Mengambil Pelajaran dari Liku-Liku Kehidupan (Bag. 2)
Oleh Ammar Hakam Syamlan 1 Tahfizh
Seperti biasa, di hari Kamis setelah ujian, kami libur. Waktu itu santri Tahfizh kelas qudama pergi ke ma’had 2. Kakakku ikut pergi ke Ma’had 2. Iya, pondok kami ada 2 di sini, yaitu ada di ma’had baru. Masya Allah semoga Allah terus menjaga asatidzah yang baik hati. Asatidzah yang selalu mengajarkan kebaikan, menegur saat kami salah dan tak pernah kenal lelah untuk rapat demi kemaslahatan kami. Bahkan walhamdulillah, ma’had-ma’had di luar kota sering melakukan study banding ke pondok kami. Wahamdulillah.
Saat hari libur, paling sering ya main bola, jadi yang main bola cuman kelas 1 sama 2. Diawali dengan tanding kelas 2 melawan kelas 1. Waktu itu aku main pertama. Semua bermain dengan fokus kecualli aku. Waktu itu aku sakit perut, malamnya makan terong balado. Wih wih wih masyaallah, ini nikmat dari Allah yang harus disyukuri. Ternyata qadarullah wama syaa’a faal, kelompokku kalah, ganti kelompok 2, 3, 4, dan 5. Semua kalah hingga kembali ke kelompok satu, alhamduillah kita menang walau hanya sekali.
Hingga tak terasa sudah hari Jumat. Pada Jumat ini main bolanya puas. Sore harinya aku telfon orang tuaku. Abahku menanyakan apa hasil ujianku. Ketika aku jawab gagal kedua orang tuaku sedih dan kecewa. Mereka menasehatiku dengan nada sedih dan kecewa.
Ketika aku berpikir sudah mengecewakan orang tua ku, orang yang paling aku cintai di dunia ini, aku gak tega mendengar nada mereka sedih dan kecewa. Akhirnya aku menangis begitu selesai telfon sembari berdoa kepada Allah.
Suatu hari, di waktu istirahat, kakakku memanggilku. Beliau memberikan nasehat kepadaku, yaitu agar aku memperbanyak waktu di masjid, murajaah dan tak lupa mendoakan orang tua. Kurang lebih seperti nasehat abah saat kemarin telfon. Orangtuaku sering bilang, “Nak, doakan abah, ummah, keluarga, jiddah, jiddi, hala, hale, ammah, ammi ya nak, rajin murajaah, shalatnya dijaga, adabnya.”
“Iya abah, ummah. InsyaAllah Ammar doain tapi jangan lupa do’ain Ammar juga ya!”
Wahai kawan, jika kamu mendapatkan nikmat maka jangaan lupa untuk bersyukur. Jangan sampai nikmat itu hilang gara-gara kamu tidak mensyukurinya. Sebab tidak semua orang mendapatkan nikmat sebagaimana yang kamu dapatkan itu. Apabila nikmat itu sudah hilang, maka kita tidak bisa lagi untuk memutar waktu untuk menikmatinya kembali.
Ingat dan bersyukurlah atas 2 nikmat yang manusia sering melupakannya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Dua nikmat yang seringnya manusia terlupakan darinya, kesehatan dan waktu luang.”
Wahai kawan! Dimanapun dan dalam kondisi apapun jangan pernah lupa untuk selalu bersabar, karena sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang bersabar. Allah mengatakan, “Dan sungguh Allah bersama orang-orang yang bersabar.”
Ingatlah, bahwa jika Allah bersama kita insyaAllah semua yang kita inginkan akan terwujud dan doa kita akan diijabahi. Kita semua memiliki masalah. Bisa jadi masalah itu lahir sebagai ujian karena kita telah menyatakan keimanan. Namun apabila kita jujur maka Allah akan membimbing langkah-langkah kita.
Ya, Allah akan memberinya jalan keluar tatkala dia dihadapkan kepada sesuatu yang membingungkan. Allah akan memberinya ketepatan dalam mengambil langkah.
Wahai kawanku! Seseorang yang mencintai saudaranya seiman maka dia akan selalu menasehatinya jika dia melihatnya jatuh dalam kemungkaran. Bukan malah menyembunyikan dan membiarkannya. Apalagi mengumbar aib yang ia pun tidak memahaminya. Jangan kamu mencari-cari kesalahan saudaramu. Jika kamu mendapati aib saudaramu, maka tutupilah. Jangan kamu memberitahukannya kepada siapapun sebelum engkau melakukan tastabbut dan menasehatinya.
Wahai kawanku! Buatlah hati kedua orang tuamu bahagia, jangan kamu buat hati mereka sedih dan kecewa apalagi menangis, terlebih kepada ummah-mu. Jangan kamu pancing mereka untuk mengatakan yang kurang baik, “Anak bodoh” misalnya. Kalau ini terucap sewaktu lalu didoakan oleh para malaikat bagaimana? Bisa menjadi anak bodoh sungguhan nanti! Allahul musta’an.
Wahai abah, ummah, tolong didik kami, anak-anak kalian dengan pendidikan syar’i, kami ingin menjadi anak yang saleh.
Mungkin sampai di sini dulu nasehat dan ceritanya. Namanya sebagai manusia, akan selalu mendapati suka dan duka yang datang silih berganti. Dia akan bahagia di tengah kesedihan dan di kala tertimpa duka, Seorang manusia pasti akan mendapatkan semua ini, maka jangan lupa untuk selalu melakukan dua hal: Syukur dan Sabar.
Ya Allah, jauhkanlah Covid-19 dari kami.
Ya Allah, angkatlah wabah ini.
Ya Allah, Engkaulah penguasa bumi…
Ya Allah, Engkaulah yang kami ibadahi…
Ya Allah, jauhkanlah Covid-19 dari negri ini…
Ya Allah, hamba memohon kepadamu ya Rabbi…
Ya Allah, Engkau maha mendengar lagi maha menyayangi…
Ya Allah, berikanlah rasa syukur dalam hati kami…
Ya Allah, tumbuhkanlah rasa sabar dalam jiwa kami…
Ya Allah, kabulkanlah doa kami…
Sekian dariku semoga bermanfaat. Dari Abu Muhammad Ammar bin Hakam Syamlan.