KEJADIAN UNIK DAN LUCU

Ada banyak hal yang tidak kami sangka. Beberapa kejadian tersebut menggambarkan bahwa mereka benar-benar membutuhkan uluran tangan kita semua. Mari kita simak!

***

Siang ini (24 Feb ‘14), dengan tergopoh-gopoh seorang pemuda datang ke Rumah Kuning, posko kami. Badannya penuh tato, rambut cepak, kaos oblong tanpa alas kaki. Wajahnya pucat pasi. Kebingungan. Tak tahu apa harus berbuat apa. Ternyata, istrinya melahirkan. Ia berusaha mengazani bayinya, tapi tidak bisa. Dengan wajah melas, berdiri di depan pintu, dia berkata, “Mas, tolong anak saya diazani!

“Saya sudah mencoba berkali-kali, tapi susah setengah mati,” katanya merajuk. Kegelisahan segera menyelimuti seisi rumah. Sebab, azan saat bayi lahir masih diperselisihkan ulama. Ditolak, takut kurang bijak. Mau dipaksa, takut kena dosa.

Akhirnya, dengan memohon ampunan Rabb kami datangi rumah si jabang bayi. Bukan kami yang azani, tapi si bapak yang kami ajari. Terbata-bata, berisak tangis, si bapak merasa terharu. Semoga Allah mengampuni kami, niat hati ingin mengajari si abi. Semoga menjadi anak saleh. Ya’qub, preman penuh tato Ujung Gagak. Lengan kanan tengkorak, lengan kiri gambar manusia. Allahul musta’an.

***

Muh. Misban, 40 th. Mantan Islam, murtad, mualaf, dan kini murtad lagi. Laki-laki kecil, item, berlagak sebagai pahlawan pembangunan gereja baru di Ujung Gagak. Pernah bersyahadat di ma’had an-Nur, Ciamis, dan pulang membawa kambing karena keislamannya. Namun kini menyembah salib lagi. Dia kini tampil seolah menjadi pahlawan kesiangan pembangunan gereja yang dibangun tak jauh dari rumahnya. Semua itu, demi dunia.

999***

Di negeri ini mungkin hanya ada di Muara Dua, mau Jumatan harus pake SMS. Itupun yang diundang ga’ pada datang. Kasihan negeri ini, mau diajak baik susah sekali. Memang harus begitu. Butuh perjuangan, bukan? Semua membutuhkan biaya. Jer besuki mawa beyo. Langka sing gratis nangaring ngalam dunya!

***

Binangun permai, tiada gereja tiada kristenisasi. Kejahilan melekat, ekonomi teramat suram, masbuq satu rakaat salam ikut imam. Tak diterima di sekolah negeri, anak-anak dimasukkan sekolah Nasrani. Allahul musta’an.

***

Seorang laskar tak akan gentar terus berlayar, tegar laksana karang yang kuat mengakar. Siap bersabar demi dakwah tersebar! Ayo kawan, kuatkan langkah! Di kampung ini, kita ukir sejarah!