Karya santri saat orientasi
Oleh Tim Reportase Santri
- Semangatlah dalam menuntut ilmu
Oleh Abdurrahman Fauzi Batam
Ketahuilah, bahwa tholabul ilmi (menuntut ilmu agama) adalah kewjiban bagi seluruh muslim. Maka dari itu,tuntutlah ilmu sebelum ajal mendatangimu, penyakit menimpamu, kesibukan melandamu, dan tua renta menghilangkan akal sehatmu.
Wahai penuntut ilmu, bersemangatlah kalian! Ingatlah sabda Nabi, jalan surga akan dimudahkan.
Wahai penutut ilmu, bersemangatlah kalian! Janganlah kalian takut akan kefakiran. Bukankah rezeki telah diatur sejak 50.000 tahun sebelum dunia diciptakan?
Wahai penuntut ilmu, bersemangatlah kalian! Kalaupun ternyata kalian terjatuh dalam kemisikinan, bukankah orang miskin lebh cepat dalam hisab dan pertanggungjawaban?
Wahai penuntut ilmu, bersemangatlah kalian! Cukuplah Nabi dan salafush sholih jadi panutan.
Wahai penuntut ilmu, bersemangatlah kalian! Bertawadhu’lah (rendah hati) dan hormati ustadz kalian. Jadikan akhlak terpuji cerminan keseharian.
Wahai penuntut ilmu, bersemangatlah kalian! Berterima kasihlah kepada orang tua kalian, yang demi anaknya mereka lelah dan berkorban.
Wahai penuntut ilmu, bersemangatlah kalian! Bangunlah di sepertiga malam dan angkatlah tangan. Teteskan air mata dan mintalah kepada ar-Rahman. Supaya perkataan tidak menyelisihi perbuatan, takutlah berkeliling di neraka dengan usus-usus berceceran.
- Pesan dan nasihatku bagi teman-teman yang ingin mondok
Oleh Abdurrahman Fauzi Batam
Bersemangatlah untuk bisa belajar di pondok pesantren, karena keutamaan menjadi santri itu sangatlah besar. Banyak dalil yang menunjukkan atas hal itu, diantaranya:
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له طريقا إلى الجنة
“Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, disahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani)
Dan juga:
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barang siapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan, niscaya Allah pahamkan dia dalam ilmu agama ini.” (HR. Al-bukhari dan Muslim)
Firmana Allah Ta’ala:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman di antara kalian dan orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadalah: 11)
- Si kembar tapi tak mirip
Oleh Awwab dan Royhan Probolinggo
Assalamu‘alaikum warahamatullahi wa barakaatuh.
Bismillah. Sebuah cuplikan yang indah, berawal dari kami didaftarkan di pondok tercinta Ma’had Minhajul Atsar Jember. Alhamdulillah kami diterima menjadi santri pada hari Ahad 27 Maret 2021. Kita bersyukur kepada Allah Ta’ala. Kami berangkat dari rumah menuju Ma’had pada siang hari tanggal 1 April 2021.
Pertama datang kami langsung disambut oleh ustadz di sana. Tanpa ragu kami langsung diantar ke wisma untuk menjalani karantina bersama teman-teman. Kami dikumpulkan 6 orang tetapi beda kamar. Per kamar ada 2 orang teman, ada yang dari Batam, Banyuwangi, dan dari Jember. Kami sendiri dari Probolinggo.
Tujuan kami datang ke pondok bukan untuk bersenang-senang, tetapi tujuan kami untuk mencari ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kapada-Mu ilmu yang bemanfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.” (HR. Ibnu Majah no.925 dan disahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani rahimahumallah)
Mungkin itu yang bisa kami sampaikan, semoga Allah Ta’ala memberkahi kita semua. Jika ada yang salah itu semua dari syaithan, dan jika ada yang benar itu semua dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
- Beramal sebelum datang hari penyesalan
Oleh Muhammad Hafizh
Al-Imam Abu Zakariya at-Tamimi mengisahkan:
“Ketika Amirul Mukminin Sulaiman bin Abdil Malik berada di Masjidil Haram, dihadapkan kepada beliau sebuah batu yang terdapat padanya pahatan. Maka dicarilah orang yang bisa membacanya. Ternyata yang bisa membacanya adalah Wahb bin Munabbih. Padanya tertulis:
‘Wahai anak Adam, seandainya engkau tahu dekatnya ajal, pasti engkau akan tinggalkan panjang angan-anganmu. Dan engkau akan mengharap tambahan amalanmu, serta berhenti dari sifat tamak dan muslihat. Karena yang akan engkau temui esok hanyalah penyesalan, sementara kakimu telah tergelincir tidak bisa lagi menapakkan kaki di dunia untuk beramal.
Keluargamu telah membiarkanmu dalam kesendirian di dalam kubur, terpisah dengan kerabat, anak, orang tua, dan sanak saudara. Engkau tidak akan pernah kembali ke dunia, tidak pula mampu menambah amal kebajikan. Maka beramallah untuk hari kiamat sebelum datang kesedihan dan penyesalanmu.’ Lalu Sulaiman pun menangis hebat setelahnya.”
Wallahu a’lam.
(Diambil dari kitab Hilyatul Auliya karya al-Imam Abu Nu’aim)
- Menuntut ilmu
Oleh Rafi Kendari
Ilmu… Setiap hari aku menuntut ilmu. Tiada jemu aku mendengarkan ilmu dari ustadzku. Wahai saudara, bersabarlah dalam menuntut ilmu.
Ilmu… Menuntut ilmu harus sabar dan tekun. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberi petunjuk ke jalan yang benar.
Ilmu… Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh. Aku menutut ilmu hanya untuk mendapatkan ridha Allah Ta’ala semata. Semoga kelak di akhirat aku meraih Jannah (surga).
Ilmu… Aku suka menuntut ilmu. Karena Islam menyuruh kita untyuk memahami agama dengan pemahaman Salafus Shalih.
Semoga kita bisa lebih giat lagi dalam menutut ilmu dan meraih hidayah dari Allah Ta’ala. Amin.
- Rindu rumah saat bulan puasa
Oleh Rafi Kendari
Bulan ramadhan 1 hari lagi, rasanya aku ingin pulang. Aku mengalami kerinduan untuk pulang ke rumah bersama saudara, orang tua, dan adik-adik. Mau tidak mau aku harus pisah, ujian demi ujian bakal aku hadapi. “Ya Allah buatlah aku tetap menahan kerinduan kepada orang yang kusayangi dari kecil sampai besar.”
Ketika rabu 1 April 2021 aku pergi dari rumah. Ku tinggalkan orang tua dan adik-adik demi menuntut ilmu. Rasanya berat hati ini menginggalkan orang yang aku cintai. Dulu aku di rumah bosan, sekarang rindu. Dulu ku ingat kenangan indah bersama keluarga saat bulan puasa, sekarang hanya jadi pengalaman indah berharga.
Sekarang intinya harus fokus, ikhlas, semangat, dan sabar dalam menghadapi ujian.
- Pengalaman di pondok baru
Oleh Royhan Salsabil
Hari pertama saya datang ke pondok saya sangat senang sekali karena bisa bertemu dengan teman-teman lagi. Meskipun harus jaga jarak dan memakai masker. Setiap subuh saya dibangunkan oleh ustadz-ustadz di sana.
Di sana itu sangat menyenangkan sekali, karena saya dan teman-teman sesekali di ajak jalan keliling kavlingan pondok ketika suasana sepi, agar menghindari interaksi. Dan bermain badminton di GOR kavlingan pondok bersama ustadz-ustadz. Ustadz di sana itu sangat baik dan sabar merawat saya dan teman-teman waktu di karantina.
Dan pada suatu hari, saya, teman, dan ustadz, ditimpa musibah yang berupa gempa bumi. Saya, teman, dan ustadz, langsung keluar dari rumah dan saya setelah itu langsung memohon do’a ketika tertimpa musibah.
Do’a ketika tertimpa musibah:
إنا لله وإنا إليه راجعون, اللهم اجرني في مصيبتي وأخلف لي خيرا منها
“Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kami akan kembali. Ya Allah berikanlah pahala kepadaku dari musibah yang menimpaku dan gantilah untukku dengan yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim no.2124 dari Ummul Mukmimin, Ummu Salamah)