Sejarah Kelam Pengkhianatan Yahudi di Era Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

 

Oleh Yusuf Hafizh Jogja, Takmili

 

Dahulu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke kota Madinah, di sana ada tiga suku dari kaum Yahudi, yaitu Bani Qainuqa’, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah. Sejak dahulu, kaum Yahudi memiliki sifat berkhianat. Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menginginkan agar terhindar dari pengkhianatan mereka dengan membuat perjanjian keamanan dan kerja sama dengan mereka. Namun mereka tetap mengkhianati perjanjian tersebut.

 

Penghianatan Bani Qainuqa

Mereka adalah yang pertama kali berkhianat. Yang demikian itu karena mereka melanggar perjanjian dan karena kekalahan mereka terhadap kaum muslimin ketika perang Badr. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan mereka di pasar mereka dan berkata: “Wahai kaum Yahudi, masuklah ke dalam agama Islam. Sebelum menimpa kalian, apa yang telah menimpa kaum Quraisy di perang Badr.”

Namun mereka berkata dengan sombong kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Engkau telah bertemu dengan orang-orang (kaum Quraisy) yang tidak mengerti cara berperang. Jikalau kamu melawan kami, kamu akan tahu bahwa kami adalah laki-laki yang kuat.”

Mereka pun menampakkan permusuhan terhadap kaum muslimin. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bergegas menyerang mereka pada tahun 2 Hijriah dan mengepung mereka selama 15 hari sampai Allah memberikan ketakutan kepada hati mereka. Akhirnya mereka pun menyetujui hukum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau memerintahkan mereka untuk keluar dari Madinah. Mereka pun keluar menuju Syam.

 

Pengkhianatan Bani Nadhir

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada mereka, yang mana mereka meminta pertolongan untuk membantu membayar uang diyat pembunuhan Umar bin Umayyah adh-Dhamariy yang telah membunuh 2 orang secara tidak sengaja. Mereka berkata: “Wahai Abul Qasim, tolonglah kami.”

Namun ternyata Bani Nadhir merencanakan niat jahat, mereka mengundang Nabi untuk membunuhnya dengan cara melemparkan batu dari atap rumah. Tatkala beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk di samping tembok rumah sebagian mereka. Maka Allah memberikan kabar kepada Nabi tentang rencana jahat mereka, akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali ke rumahnya dan mengumpulkan kaum muslimin.

 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum bergegas memerangi mereka  pada tahun 4 Hijriah dan mengepung mereka. Akhirnya mereka pun bertahan di benteng, kemudian Allah memberikan ketakutan pada hati-hati mereka. Mereka pun menyetujui hukum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka memohon kepada beliau agar membolehkan mereka untuk keluar. Beliau pun membolehkan harta-harta dan darah-darah mereka dan apa-apa yang dibawa oleh unta-unta mereka.

Mereka lalu pergi dari Madinah setelah mereka menghancurkan rumah-rumah mereka dengan tangan-tangan mereka sendiri. Mereka pergi dari Khaibar, menuju negeri Syam. Allah Taala berfirman:

هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ

“Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahlul kitab dari rumah-rumah mereka pada awal pengusiran. Kamu tidak menyangka bahwa mereka akan keluar dan mereka yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah. Maka Allah mendatangkan (siksaan) kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Allah menanamkan rasa takut ke dalam hati-hati mereka, sehingga mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan-tangan mereka sendiri dan tangan-tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan yang jernih.” (QS. Al-Hasyr: 2)

 

Pengkhianatan Bani Quraizhah

Pengkhianatan mereka dimulai dengan kesepakatan mereka bersama al-Ahzab (pasukan sekutu)[1] untuk memerangi kaum muslimin dari belakang. Setelah berakhirnya perang Ahzab, Allah memerintahkan Nabinya untuk mendatangi Bani Quraizhah. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada para sahabatnya: “Janganlah salah seorang di antara kalian salat asar kecuali setelah sampai di pemukiman Bani Quraizhah.

Maka para sahabat pun bergegas kepada Bani Quraizhah dan mengepung mereka selama 25 malam, sampai mereka terkepung dan sengsara. Akhirnya mereka pun tunduk atas hukum Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal tersebut terjadi pada bulan Dzulqa’dah pada tahun 5 Hijriah.

 

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada mereka: “Wahai kaum Aus, apakah kalian rela agar seorang di antara kalian memberikan keputusan tentang perkara kalian?

Maka mereka pun menjawab: “Tentu.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk Saad bin Muadz radhiyallahu ‘anhu yang berasal dari kabilah mereka. Sahabat Saad pun didatangkan, yang mana dia telah terkena panah di perang Ahzab, maka dia pun berkata: “Aku akan memberikan keputusan terhadap mereka:

  1. Agar yang laki-laki
  2. Harta-harta
  3. Anak-anak dan para wanita ditawan.”

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata kepada Saad bin Muadz radhiyallahu ‘anhu: Sungguh, kamu telah memberi hukum kepada mereka dengan hukum Allah dari langit ke tujuh.

 

Dengan yang demikian itu, selesailah keberadaan kaum Yahudi di kota Madinah. Semoga Allah senantiasa memuliakan Islam dan kaum muslimin. Menghinakan kaum Yahudi dan orang-orang yang tidak mau taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Semoga bermanfaat, wallahu ‘alam.

 

[1] Kumpulan kabilah-kabilah kaum musyrikin dan Yahudi yang memerangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.