Mari berjuang untuk sunnah!

Oleh Shofwan Jakarta Tahfizh Qudama’
Ahlussunnah sesuai dengan namanya, mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengidupkan cahaya sunnah dan memadamkan api bid’ah. Konsekuensi dari seorang yang mengakui dirinya termasuk bagian dari mereka adalah bersabar dalam berpegang teguh dengan sunnah dan menjauhkan dirinya dari kebid’ahan. Karena dengan berpegang teguh diatas sunnah, mereka tidak akan tersesat dari jalan yang lurus. Rasulullah shallallahu ’alahi wa salllam bersabda:
خلفت فيكم شيئين لن تضلّوا بعد هما:كتاب الله وسنّتي
“Aku tinggalkan pada kalian dua perkara, kalian tidak akan tersesat setelah keduanya, yaitu: Kitabullah (al-Qur’an) dan sunnahku (ajaranku).” (HR. al-Hakim dari shahabat Abu Hurairah radhiallahuanhu)
Renungan dari pertanyaan
Mungkin sementara kita akan sedikit keluar dari inti judul. Di mulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tidak membutuhkan jawaban, tapi di butuhkan darinya renungan.
- Siapa di antara kita yang yakin, bahwasannya dengan seluruh amalannya akan menghapus dosa-dosanya yang begitu banyak bak buih di lautan?
- Siapa di antara kita yang yakin, akan diterimanya amalan kita seluruhnya oleh Allah?
Sementara Allah berkata dalam firman-Nya:
إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Allah Ta’ala hanya menerima amalan orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah: 27)
Siapa diantara kita yang yakin dirinya termasuk bagian dari al-Muttaqin? Betapa kasihannya seorang hamba, ketika dia menjadikan amalannya selama di dunia jaminan dirinya masuk ke dalam surga.
Padahal Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
سَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا، فَإِنَّهُ لا يُدْخِلُ أَحَدًا الجَنَّةَ عَمَلُهُ قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ
“Bersegeralah dalam beramal dan bergembiralah, sesungguhnya tidaklah seorangpun masuk ke dalam surga murni karena amalannya. Para sahabat bertanya, ‘tidak pula engkau wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Tidak pula aku, hanya saja Allah telah mencurahkan kepadaku rahmat dan ampunan-Nya.” (HR. Al-Bukhari no. 6467 dan Muslim no. 2818)
Yah, hanya dengan rahmat Allah seorang hamba bisa masuk ke dalam surga-Nya.
Sebab datangnya rahmat Allah
Ketahuilah, dengan menjaga sunnah seorang hamba akan meraih rahmat dan kecintaan-Nya. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda dalam hadits qudsi:
إنَّ اللَّهَ قالَ: مَن عادَى لي ولِيًّا فقَدْ آذَنْتُهُ بالحَرْبِ، وما تَقَرَّبَ إلَيَّ عَبْدِي بشيءٍ أحَبَّ إلَيَّ ممَّا افْتَرَضْتُ عليه، وما يَزالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إلَيَّ بالنَّوافِلِ حتَّى أُحِبَّهُ، فإذا أحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الذي يَسْمَعُ به، وبَصَرَهُ الذي يُبْصِرُ به، ويَدَهُ الَّتي يَبْطِشُ بها، ورِجْلَهُ الَّتي يَمْشِي بها، وإنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، ولَئِنِ اسْتَعاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ، وما تَرَدَّدْتُ عن شيءٍ أنا فاعِلُهُ تَرَدُّدِي عن نَفْسِ المُؤْمِنِ، يَكْرَهُ المَوْتَ وأنا أكْرَهُ مَساءَتَهُ
“Allah ta’ala berfirman: Barangsiapa yang memerangi wali-Ku, maka ia mengumumkan perang terhadap-Ku. Dan ketika seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku, maka tidak ada yang paling Aku cintai melebihi perkara-perkara yang Aku wajibkan kepadanya. Dan ketika seorang hamba senantiasa melakukan amalan-amalan sunnah, maka aku semakin mencintainya. Dan ketika Aku mencintainya, maka Aku lah yang menjadi pendengarannya, penglihatannya, tangannya ketika menggenggam, dan langkah kakinya. Jika ia meminta kepada-Ku, akan Aku berikan. Jika ia minta perlindungan kepada-Ku, akan Aku lindungi. Tidaklah Aku ragu melakukan sesuatu yang mesti Aku lakukan seperti keraguan untuk (mencabut) nyawa seorang yang beriman. Dia tidak menyukai kematian dan Aku tidak ingin menyakitinya.” (HR. Bukhari no. 6502)
Sungguh banyak dari sunnah-sunnah yang mampu kita lakukan. Salah satu sunnah yang mulai hilang di zaman kita adalah shalat sunnah empat raka’at sebelum shalat ashr. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَحِمَ اللَّهُ امْرَأً صَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِ أَرْبَعًا
“Semoga Allah merahmati seorang yang mengerjakan shalat sunnah sebelum ashar sebanyak empat raka’at.” (HR. Abu Dawud no. 1271 dan at-Tirmidzi no. 430. Al-Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Sungguh betapa besar pahala orang yang mampu menghidupkan salah satu sunnah ini yang kian asing. Tunggu apa lagi! Tentu dan pasti, hati seorang hamba yang mengklaim dirinya bagian dari ahlus sunnah akan mendambakan rahmat Allah. Dia akan terdorong untuk mengamalkan sunnah ini, menjaganya agar senantiasa hidup.
Penutup
Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita agar dimudahkan dalam mengamalkan sunnah-sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mudah-mudahan menjadi sebab keistiqomahan di atas agama yang mulia ini. Amin