Kala musibah menyapa kita
Oleh Rifqi Andika Wijaya Takhasus
Kehidupan dunia takkan semulus dengan apa yang diinginkan. Seorang yang hidup di dunia pasti akan merasakan pahitnya cobaan. Semenjak lahir hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya, berbagai ujian dan musibah silih berganti menghampirinya. Ini merupakakan ketetapan Allah Ta’ala bagi para hamba-Nya. Allah Ta’ala berkata:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Pasti Kami akan menguji kalian dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)
Semua ada hikmahnya
Allah Ta’ala, Rabb semesta alam tidaklah menetapkan perkara kecuali terkandung di dalamnya berbagai faedah dan hikmah. Begitu juga ketika Allah Ta’ala menimpakan musibah, pasti di dalamnya terdapat faedah dan hikmah.
- Pembeda bagi yang jujur dan dusta dalam keimanan
Di antara hikmah dari musibah adalah agar terbedakan antara orang-orang yang jujur dan ikhlas dalam keimanannya dengan orang-orang yang berdusta. Allah Ta’ala berkata:
الم أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ
“Alif laam mim. Apakah manusia mengira behwa mereka akan dibiarkan mengatakan, ‘Kami beriman dalam keadaan mereka tidak diuji?’ Sungguh telah Kami uji orang-orang sebelum mereka, agar Allah mengetahui orang-orang yang jujur dan yang berdusta.” (QS. Al-Ankabut: 1-3 )
- Penggugur dosa bagi orang beriman
Di antara hikmahnya pula adalah sebagai penggugur dosa bagi orang-orang beriman. Nabi shallallahu `alaihi wa salam bersabda:
لَا يَزَالُ الْبَلَاءُ بِالْمُؤْمِنِ أَوِ الْمُؤْمِنَةِ، فِي جَسَدِهِ، وَفِي مَالِهِ، وَفِي وَلَدِهِ، حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيئَةٍ
“Senantiasa cobaan menimpa seorang mukmin dan mukminah pada badannya, hartanya, dan anaknya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak memiliki dosa.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)
Tentu, keutamaan ini khusus bagi orang yang ditimpa musibah, kemudian dia bersabar dan mengaharap pahala dari Allah. Namun jika dia marah dan tidak ridho dengan apa yang menimpanya, maka ia tidak akan mendapatkan keutamaan di atas, bahkan akan mendapat kemurkaan dari-Nya.
Solusi ketika musibah menghampiri
Sebagai manusia yang lemah, tentunya sangat membutuhkan kemudahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan. Kita membutuhkan solusi agar bisa keluar dari berbagai cobaan yang kita hadapi.
Allah Ta’ala Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang sangatlah mencintai para hamba-Nya. Sehingga Allah Ta’ala memberikan berbagai solusi kepada seorang yang tertimpa musibah. Di antara solusi tersebut adalah:
- Bertakwa kepada Allah Ta’ala
Allah Ta’ala berkata:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan bukakan baginya jalan keluar.” (QS. At-Tholaq: 2 )
Imam as-Sa’dy rahimahullah menafsirkan ayat di atas: “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah dan selalu berusaha untuk meraih keridhoan-Nya pada setiap keadaan, pasti Allah akan memberikan balasan kepadanya di dunia dan akhirat. Di antara balasan yang Allah Ta’ala berikan adalah Allah Ta’ala akan bukakan baginya jalan keluar dari setiap kepayahan dan kesulitan yang ia rasakan.” (Tafsir as-Sa’dy)
- Menolong saudaranya yang membutuhkan
Nabi shallallahu `alaihi wa salam bersabda:
وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Allah akan menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699)
Ini adalah di antara solusi agar kita mendapatkan kemudahan dalam menghadapi kehidupan. Ketika kita melihat ada orang di sekitar kita tertimpa musibah dan kesulitan, hendaknya kita menolongnya. Sebesar apa bantuan yang kita berikan, maka sebesar itu pula bantuan Allah Ta’ala kepada kita, bahkan lebih banyak dan besar.
Bersemangatlah dalam menolong orang lain yang tertimpa musibah walaupun kita juga sama-sama merasakannya. Tatkala kita tertimpa musibah dalam hal harta, kita masih bisa membantu orang lain dengan tenaga kita.
Begitu juga sebaliknya, tatkala kita tertimpa musibah dalam hal kesehatan, kita masih bisa membantu orang lain dengan harta kita. Teruslah berusaha untuk menolong. Harapannya Allah Ta’ala akan membantu kita, memberikan jalan keluar dari kesempitan yang kita rasakan dengan sebab pertolongan kita terhadap orang lain.
- Bertawakal kepada Allah Ta’ala
Allah Ta’ala telah mengatakan di dalam al-Quran bahwa barang siapa yang bertawakal kepada-Nya, dan menggantungkan segala urusan kepada Allah, baik ini urusan dunia ataupun akhirat niscaya Allah akan menolongnya dan mencukupinya. Allah Ta’ala berkata:
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allahlah yang akan mencukupkan keperluannya.” (QS. At-Tholaq: 3)
Namun jangan dipahami bahwa tawakal kepada Allah Ta’ala berarti pasrah dan tidak melakukan berbagai sebab. Ini adalah kesalahan yang fatal, bahkan melakukan sebab itu merupakan kesempurnaan tawakal.
Sedangkan yang dilarang oleh syari’at adalah hanya bergantung kepada sebab. Adapun melakukan berbagai usaha merupakan perkara yang dianjurkan oleh syari’at.
Syaikh al-Fauzan hafidzhahullah ketika membantah ucapan seorang yang mengatakan: “Tinggalkanlah berobat dalam rangka bertawakal kepada Allah.”
Beliau berkata: “Ya, melakukan sebab tidak meniadakan tawakal. Berobat merupakan salah satu sebab, dan melakukan sebab merupakan perkara yang diperintahkan Allah Ta’ala.”
Sehingga, jika kita ditimpa musibah berupa penyakit, hendaknya kita melakukan berbagai sebab agar penyakit itu hilang. Begitu juga saat tertimpa musibah berupa rezeki yang sempit, jangan hanya bertawakal kepada Allah, kemudian diam di rumah tanpa melakukan usaha, namun hendaknya kita berusaha bekerja dan bertawakal kepada Allah serta meminta pertolongan-Nya.
Sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah shallallahu `alaihi wa salam:
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَعْجَزْ
”Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu sera mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah merasa lemah.” (HR. Muslim no. 2664)
- Berdoa kepada Allah Ta’ala
Do’a merupakan sejata seorang mukmin. Allah Ta’ala telah memerintahkan para hamba-Nya untuk berdoa, bahkan Allah Ta’ala mengancam siapa saja yang enggan berdo’a kepada-Nya:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
‘’Dan Rabmu berkata: ‘Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku akan masuk ke dalam neraka jahanam dalam keadaan hina.” (QS. Al-Mu’minun: 60)
Allah Ta’ala menimpakan musibah kepada seorang dan Dia satu-satunya Dzat yang bisa mengangkat musibah tersebut.
Penutup
Setelah kita mengetahui hal ini, jangan sampai kita berdo’a kepada selain-Nya tatkala tertimpa musibah. Apalagi mendatangi kuburan atau tempat-tempat keramat, karena ini merupakan kesyirikan. Wajib bagi kita untuk berdo’a hanya kepada Allah Ta’ala, karena do’a merupakan ibadah.
Ini adalah sebagian solusi tatkala tertimpa musibah, Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan kita semua termasuk hamba-hamba-Nya yang bersabar ketika mendapat musibah, sehingga hal tersebut menjadi tambahan pahala bagi kita. Dan semoga Allah Ta’ala tidak menimpakan musibah kepada agama kita, sehingga kita merugi di dunia dan akhirat. Amin