Alur Penyembelihan Hewan Kurban Ma’had Minhajul Atsar
Oleh Tim Reportase Santri
Allahu akbar.. Allahu akbar.. Laa ilaaha illallahu Allahu akbar.. Allahu akbar wa lillahi alhamdu..
Sahut-menyahut terdengar lantunan takbir, tahlil dan tahmid. Momen yang indah ini dapat terlihat setiap kali usai salat lima waktu. Kalimat-kalimat yang merupakan pengagungan untuk Rabb semesta alam ini senantiasa terucap dari lisan-lisan para santri di ma’had ini.
Hari ini, 11 Zulhijjah 1442 Hijriah yang bertepatan dengan tanggal 20 Juli 2021 Masehi. Merupakan hari pertama penyembelihan hewan kurban di ma’had kami. Dengan berusaha menjalankan imbauan pemerintah, pada tahun ini kami tidak menyembelih di tanggal 10 Zulhijjah. Sehingga pada hari itu, kami manfaatkan waktu dengan mengadakan berbagai kegiatan dan perlombaan. Di antaranya adalah pembukaan turnamen sepak bola, untuk Takhasus maupun Tahfizh.
Pembagian Unit Penyembelihan Hewan Kurban
Setelah menunaikan salat subuh dan berzikir, sebagian santri memanfaatkan waktu sebelum penyembelihan dengan merebahkan badan-badan mereka. Tubuh mereka yang kelelahan butuh untuk istirahat sejenak.
Ketika jam telah menunjukan pukul 07.00 WIB, para santri segera bersiap-siap untuk melakukan rangkaian penyembelihan hewan kurban. Beberapa santri telah pergi menuju ma’had dua, mereka bertugas di unit penyembelihan sapi, sebagai tim pemecah tulang-tulang sapi yang telah disembelih.
Para santri yang lainnya juga tak mau kalah. Mereka yang bertugas di unit penyembelihan kambing ma’had satu bersegera menuju lokasi kerja masing-masing, dengan pembagian yang telah ditentukan sebelumnya. Tak lupa mereka membawa perlatan-peralatan yang telah siap sejak kemarin malam.
Ada tim transportasi, tim transit hewan kurban, tim penyembelihan, tim shahibul qurban, tim pemotongan, tim pengulitan, tim penimbangan, tim konsumsi dan sebagainya. Keseluruhan tugas dilakukan secara sistematis, rapi, dan terintegritasi. Walaupun mereka ini hanya para santri, tapi dari pekerjaan-pekerjaan seperti ini mereka jadi mengerti banyak tentang manajemen dan kerja tim.
Semuanya mereka jalankan dengan segenap jiwa dan raga. Insya Allah yang mereka harap hanyalah pahala dan ganjaran dari-Nya semata. Tak lupa mereka juga mohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, supaya ta’awun yang mereka lakukan berjalan lancar sesuai rencana.
Usaha Menerapkan Protokol Kesehatan
Penyembelihan hewan kurban pada tahun ini sedikit berbeda dengan tahun kemarin. Apabila tahun kemarin penyembelihan sapi di ma’had dua ditangani oleh para ikhwan dan sebagian santri, pada tahun ini hanya para ikhwan saja yang menangani proses penyembelihannya. Sementara para santri yang bertugas di unit ini, mereka ditempatkan di tempat yang berbeda. Hal ini bertujuan untuk lebih menjaga santri dan mengurangi interaksi mereka dengan ikhwan.
Sedangkan penyembelihan kambing masih sama seperti tahun kemarin, para santrilah yang menangani proses penyembelihannya. Tentu dengan bimbingan sebagian tim ahli -semoga Allah menjaga mereka-. Penyembelihan kambing tersebut bertempatkan di taman bermain ma’had, sedangkan proses pemotongan daging dan penimbangan berada di utaranya.
Pada tahun ini pula protokol kesehatan selama proses penyembelihan sedikit semakin ketat, memakai masker adalah hal yang sangat wajib. Terlebih bagi tim transportasi, mereka adalah tim yang paling rawan, karena mereka akan berinteraksi dengan orang di luar area karantina mandiri.
Makanya mereka wajib menggunakan masker KN-95 dan face shield. Hal ini adalah sebagai upaya untuk memutus rantai penyebaran virus Covid yang kian melonjak -semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menjaga kita semua-.
Alur Penyembelihan di Unit Ma’had Satu
Di kandang peternakan yang berada di ma’had dua, beberapa pegawai bertugas memasukan kambing yang akan disembelih ke dalam mobil melalui pintu belakang. Sementara petugas lain harus mendata setiap kambing yang telah masuk.
Setelah kambing-kambing itu masuk, tim transportasi akan menyemprotkan desinfektan khusus hewan melalui jendela mobil. Barulah mereka mengantarnya menuju ma’had satu.
Di pos transit hewan kurban, kambing-kambing itu diturunkan. Para petugasnya bekerja menggunakan sarung tangan, mereka menjalankan tugas dengan sangat professional. Setelah turun, kambing-kambing itu akan ditambatkan di patok-patok bambu sambil menunggu giliran penyembelihan. Setiap kambing yang telah sampai, akan terdata di petugas.
Jika tempat penyembelihan telah siap, kambing akan dibawa masuk. Lalu beberapa santri yang bertugas di sana akan merebahkannya. JIka shahibul qurban datang, ia sendiri yang akan menyembelihnya. Namun jika tidak, maka di sana sudah ada ‘jagal’ santri yang siap mewakili.
Sebagian santri lantas memindahkan kambing yang telah meregang nyawa itu ke atas terpal yang berada tidak jauh dari tempat penyembelihan. Kedua tempat tersebut terbatasi oleh sitar dari terpal, agar kambing yang akan disembelih tidak dapat melihat teman sebelumnya yang telah mati.
Setelah kambing itu benar-benar mati, santri lain segera menggantungnya di tempat pengulitan. Mereka tidak membiarkannya terlalu lama tergeletak, supaya terjaga kualitas dagingnya dan tidak bau.
Dengan sigap dan cekatan tim pengulitan melakukan tugasnya. Tak ketinggalan pula tim kepala dan kaki, mereka memutus kepala dan kedua kaki kambing tersebut untuk disisihkan. Tim jeroan pun lekas memasukan jeroan dari kambing itu ke dalam kresek plastik.
Sedangkan tim shahibul qurban, mereka bertugas untuk menyisihkan bagian yang diminta oleh shahibul qurban. Seteleh disisihkan, mereka akan memberikannya kepada tim distribusi, merekalah yang bertugas memberikannya kepada shahibul qurban.
Sisa daging dan tulangnya akan dibawa ke dapur ma’had atau tempat pemotongan dan penimbangan. Dengan gagah, para petugas santri di sana mencincang tulang-tulang itu menggunakan kapak. Dengan lihai, mereka menyayat daging-daging itu dengan pisau yang begitu tajam.
Tak kalah pula kegesitan tim penimbang. Daging, paru, hati serta tulang yang telah terpotong mereka ambil dan letakan di dalam nampan timbangan dengan kombinasi yang tepat. Ketika jarum timbangan telah menyentuh angka 1 kg, mereka segera memasukkan campuran daging tadi ke dalam besek beralas daun jati yang telah diberi label ma’had. Untuk kemudian didistribusikan ke warga sekitar.
Peran dari tim konsumsi juga tidak bisa dipandang sebelah mata saja. Merekalah yang berkorban untuk menyajikan makanan, buah-buahan, serta minuman bagi para tim yang sedang bekerja di hari ini. Tak kalah penting pula tim peralatan. Yang dengan sebab merekalah proses penyembelihan ini dapat berjalan dengan lancar.
Akhir Kata
Demikianlah alur penyembelihan di ma’had kami. Karena kumandang adzan Zuhur telah terdengar, para santri pun segera bersiap-siap melaksanakan salat. Penyembelihan akan berlajut pada pukul 13.00 WIB seusai salat zuhur.
Alhamdulillah, pada hari ini kami telah menyelesaikan penyembelihan 54 ekor kambing dari total 95 kambing lebih. Dan di unit penyembelihan sapi ma’had dua, mereka telah mengeksekusi 7 ekor sapi dari total 12 ekor. Kambing dan sapi yang masih tersisa insya Allah akan disembelih esoknya.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima sesembelihan-sesembeliha kita semua. Semoga Ia memberikan balasan terbaik bagi siapa saja yang turut berpartisipasi dalam penyembelihan hewan kurban pada tahun ini. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala segera mengangkat wabah dan musibah yang sedang melanda negeri Indonesia ini. Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang dan Maha Mampu melakukan segala sesuatu yang Ia kehendaki. Amin.