Belajar di pondok baru

 

Oleh Muawiyah Ciamis Takmili

 

Di tengah malam yang sunyi, kucoba tuk merenungi arti kehidupan dunia ini. Hari berganti hari tak terasa sudah dua minggu aku di sini, pondok dua yang kucintai. Walau banyak kekurangan yang tak dapat dihindari, seiring doa kepada Sang Ilahi, disertai sabar dan syukur agar aku tetap betah di sini. Kuhadiahkan tulisan ini kepada temanku-temanku yang sedang menuntut ilmu syar’i. Semoga dapat menjadi motivasi dan inspirasi bagi mereka yang sedang futur dalam thalabul ilmi.

 

Pertama kali di pondok dua

Setibaku di pondok dua Minhajul Atsar Jember, hati ini sempit bergejolak, cemas, dan risau menghampiri pikiran ini, terlintas di benakku saat itu, “Akankah aku bisa betah di sini?”

Terlebih ketika mendengar perkataan kawan-kawanku, “Pondok dua itu panas!!” Ada juga yang mengatakan, “Di sana banyak ‘tomcat’ (hewan penyengat), sepi lagi!”

Apa daya dan upaya jika Allah berkehendak untukku di Ma’had dua, sehingga aku harus berkeluh kesah atas hal itu. Di ma’had dua, aku ditempatkan di kelas satu program Takmili. Aku bersama teman-teman sembari menunggu usainya liburan, alhamdulillah masih bisa belajar. Begitu pula masih banyak kegiatan bersama kawan-kawan di pondok.

 

Jadwal pelajaran di bulan Ramadhan

Dimulai dari pelajaran-pelajaran ilmu diniyyah dengan rincian:

Bakda shubuh + 30 menit, kami memuraja’ah al-Quran. Kemudian dilanjutkan dengan pelajaran bahasa Arab yang dimulai pukul 05:30 hingga pukul 06:00 WIB. Lalu berlanjut dengan pelajaran nahwu hingga pukul 06:30. Setelah itu kami istirahat.

Pada pukul 08:00 hingga pukul 09:00, berlanjut pelajaran bersama Ustadz Muhammad Baraja hafizhahullah, beliau membacakan kitab karya Syaikh ‘Ubaid bin Abdillah al-Jabiri hafizhahullah, dengan judul: al-Haddu al-Fashil baina ahlis sunnah wa ahlil bathil. Kitab ini membahas seputar manhaj.

Kemudian berlanjut lagi menjelang buka puasa, dengan rincian: hari Sabtu dan Ahad bersama Ustadz Ibrohim hafizhahullah. Senin dan Selasa bersama Ustatdz Abdullah Probolinggo, Rabu dan Kamis bersama Ustadz Arif hafizhahullah. Tema mereka dimulai dari akidah, dengan kitab al-Qowaid al-Arba’, kemudian akhlak dan adab dengan tema kitab al-Ilmi, kemudian wejangan dengan tema Nashaaih Li Syabab as-Sunnah.

Hingga kami berlanjut lagi bakda tarawih dengan durasi + 45 menit, dengan pelajaran kitab tafsir as-Sa’di bersama Ustadz Musa hafizhahullah. Beliau membahas faedah dari kisah Nabi Musa bersama Khidir ‘alaihimas salam yang terdapat pada surat al-Kahfi. Semoga Allah membalas jasa-jasa mereka dengan kebaikan.

 

Kegiatan ta’awun tetap berjalan

Tidak ketinggalan, kegiatan ta’awun (tolong-menolong) pun kami dapatkan, dimulai dari membantu divisi kebersihan dan yang lainnya. Di sini kami mengambil banyak faedah, baik dari segi dunia atau pun agama. Semoga Allah menjaga kami dan kawan-kawan seperjuangan kami.

Akhirnya pikiran-pikiran negatif terkikis pula, walau apa daya dan upaya, kami sudah semaksimal mungkin untuk tidak terkena tomcat, akhirnya kami terkena pula, yaitu pada bagian tepat sebelah mata kanan dengan sedikit bengkak. Namun tidak terlalu lama, walhamdulillah berkat pertolongan Allah, cukup tiga hari kami sudah sembuh kembali.

 

Akhir kata

Sebenarnya kami ingin menggambarkan lagi kegiatan-kegiatan kami, tapi karena sudah lelahnya mata kami dan pegalnya tangan, kurang lebihnya cukupkan sekian. Kegiatan tersebut tidak kalah banyak faedahnya. Kegiatan yang telah membuat kami betah di sini, tidak sesuai dengan yang pertama kali kami bayangkan.

Sepantasnya bagi seorang muslim ketika mendapatkan ketentuan takdir yang tidak ia sukai, dia tidak berburuk sangka kepada Allah. Karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita semua. Amin

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.