Ramadan di Ma’had, Lebih Seru!

Tim iftar santri

 

Oleh Tim Jurnalistik Santri

 

Ramadan merupakan momen indah bagi kami para santri yang menjalani ibadah puasa di pesantren. Sebab di sana kami bisa menghabiskan waktu dengan ibadah tanpa ada halangan. Berbeda halnya jika kami melalui Ramadhan di kampung halaman. Bisa jadi akan sulit untuk melakukan ibadah secara optimal seperti ketika di ma’had. Ada saja halangan dan hambatan yang mengganggu.

Itulah yang kami rasakan selama menjalani bulan Ramadan di ma’had. Keputusan asatidzah bahwa Liburan Akhir semester pada tahun ajaran ini jatuh di akhir Ramadhan membuat kami bahagia. Karena setidaknya, kami masih bisa menjalani 2/3 Ramadan di ma’had.

 

Kobaran Semangat Santri di Bulan nan Suci

Di bulan nan suci ini semangat ibadah santri makin membara. Mereka saling berlomba untuk mengisi hari dengan tilawatul Quran serta ibadah-ibadah lainnya. Masjid Ali bin Abi Thalib sering terlihat sesak dipenuhi para santri yang khusyuk mentadabburi kalamullah. Suara mereka bagaikan dengungan lebah yang saling sahut-menyahut.

Malamnya mereka berbaris rapi dengan tegap bagaikan mujahidin yang siap menggempur lawan. Tak lupa mereka bermunajat kepada Sang Pencipta, menengadahkan kedua tangan tuk mengadukan segala keluh kesah yang sedang mereka hadapi. Memohon ampunan, serta berharap supaya segala amal mereka diterima oleh Sang Khaliq.

Itulah kegiatan santri di bulan nan suci ini. Terjauhkan dari hiruk-piruk gemerlapnya dunia, tak tersibukkan dengan urusan dunia, fokus mengerjakan berbagai amalan ketaatan.


Baca Juga: Tim Islah (Iftar Santri Bernilai Ukhuwah) Temani Santri Berbuka Puasa


Kegiatan Seru yang Tak dijumpai di Rumah

Yang paling terasa berbeda adalah momen takjil. Di rumah, kami berbuka puasa bersama abi, umi, adik, dan kakak, yang mungkin berjumlah 6-7 orang. Berbeda halnya dengan di ma’had, takjil kami ditemani oleh sekitar 400 santri dari berbagai lembaga dan kelasnya masing-masing.

Seusai mendengarkan untaian nasehat indah di masjid, kami akan bergeser ke bagian belakang menuju nampan yang berisi kurma, jajanan berbuka, lengkap dengan mika kecil di tengah nampan yang berisi sambal. Supaya takjil terasa segar, panitia juga tak lupa menyajikan minuman segar.

Semoga momen indah tersebut dapat kembali kami rasakan di tahun mendatang. Semoga Allah kembali mempertemukan kita semua dengan bulan Ramadan di tahun berikutnya. Amin.


Artikel Kami: Kiat Meraih Lailatul Qadar


Penulis: Fadhli Hamzah, Takhasus

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.