Kunci Bahagia di Dua Negeri
Oleh Hisyam Abdillah Toli-Toli 4B Takhasus
Setiap hamba yang terlahir di dunia pasti ia mengharapkan kehidupan yang bahagia di dunia maupun akhirat, terlebih lagi manakala sang hamba tersebut mengetahui bahwa dia tidaklah terlahir di surga, namun ia terlahir di dunia yang fana, tempat yang penuh dengan ujian dan cobaan.
Oleh karena itu Allah ta’ala dengan rahmat-Nya yang maha luas memberitahukan kepada hamba-Nya kunci untuk meraih kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat.
Mengikuti Petunjuk Allah
Allah ta’ala berkata kepada Nabi Adam ‘alaihis salam ‘alaihis salamtatkala beliau di turunkan ke bumi,
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
Kami berfirman: “Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” [QS. al-Baqarah: 38]
Di dalam ayat lain lebih jelas dari itu Allah ta’ala berkata:
قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الآخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى
“Allah berfirman: “Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan”. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.” [Thaha: 123-126]
Pada dua ayat di atas Allah ta’ala menjelaskan, bahwa ketika Allah membuat hancur hati Nabi Adam ‘alaihis salam dengan diturunkannya beliau dari surga, maka kemudian Allah ta’ala mengukuhkan hati beliau dengan serta keturunannya dengan sebuah janji yang Allah Azza wa jalla berikan kepada mereka,
فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى
“Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.”
Jaminan Kebahagiaan bagi Mereka
Ya, Allah Azza wa jalla menjaminkan empat hal bagi mereka yang mau mengikuti petunjuk Allah yang di bawa oleh para rasul-Nya yaitu :
- Dia tidak akan merasakan ketakutan.
- Dia tidak akan ditimpa kesedihan.
- Dia tidak akan tersesat.
- Dia tidak akan sengsara.
Inilah sebuah janji berupa jaminan yang akan menjamin kebahagian hidup seorang hamba di dunia dan akhirat kelak. Jaminan langsung dari Rabbul ‘Alamin bagi mereka mereka yang mau mengikuti petunjuK-Nya.
Shahabat yang mulia Abdullah bin Abbas pernah berkata,
تضمن الله لمن قرأ القرآن، واتبع ما فيه أن لا يضل في الدنيا ولا يشقى في الآخرة، ثم تلا هذه الآية (فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى
“Allah menjamin bagi mereka yang membaca Al-Qur’an dan mengikuti apa yang tekandung padanya (mengamalkannya) mereka tidak akan menyimpang di dunia dan tidak akan sengsara di akhirat kelak.” Kemudian beliau membaca ayat: “lalu barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” [Tafsir At-Thabari (18/389)]
Sebaliknya di dalam ayat di atas Allah ta’ala mengancam orang-orang yang berpaling dari petunjuknya dan mendustkan para Rosul-nya dengan kehidupan yang sempit,sulit serta sengsara di dunia dan akhirat kelak, ditambah dengan adzab yang amat pedih. Allah berkata:
“Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan”. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.” [Thahaa: 124-126]
Maka bagi Anda yang mendambakan kehidupan yang bahagia, kesenangan yang hakiki, bersegeralah tuk memenuhi panggilan ilahi!, berpegang teguhlah dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, jadikan keduanya pedoman hidup dan teruslah berjuang untuk mengamalkannya hingga ruh lepas dari kandung badan.
Semoga Allah ta’ala mengumpulkan kita di jannahnya. Amin
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” [An-Nahl: 97]
Inilah salah satu kunci untuk meraih kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat. Bersemangatlah untuk mengamalkannya! Wabillahi-taufiq.
Refrensi : Miftah Daar as-Sa’adah dan Tafsir At-Thabari.