum musyrikin. Amin