Dua kutub yang berbeda

KONICA MINOLTA DIGITAL CAMERA

 

Oleh Abu Said Saad Pangkep

 

Berpacu dengan waktu

Berdasi merah dilengkapi dengan jas, tak mau kalah pula bersepatu hitam. Dengan segera ia bergegas seraya terburu-buru, rupanya ia hampir saja telat. Berlari, berpacu dengan waktu tuk mengejar keterlambatan, “Jangan sampai aku telat, bisa-bisa akau dipecat.” Ujarnya.

Ia pun mengelus dadanya tatkala sudah melihat suatu bangunan yang tiada lain itulah tempat ia tuju sedari tadi, kantornya tempat ia mencari dunia. Lain halnya tatkala azan shubuh berkumandang. Di mana si dia? Rupanya  masih di kasur yang empuk berbalutkan selimut, terlelap dalam mimpi indah.

 

Sungguh menyedihkan

Inilah ironi yang terjadi di akhir-akhir ini, begitu bersemangat mencari dunia. Memang ia (dunia) menggiurkan, manis rasanya tatkala dipandang. Betapa hijau dan indahnya hingga tak terelakan benyak orang tertipu akan kemolekannya.

Terus mengejar dengan segala upaya, benar-benar tertipu. Begaimana tidak tertipu, semakin dikejar, semakin bertambah pula ambisinya. Hanyalah dunia di dalam pikiran, begitu mendapatkannya tak merasa puas.

Sangat tepat sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

منهومان لا يشبعان: طالب علم و طالب دنيا

“Dua orang yang sangat bernafsu dan tak akan pernah puas darinya: pencari ilmu dan pencari dunia.” (HR. ath-Thabarani, disahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam sahihul jami’).

Allah Subhanahu Wa Ta’ala pun mengingatkan kita,

ألهكم التكاثر

“Sungguh bermegah-megahan (dalam urusan dunia) telah menipu kalian.” (QS. at-Takatsur: 1)

وما الحياة الدنيا إلا متاع الغرور

“Dan tidaklah kehidupan dunia melainkan kesenangan yang menipu.” (QS. Ali Imran: 185)

 

Nasihat semanis madu

Renungilah permisalan dunia yang disebutkan oleh imam Ibnul Qayyim rahimahullah.

مثالها مثال اناء مملوء عسلا رآه الذباب فاقبل نحوه فبعضه قعد على حافة الاناء وجعل يتناول من العسل حتى أخذ حاجته ثم طار وبعضه حمله الشره على أن رمى بنفسه فى لجة الاناء ووسطه فلم يدعه انغماسه فيه أن يتهنأ به الا قليلا حتى هلك فى وسطه

Bahwa, “Dunia itu bagaikan gelas perak berisikan madu, menggiurkan lalat yang memandangnya. Di antara lalat ada yang mengambil dan menghisap madu dari tepi gelas hingga puas lalu pergi.

Lain halnya dengan lalat satu ini. Ia tak puas menghirup dari tepi gelas, ia ingin merasakan kepuasan yang lebih dengan menikmati madu sambil berenang di dalamnya. Segera si lalat menceburkan dirinya ke dalam madu.

Setelah puas ia menggerakkan sayapnya untuk beranjak dari tempat itu, namun sayang madu telah membaluti sayapnya hingga ia pun terperangkap dalam gelas. Ia pun tewas di dalam madu tersebut.”   (Dinukil dari kitab ‘Adatus shabirin wa dzakhiratus syakirin, karya al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, 1/237.)

Dunia, semakin seseorang mengajarnya ia tak akan pernah puas. Cintanya akan semakin menjadi. Ia dalam kelalaian dari negeri yang sebenarnya, yakni akhirat nan abadi.

Marilah kita mendengarkan nasihat dari Imam Ibnu Hibban rahimahullah dalam kitabnya RaudhatulUqala’,

الحرص غير زائد في الرزق وأهون مَا يعاقب الحريص بحرصه أن يمنع الاستمتاع بما عنده من محصوله فيتعب في طلب ما لا يدري أيلحقه أم يحول الموت بينه وبينه ولو لزم الحريص ترك الإفراط فيه واتكل على خالق السماء لأتحفه المولى جل وعز بإدراك مَا لا يسعى فيه والظفر بما لو سعى فيه وهو حريص عسى لتعذر عَلَيْهِ وجوده

“Ambisi tidak akan menambah rezeki. Hukuman teringan bagi seorang ambisius adalah terhalang dari merasakan nikmat hasil usahanya. Serta letih dalam mencari apa yang ia tidak ketahui apakah ia mendapatkannya, ataukah kematian akan menghalanginya.

Seandainya ia tidak berlebihan dalam ambisinya dan bertawakal kepada Pencipta langit, niscaya al-Maula Jalla Wa ‘Ala akan memberikan kepadanya sesuatu yang ia tak berusaha padanya. Serta mendapatkan sesuatu yang andaikan ia berusaha padanya, ia terhalang darinya.”

 

Sebuah ketetapan

Penyair arab mengatakan dalam beberapa bait syair,

ألا رب باغ حاجة لا ينالها     وآخر قد يقضي له وهو آيس

يحاولها ذا و تقضي لغيره     وتأتي الذي تقضي له وهو جالس

Ketahuilah, terkadang seorang berharap namun tidak mendapatkan…

Sedangkan yang lain, mendapat dalam keadaan tak mengharapkan…

Ada yang telah berusaha, namun tidak atasnya ketetapan diperuntuk…

Adapun yang telah ditetapkan atasnya, mendapatkan dalam keadaan duduk…

Penyair lain juga menyebutkan,

وكم من أكلة منعت اخاها    بلذة ساعة اكلات الدهر

فكم من طالب يسعى لشيء    وفيه هلاكه لو كان يدري

Betapa banyak sesuap makanan menghalangi suapan berikutnya…

Dengan kelezatan sesaat, dari kelezatan selamanya…

Lalu betapa banyak orang yang mengusahakan sesuatu…

Sedangkan disitulah kebinasaannya, andaikan ia tahu…

Ya, dunia. Betapa banyak orang berusaha mengejarnya namun tak disangka di situlah titik awal kebinasaannya.

 

Kita akan meninggalkannya

Perhatiakanlah wahai saudaraku! Hakikat dunia, kita akan segera meninggalkannya, tak ada yang kekal padanya. Bukankah hal aneh jika kita mengumpulkan sesuatu dan bersusah payah meraihnya namun ditinggalkan.

Pahamilah hakikat kehidupan ini, bahwa ini bukan kehidupan kita yang sebenarnya. Ia di depan sana, maka kumpulkanlah bekal tuk kehidupan yang menanti.  Dunia bagaikan jembatan yang harus dilalui. jikalau kita berlama-lama main di atasnya, dikhawatirkan akan terjatuh darinya.

 

Jadilah anak akhirat!

Seuntai nasihat dari Khalifah ar-Rasyidin yang ke-4, Ali bin Ai Thalib radhiyallahu ‘anhu menjelaskan akan hari-hari di dunia,

ارتحلت الدنيا مدبرة وارتحلت الاخرة مقبلة ولكن واحد منهما بنون فكونوا من أبناء الخرة ولا تكونوا من أبناء الدنيا فإن اليوم عمل ولا حساب و غدا حساب ولا عمل

“Dunia bergerak mundur sedangkan akhirat bergerak maju. Masing-masing dari keduanya memiliki anak, maka jadilah anak-anak akhirat dan janganlah menjadi anak-anak dunia. Karena sesungguhnya hari ini adalah amalan tanpa hisab (perhitungan), esok adalah hisab tanpa amalan.”

Marilah kita beramal tuk kehidupan esok, tak hanya sibuk mengumpulkan materi duniawi.

Mengulang sekali lagi firman Allah Ta’ala,

وما الحياة الدنيا إلا متع الغرور

“Dan tidaklah kehidupan dunia melainkan kesenangan yang menipu.” (QS. Ali Imran: 185)

Benar-benar menipu!

اللهم إنا نعوذ بك من الوهن حب الدنيا وكراهية الموت

“Ya Allah, kami meminta perlindungan kepada-Mu dari ‘al-wahn’ (cinta dunia dan takut kematian).”

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.