Kantin santri semakin digemari
Oleh Yusuf Ukasyah Solo 4A Takhasus
Semarak Kantin Minhajul Atsar
Warna merah itu semakin lama semakin pudar, tak lama kemudian mentari pagi mulai menerangi bumi dengan kehangatan sinarnya. Terlihat di halaman masjid Minhajul Atsar Jember, baik yang di lapangan, gazebo, dan taman, para santri yang sepertinya sedang menunggu sesuatu, ada yang menunggu di gazebo.
Ada yang menunggu sambil melihat mading, atau menunggu sambil mengobrol ditengah lapangan, bahkan ada yang menunggu di gerbang hijau ma`had kami.
Cilok bakar favorit santri
Tampak Abu Fulan –salah seorang ikhwan dalam kavelingan- datang dari balik gerbang hijau mengantarkan makanan jualan andalannya; -cilok bakar-. Akhirnya yang mereka tunggu datang juga.
Para santri yang sedari-tadi menunggu langsung bersegera menuju kantin yang terletak di salah satu gazebo pondok minhajul atsar.
Petugas kantin segera mengambil cilok tersebut. Agar tidak berebutan, petugas kantinpun menaruhnya ditempat khusus.
Makanan yang satu ini adalah makanan favorit para santri, dan paling “ngehits” yang tidak ada duanya. Harganya sangat murah, satu tusuk hanya seribu rupiah, membuat santri tak tanggung-tanggung membelinya. Ada yang sekali beli langsung lima ribu, ada juga empat ribu, dan hampir mayoritas santri yang membeli paling sedikitnya dua tusuk.
Namun santri juga membeli jajanan yang lain dikantin seperti bakpao, bakso pare-pare, terbul mini, dadar gulung, dll.
Namun berbeda dengan cilok yang satu ini, sekali taruh, lima menit kemudian langsung habis, makanya para santri rela menunggunya agar tidak kehabisan. Abu fulan -sang penjual- dalam sehari bisa bolak balik empat kali untuk menaruh ciloknya dikantin karena saking larisnya.
Mungkin itulah sekelumit tentang penjual cilok bakar dipondok minhajul atsar.
Rezeki sudah ada yang mengatur
Subhanallah! rezeki itu semuanya telah ditetapkan oleh Allah Jalla wa `Ala lima puluh ribu tahun sebelum bumi ini diciptakan. Semua itu Allah ta`ala pergilirkan di antara umat manusia, bahkan hewan. Terkadang fulan yang sedang lancar rezekinya, besok sifulan, besok lagi sifulan yang berbeda, begitulah sunnatullah sebagaimana yang telah Allah Subhaanahu wa Ta`ala jelaskan dalam ayatNya:
وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ
“Dan itulah hari-hari yang kami pergilirkan bagi ummat manusia”. (Qs. ali-Imran: 140)
Jadikan itu sebagai tambahan pahala
Para santri dan para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Ta`ala. Perkara mubah jangan sampai melalaikan kita dari ibadah kepada Allah Ta`ala.
Terlebih para santri, mungkin saat dia jenuh belajar, ingin sejenak menghilangkan jenuh itu dengan membeli sesuatu yang mubah, maka justru kita jadikan hal yang mubah ini sebagai suport bagi kita agar semakin bertambah semangat kita dalam menjalankan ketaatan kepadaNya. Apapun yang kita beli dari perkara mubah, mari kita niatkan untuk meningkatkan kualitas iman dan ketaatan kita agar perkara mubah tersebut menjadi pahala disisiNya.
Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat bagi semuanya, dan berbuah amal shalih yang tercatat di sisi-Nya. Amin