Inilah Santri Sejati

 

Oleh Muhammad Hafizh Furqan, Takmili

 

Kata santri tentu sudah tak asing di telinga sebagian orang. Namun, ketika disebut nama santri, mereka malah mengira bahwa santri adalah orang yang terbelakang, kumuh, kotor, tak berpendidikan, dan lain sebagainya dari istilah-istilah yang mereka sematkan.

Namun, sejatinya santri adalah orang-orang yang maju, tangguh, cinta kebersihan, serta memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Itulah di antara ciri-ciri santri sejati yang menonjol.

 

Belajar dan Saling Membantu

Santri sejati adalah mereka yang mengerahkan seluruh tenaga untuk mempelajari ilmu agama dalam rangka mengamalkan dan mendakwahkannya. Di sisi lain, di tengah kesibukan mereka mempelajari ilmu agama, mereka juga harus mejadi orang yang peduli dengan lingkungan sekitar.

Mereka gemar ber-ta’awun (menolong dan membantu). Mereka juga biasa melakukan kerja bakti lingkungan dengan membuat gerbang, membuat lapangan bola, sampai pun menggali pondasi untuk membangun masjid dan yang lainnya. Semoga semua itu menjadi amal jariyah bagi mereka di akhirat kelak.

 

Allah mengatakan di dalam ayat-Nya:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2)

 

Di Antara Faedah Ber-ta’awun

Selain sebagai bentuk pengamalan terhadap firman Allah Taala di atas, ta’awun juga merupakan bentuk kepekaan dan kepedulian mereka terhadap lingkungan sekitar, agar tidak terjadi apa yang tidak mereka inginkan serta sebagai penepis asumsi negatif orang-orang tentang santri.

Sebenarnya, ta’awun juga merupakan momen untuk mempererat tali persaudaraan di antara para santri. Karena, orang mukmin adalah mereka yang berusaha mempererat ukhuwwah, sebagaimana firman Allah:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Wahai saudaraku, ini adalah sekelumit tentang kehidupan para santri.

 

Mutiara Nasihat Para Ulama

Sebelum kututup, ada sedikit nasihat yang aku nukil dari ucapan para ulama untuk kalian para santri, tentang keutamaan menuntut ilmu ini.

Umar bin Abdil Aziz rahimahullah berkata, “Pelajarilah oleh kalian ilmu, karena ilmu itu akan menjadi perhiasan bagi orang yang kaya, dan menjadi pembantu serta penolong bagi orang yang miskin.

Yang aku maksud bukanlah dengan ilmu ia mencari kekayaan atau menjadi miskin. Tidak, akan tetapi ilmu itu akan menjadikan seseorang bersikap qana’ah dan merasa cukup.”

 

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata: “Manusia dalam kehidupan dunia hanyalah layaknya seorang musafir. Dunia bukanlah tempat untuk menetap, dunia hanyalah tempat yang akan berlalu.

Maka penuhilah hari-hari istimewamu dengan mempelajari ilmu syari. Karena seorang akan selalu dalam kebaikan selama dia memiliki nasihat dari dalam dirinya sendiri, dan hal itu adalah perkara yang paling utama.”

 

Akhir Kata Penutup

Wahai saudaraku, dengarkanlah dariku nasihat sebagai bentuk kasih sayang…

Wahai saudaraku, ketika wajah ini penat memikirkan dunia maka berwudulah…

Ketika tangan ini letih menggapai cita-cita maka bertakbirlah…

Ketika pundak ini tak kuasa memikul amanah maka bersujudlah…

 

         Ikhlaskanlah semua, mendekatlah kepada-Nya di saat yang lain angkuh…

         Agar teguh di saat yang lain runtuh…

         Agar tegar di saat yang lain terlempar…

 

Semoga Dia menguatkan kita di atas jalan-Nya…

Dan janganlah berputus asa tuk mencari rida dan ampunan-Nya…

Agar kita bahagia saat berjumpa dengan-Nya…

Dan mengumpulkan kita di surga-Nya…

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.