Buah Sabar Menghadapi Fitnah (Ujian)

Mutiara Hikmah – 21
Allah Taala berfirman:
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللُه الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الكَاذِبِين
“Sungguh kami telah memimpakan fitnah (ujian) kepada orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah benar-benar tahu mana orang-orang yang jujur dan orang-orang yang dusta.” [QS. al-Ankabut: 3]
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan:
فَالفِتْنَةُ قَسَّمَت النَّاسَ إِلَى صَادِقٍ وَكَاذِبٍ، وَمُؤْمِنٍ وَمُنَافِقٍ، وَطَيِّبٍ وَخَبِيثٍ. فَمَنْ صَبَرَ عَلَيْهَا؛ كَانَتْ رَحْمَةً فِي حَقِّهِ، وَنَجَا بِصَبْرِهِ مِنْ فِتْنَةٍ أَعْظَمَ مِنْهَا. وَمَنْ لَمْ يَصْبِرْ عَلَيْهَا؛ وَقَعَ فِي فِتْنَةٍ أَشَدَّ مِنْهَا.
“Fitnah (ujian) akan mengklasifikasi manusia menjadi orang jujur dan pendusta, mukmin dan munafik, baik dan buruk.
Barangsiapa sabar menghadapi fitnah, maka itu akan menjadi rahmat baginya. Berkat kesabarannya itu ia akan selamat dari fitnah yang lebih besar darinya.
Sedangkan orang yang tidak sabar menghadapinya, maka ia justru akan terperosok ke dalam fitnah yang lebih besar dari sebelumnya.”
Ighatsatul Lahafan [2/883]