Membina cinta karena-Nya

 

Oleh Abu Muhammad Zain Cilacap, Kelas 1B Takhassus.

Salah satu landasan utama seorang hamba dalam beramal dan beraktivitas adalah mahabbah atau  rasa cinta. Tidaklah seorang insan melakukan suatu amalan, melainkan karena dia mencintai perbuatan tersebut. Baik amal yang dia lakukan itu terkait dengan upaya dia untuk meraih manfa’at maupun menghindari mara bahaya.

Demikian halnya dengan peribadatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ibadah harus terbangun diatas kecintaan kepada kepada Allah. Andaikan ada seorang yang beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala  tanpa dilandasi rasa cinta, maka ibadahnya seolah-olah tidak memiliki ruh dan kekuatan.

 

Hendaknya cintamu karena Allah

Seorang muslim hendaknya melandasi ibadahnya dengan kecintaan yang tulus kepada Allah, dan semangat yang tinggi untuk sampai ke surgaNya. Kondisi yang demikian tentunya akan menumbuhkan antusias yang besar dalam dirinya untuk beribadah.

Secara umum cinta terbagi menjadi dua.

Yang pertama: Cinta yang termasuk bagian dari ibadah

Yaitu sebuah cinta yang membuahkan penghambaan, pengagungan terhadap sesuatu yang dicinta, serta melaksanakan perintah sekaligus menjauhi laranganNya. Dan cinta jenis ini tidak boleh ditujukan kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Yang kedua: Cinta yang pada dasarnya bukanlah ibadah

Seperti cinta kepada sesuatu yang sifatnya biasa, cinta kepad orang tua, cinta kepada anak, keluarga atau yang lainnya.

 

Jadikan semuanya berbuah pahala

Kecintaan yang seperti ini akan berbuah pahala juga jika diniatkan kerena Allah Ta’ala, sehingga tidaklah dia mencintai sesuatu kecuali karena Allah, misalnya sesorang mencintai para nabi dan orang-orang sholeh, yang mendasari cintanya adalah karena Allah mencintai mereka.

Cinta karena Allah adalah wujud kesempurnaan tauhid. Mencintai karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala merupakan satu wujud kesempurnaan tauhid seorang hamba.

Barangsiapa yang mencintai karena Allah Ta’ala, maka seorang hamba akan mencintai apa saja yang Allah Ta’ala cintai. Sehingga dia akan berusaha mewujudkan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala cintai tersebut. Dengan ini akan semakin sempurnalah agamanya.

 

Buktikan cintamu!

Namun cinta itu dibuktikan dengan amal perbuatan, tidak hanya sebatas pengakuan saja, karena kalau cinta itu sebatas pengkuan saja, mungkin semua orang bisa melakukannya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. (QS. Ali ‘Imron: 31).

Pembuktian cinta karena Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah dengan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  dalam semua aspek kehidupan, ucapan, dan amal perbuatan beliau yang terkait dengan pokok agama maupun cabangnya, baik yang tampak maupun yang tidak nampak. Wallahu ‘alam bisshowab..

 

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.