BERKIRIM PAKET/EKSPEDISI SECARA AMAN DI MASA COVID, INSYAALLAH

Pengaturan aktivitas pengiriman paket barang (online) yang ada di Ma’had Minhajul Atsar merupakan perkara yang menjadi tanggung jawab ma’had. Sebab, aktivitas pengiriman tersebut selalu memanfaatkan pos jaga ma’had dan petugas jaga. Ikhwah warga Kavlingan merasakan kemudahan yang sangat besar dengan keberadaan pos jaga dan petugas jaga. Barang yang mereka beli secara online diberi tempat yang aman, diterima dengan baik, dst.

 

Bahkan, tidak sedikit dari ikhwah luar Kavlingan yang memanfaatkan kemudahan ini. Ikhwah yang tinggal di Sumbersalak, Gang Manggis, pondok lama, hingga Wirolegi dan Rambipuji mengalamatkan paket kirimannya ke alamat pondok. Ya, mereka merasa lebih mudah, nyaman dan aman dengan dialamatkan ke pondok.

 

Pihak penyedia jasa layanan ekspedisi pun demikian, lebih mudah mendapatkan alamat pondok dibandingkan alamat mereka. Hingga muncul sebuah ungkapan, “Semua ikhwah alamatnya sama, Jl. W. Monginsidi V/99.” Ungkapan ini disampaikan oleh ikhwah sendiri maupun petugas penyedia jasa layanan ekspedisi.

 

 

Dari uraian di atas, tergambar dengan jelas bahwa pengiriman paket ikhwah berkaitan dengan pihak pondok, pos jaga pondok dan petugas jaga. Artinya, pengiriman paket ikhwah erat kaitannya dengan santri juga, karena yang jaga sebagiannya adalah santri. Sementara di masa pandemi Covid-19, langkah-langkah pencegahan penyebaran virus ini harus dilakukan.

 

Bukan hal yang asing bagi kita, petugas/kurir jasa layanan ekspedisi memiliki resiko dan potensi untuk membawa virus ketika berinteraksi dengan petugas jaga. Sebab, terkadang ada saja yang lupa tidak ber-protokol saat interaksi tersebut; tidak menggunakan masker atau tidak jaga jarak. Mari belajar dari kisah salah seorang ikhwah di Makasar yang berprofesi sebagai “kurir gojek” meninggal dunia terpapar Covid-19, dengan izin Allah!

 

Oleh karena itu, dalam upaya mewujudkan lingkungan yang steril, terkhusus untuk menjaga amanat santri, dan sebagai langkah-langkah pencegahan penyebaran Covid-19, maka pengiriman paket/ekspedisi yang melalui pos jaga pondok dibuatkan peraturan khusus/protokol.

 

Kami tegaskan, dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa pengiriman paket/ekspedisi barang ikhwah yang melalui pos jaga pondok sangat erat kaitannya dengan pondok sehingga wajar bila dibuatkan aturan/protokol untuknya.

 

 

Dalam prakteknya, Pondok memberikan kemudahan kepada ikhwah. Yaitu dengan membuatkan protokol dan prosedur pengiriman dan penerimaan paket/ekspedisi. Ya, protokol yang aman dan tetap nyaman bagi mereka; aman untuk dirinya dan keluarganya di rumah. Pengiriman barang yang masih dilayani tersebut meliputi suplai barang ke maqshaf, kebutuhan sayur dan juga kiriman paket ke ikhwah.

 

Satgas/Pondok bukan hanya sebagai transit barang yang dikirim/diterima/diperjual-belikan secara online dan offline oleh ikhwah saja. Akan tetapi Satgas memberikan pelayanan optimal yang Alhamdulillah jarang dilakukan oleh pondok lain. Layanan optimal tersebut seperti:

 

  1. Serah-terima barang terawasi CCTV, sehingga bisa dicek kalau terjadi kesalahan teknis.
  2. Petugas penerima paket melalui petugas pos jaga yang stand by 24 jam.
  3. Penyemprotan disinfektan terhadap barang.
  4. Pembuatan tenda pengaman agar barang terlindung dari panas dan hujan.
  5. Penyediaan meja dan rak untuk meletakkan barang.
  6. Perangkat tulis dan lainnya untuk menandai tanggal, nama penerima dan lakban.
  7. Petugas khusus yang memilah barang sesuai tanggal lalu mengantarkannya ke rumah-rumah ikhwah Kavlingan.

 

Subhanallah, pelayanan yang luar biasa, biidznillah. Sebuah perjuangan dan pekerjaan yang tidak mudah, alhamdulillah. Benar, kami lakukan itu karena niat menjalankan amanah penjagaan para santri; penghafal al-Qur’an dan calon penerus dakwah maupun tarbiyah, putra-putri ikhwah yang diharapkan menjadi anak-anak saleh.

 

Kemudahan dan “pelayanan VIP” ini dirasakan oleh semua ikhwah Kavlingan dan luar Kavlingan. Mereka juga merasakan dan menikmati berbagai kemudahan dan kenyamanan fasilitas yang kami sediakan ini, baik pengiriman barang keluar atau menerima kiriman barang dari luar.

 

Sekali lagi, kenikmatan dan kemudahan dari Allah kemudian perjuangan Satgas/Pondok yang harus disyukuri. Perjuangan dan kebaikan yang seharusnya dibalas dengan kebaikan dan ucapan terima kasih. Allah berfirman,

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (59) هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ (60) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (61)

“Kenikmatan Allah mana lagi yang kalian dustakan? Bukankah kebaikan itu harusnya dibalas dengan kebaikan juga? Kenikmatan Allah mana lagi yang kalian dustakan?” (QS. ar-Rahman: 59–61)

 

Namun sangat disayangkan, tidak sedikit yang melupakan jasa dan kebaikan orang yang berbuat baik dan berjasa kepadanya. Banyak orang yang belum mengamalkan apa yang dinyatakan Rasulullah dalam hadis Abu Hurairah,

 

لَا يَشْكُرُ اللَّهُ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ.

 

“Tidak akan bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada manusia.” (HR. al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad)

 

Semoga Allah menjaga kita dari terjatuh ke dalam apa yang disebutkan pepatah air susu dibalas air tuba.[1] Yaitu, membalas kebaikan dengan keburukan dan membalas madu dengan racun. Ya Allah bantulah hamba untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan memperbaiki ibadahku kepada-Mu. Amiin.

 

[1] Tuba adalah jenis pohon yang memiliki akar beracun, biasa digunakan untuk meracun ikan di sungai atau kolam, dll.

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.