Man Yadiinu Yudaanu
Kalimat di atas jika diartikan secara harfiyah,
“Siapa yang memberi hutang, dia akan diberi hutang.”
Seringnya, kalimat tersebut digunakan untuk mengungkapkan bahwa sebuah kebaikan akan dibalas dengan kebaikan juga.
Itulah yang kami rasakan di masyarakat sekitar lokasi PKL. Akhlak mereka begitu mulia; menghargai, memuliakan, berbagi, peduli, pemaaf, tidak dengki maupun iri hati. Itulah akhlak Islami yang diajarkan oleh Rasulullah.
Dan di sini, melalui PKL ini, kami menyaksikannya secara langsung dengan mata kepala kami. Masyarakat yang masih di atas fitrah, belum diracuni oleh provokasi dan ujaran kebencian terhadap sunnah.
Bukti dari kalimat,
“Man yadiinu yudaanu”
adalah setiap kami berbuat baik kepada warga, warga akan membalasnya dengan kebaikan yang lebih.
Sebenarnya, hanya sedikit yang kami berikan kepada mereka. Tapi, warga membalasnya dengan kebaikan yang berlipat. Kami jadi malu.
Di Bandealit, kami hampir tidak pernah belanja sayur-sayuran, karena hampir setiap hari anak-anak kecil datang ke posko kami seraya berkata,
“Mas Ustadz, ini titipan dari bapak!”
Masya Allah, semoga Allah membantu kami untuk membalas kebaikan mereka.
Di Sukamade, sayur mateng maupun mentah dari warga sekitar maupun tetangga juga tidak pernah lepas dari panci-panci kami.
Di Rajegwesi, pak Parman membawakan 3 karung pisang, pak Tukiman memberi 1 karung pisang.
Di Muara Dua, pak Sino memberi kami 5 kg gula merah, pak Tarjo 2 kg.
Kejadian yang tidak jauh berbeda dirasakan oleh Tim PKL di Ujung Alang, Cikadim maupun Selok Jero.
Sekali lagi, yang kami berikan dan kami lakukan belum seberapa. Tapi, tanggapan mereka luar biasa.
Ya Allah, bantu kami untuk terus berbuat dan berkarya demi kebaikan umat Islam dan bangsa.
Barakallahufikum