Nasehat Syaikh Rabi’ untuk para penuntut ilmu

 

Oleh Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madhkali hafidzahullah

 

Pertanyaan:

Perkara yang terpenting apa saja yang harus dimulai ketika para pemuda ingin menuntut ilmu agar mereka bisa membentengi dirinya?

 

Jawaban:

Yang pertama adalah wajib untuk mempelajari perkara-perkara yang Allah wajibkan, di antaranya keyakinan mengenal Allah Tabaraka wa Ta’ala dengan nama dan sifat-sifat-Nya. Secara khusus pada permasalahan istiwa dan ‘uluw serta yang berkaitan dengan hal ini.

Hendaknya dia mempelajari makna dua kalimat syahadat sehingga dia tidak terjatuh pada kesalahan dan mengetahui syarat-syarat serta pembatal-pembatal dua kalimat syahadat. Kemudian menghafal al-Qur’an, jika memiliki kemampuan. Apabila dia mampu, maka hafalkanlah al-Qur’an sesuai dengan kemampuanya.

 

Kemudian dia menghafal sunnah dengan memulai dari hadits-hadits yang ringkas seperti kitab bulughul maram atau umdahtul ahkam. Kemudian menghafal matan-matan tauhid, semisal ushul tsalatsah, kasyfu syubhat, kemudian kitab tauhid. Inilah permasalahan yang pokok dan terpenting bagi para penuntut ilmu.

Tidaklah aman seorang pencari ilmu jikalau dia tidak kokoh pada bab (pembahasan) ini, bisa saja dia tejatuh kepada kesyirikan sehingga memperbanyak para penyerunya (pelakunya) dan menimbulkan berbagai macam fitnah. Maka wajib untuk membentengi diri dengan mempelajari, menghafal, dan mengokohkan ilmu semisal kitab-kitab yang membahas permasalahan yang pokok ini.

 

Kemudian pelajarilah ilmu tauhid yang membahas nama dan sifat-sifat Allah, semisal kitab wasitiyah. Kitab ini merupakan kitab yang ringkas dan akan lebih mudah jika membaca kemudian menghafalkanya pada hari-hari yang dilewati dengan sedikit demi sedikit insyaAllah. Apabila dia bertekad untuk kosisten dalam menuntut ilmu, maka jalan pun akan terbuka dan akan menarik sebagian perkara dengan bagian yang lainnya.

Pelajarilah perkara-perkara yang penting (utama), yaitu dengan mempelajari kitab-kitab tafsir yang terkenal, kitab-kitab hadits beserta penjelasannya, dan mempelajari ilmu nahwu. Jika dia ingin meringkas perkara-perkara inti yang dapat menjalani kehidupanya, maka pelajarilah permasalahan tentang shalat dan apa saja penyebap rusak (tidak diterima)nya shalat, sehingga dia tidak terjatuh padanya.

 

Begitu pula dia harus mengetahui seputar hukum-hukum zakat. Harta apa saja yang harus dizakati, kapan waktu pengeluaranya, dan perkara apa saja yang wajib ditunaikan. Kemudian dia mengenal apa itu haji, siapa saja orang yang mampu dalam pelaksanaanya, bagaimana tata cara berhaji, apa saja yang dapat merusak ibadah haji, dan yang berkaitan tentangnya.

Ini merupakan tugasnya para tokoh yang telah disebutkan oleh para ulama di atas, kemudian orang” yang berkompeten (ahli). Apabila dia menginginkan untuk terlibat dengan orang-orang yang berkompeten (ahli), maka dianjurkan baginya untuk mempelajari ilmu yang telah kami paparkan sebelumnya secara konsisten.

 

Sumber: Tanya jawab yang berjudul ahlussunnah dan ciri-ciri mereka oleh Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madhkali hafidzahullah.

 

Diterjemahkan oleh Ian Abdul Malik Pontianak santri Takhasus

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.