Mengenal Imam Ahmad bin Hanbal

Oleh Ahsan Tegal Takhasus 2B

 

Islam adalah agama samawi akhir zaman, setelah Islam tidak ada lagi yang memperbaruinya. Namun salah satu keistimewaan Islam yang tidak terwujud pada agama lain adalah adanya rantai sanad. Allah Ta’ala munculkan ulama-ulama jenius sebagai penjaga kemurnian al-Qur’an dan as-Sunnah. Mereka secara berantai mewariskan al-Qur’an dan as-Sunnah dari generasi ke generasi sampai hari kiamat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata,

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُون

“Sesunguhnya Kamilah yang menurunkan al-Qur’an dan Kami pasti (pula) yang menjaganya.” (QS. al-Hijr: 9)

Biografi Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah

Beliau merupakan salah satu ulama periwayat hadits yang terkemuka di masanya. Beliau termasuk salah satu dari empat madzhab yang terkenal. Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. Lahir pada tahun 164 H bertepatan dengan tahun 780 M di negeri Baghdad.

Imam Ahmad terlahir dan tumbuh kembang dalam keadan yatim. Sang ibunda yang menjadi tokoh sentral dalam gerak laju semangat Imam Ahmad untuk mengarungi dunia. Nama ibunda beliau adalah Shafiyah bintu Abdul Malik.

Dari sang ibunda, Imam Ahmad sangat tertarik dengan ilmu agama. Sang ibulah yang mendorong semangat Imam Ahmad untuk bergabung di madrasah agar mempelajari baca tulis. Disanalah Ahmad bin Hanbal menyelesaikan hafalan al-Qu’ran dalam usia yang masih sangat muda.

Semangat dalam menuntut ilmu

Ketika Imam Ahmad baru kembali dari kota Kufah, Abdurrahman (kakek Ahmad bin Muna’i) melihat Imam Ahmad datang ke Baghdad sambil membawa tas berisikan kitab-kitab.  Abdurahman berkata, “Bukankah sudah dianggap cukup bila seseorang telah menulis 30.000 hadits?”

Imam Ahmad diam tak menjawab.

“Kalau 60.000 hadits apakah masih kurang juga?” Abdurrahman mengejar dengan pertanyaan berikutnya

Imam Ahmad tetap diam.

“100.000 hadits kalau begitu, apakah belum cukup?” Abdurrahman masih belum berhenti bertanya.

Kemudian Imam Ahmad pun berucap, “Kalau 100.000 hadits masih terlalu sedikit yang ia ketahui.”

Sang cucu Ahmad bin Muna’i kemudian berusaha menghitung jumlah hadits yang ditulis Imam Ahmad dari dua orang gurunya yang bernama Bahz bin Asan dan Affan, ternyata totalnya 300.000 hadits.

Subhanallah, benar- benar luar biasa. Semangat seperti apakah yang memenuhi hati Imam Ahmad? Sejak muda bahkan masa anak-anak, semangat menuntut ilmu agama seolah-olah tak pernah surut. Bahkan semangat itu tetap menyala sampai beliau telah barusia lanjut.

Imam Malik rahimahullah mengatakan, “Seorang berilmu tidaklah patut untuk meninggalkan belajar.” Barang kali inilah jawaban mengapa Imam Ahmad tetap melangkah di jalur ilmu agama.

Abu Zur’ah menyampaikan kepada Abdullah (putra Imam Ahmad) bahwa ayahnya telah menghafal 1.000.000 hadits. “Dari mana anda tahu?” Abdullah bertanyadalam keadaan  takjub. Abu Zur’ah menjawab, “Aku telah bermajelis dengan ayahmu dan aku telah menyusun judul-judul bab darinya.”

Imam adz-Dzahabi (w. 748 H) berkomentar, “Kisah di atas memang kisah nyata. Kisah tentang luasnya ilmu Imam Ahmad. Jumlah sebanyak itu juga dihitung dengan hadits yang terulang, atsar-atsar, fatwa tabi’in, tafsir, dan semisalnya.”

Wafatnya Imam Ahmad

Jum’at, 12 Rabi’ul Awwal 241 H di waktu duha, Imam Ahmad meninggal dunia dalam usia 77 tahun. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati beliau dan menempatkan beliau di surga-Nya yang luas.

Faedah yang bisa dipetik dari kisah di atas:

  1. Hasungan bagi orang tua untuk mendidik buah hati mereka dengan pendidikan.
  2. Hasungan untuk bersemangat dalam menuntut ilmu agama.
  3. Pentingnya membaca kisah-kisah para ulama, karena dengan hal itu bisa menumbuhkan semangat belajar dan mengambil berbagai manfaat dari perjalanan mereka.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat bagi kami dan pembaca sekalian. Mudah-mudahan Allah menjadikannya amal shalih dan menjadi sebab keistiqamahan kami. Wallahu a’lam.

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.